Jeffrey mengaduh kala lengannya kerasa kebas dan mati rasa.
Secara perlahan dia membuka mata, hal pertama yang dia lihat adalah wajah Rachel terlelap-sedikit tertutupi rambutnya.
Rasa kantuk masih mengambil alih tubuhnya namun cowok itu memilih meraba rak meja yang menempel kasur dibandingkan tidur lagi memeluk Rachel yang berada di sampingnya.
Jeffrey berniat mengambil HP untuk memfoto wajah Rachel dari dekat. Tapi setelah diraba, HP nya nggak ada disana.
Hobi Jeffrey yang baru adalah, memfoto segala angle wajah Rachel.
Mengerjap lalu mengucek mata, cowok itu kemudian mengamati Rachel, kembali menikmati pemandangan pertama kalinya. Dirinya membetulkan letak selimut untuk mereka berdua sampai ke batas leher, lalu wajahnya memerah, waw apa yang telah kau lihat bapak Jeffrey.
Balik lagi ke tujuan awal, menikmati pemandangan didepannya ini sambil berandai-andai, andai kemarin malam kejadiannya berbeda, pasti Jeffrey udah tidur sendirian memeluk guling seorang diri karena gagal mencegah Rachel pulang hahahaha.
Rachel bergerak, lalu ia membuka mata samar-samar terdapat sosok manusia berwajah tampan berada tepat didepan matanya.
Jeffrey, lo tuh tau nggak sih kalo lo se indah ini.
Tangan Rachel bergerak naik, mengelus pipi Jeffrey. Hmm lagaknya seperti kawula muda padahal status mah kagak ada.
Jeffrey menyipitkan matanya gemas, “Morning babe.”
Rachel ketawa lalu berhenti mengusap pipi Jeffrey. “What we did last night?”
Jeffrey lalu mengubah posisinya menjadi telentang. “Ga inget sama sekali?”
“Inget sih.”
“You save me.” sahut Rachel. Seriously, last night they just had dry petting, no more.
But Jeffrey absolutely made her reach the stars only with his magic touch.
“Rachel.”
Rachel menunggu lanjutan Jeffrey yang hendak berkata lagi.
“Ayo pacaran.”
Tawa Rachel meledak. “Lo baper?”
Jeffrey mengangguk. “Lo nggak?”
“Gimana ya.” Rachel nggak bisa jawab pertanyaan itu. “Lo ngajak pacaran...apa ngajak main layangan?”
“We care each other, we kiss, we make out, we hangout, we doing everything together.”
Jawaban selanjutnya dari Rachel sukses membuat Jeffrey tertohok. “The important thing is. Are we have same feelings?”
“Udah pas padahal, nggak usah pake pdkt lagi.” jawab Jeffrey.
“Ah udah ah. Masih mabok kali lo.” kata Rachel nggak mau pembicaraannya makin kemana-mana.
“Biasanya cewek yang nuntut, ini malah kebalik.” jawab Jeffrey.
Jeffrey menegapkan badan, dia duduk dan nyender di senderan kasur menimbulkan pergerakan yang menyebabkan Rachel memegangi selimutnya karena melorot di badannya.
Pemandangannya menjadi sempurna karena Jeffrey memamerkan ukiran sixpack yang tercetak jelas sekarang. Jeffrey meraba lehernya lalu ketawa. “Am i your new favorite canvas right now?”
Rachel merasa malu. “Itu semua kerjaan gue?”
“Yeee, kesetanan apa gimana kemaren, lu pikir siapa lagi? Kuntilanak?” sewot Jeffrey.
