11

2.7K 315 28
                                    

Meskipun dilanda kantuk nggak menggoyahkan Rachel untuk memencet keyboard tanpa jeda sedetik pun.

Dug! Dug! Dug!

Awalnya Rachel membiarkan suara samar-samar yang merasuk ke dalam kamarnya.

Dia memasang earphone di kedua telinga nya dan memfull kan volume musik karena tau apa yang selanjutnya terjadi.

“Temen laknat!” Rachel makin frustasi, suara gedubrakan di sebelah kamarnya dan musik yang nggak padu membuat dirinya semakin nggak fokus.

Memilih untuk melepas earphone dan terdiam sebentar untuk menunggu apakah suara itu datang lagi dan ya,

Suaranya makin jelas, keras, dan nggak tau diri.

Dug! Dug! Dug! Suaranya makin cepet dan beruntun.

“A-apaan–hh, Chel??”

“Brengsekkk ngewe mulu, ga pikirin sebelah lo apa hahhhh?????!” maki Rachel.

“Maaf, chel...lo lagi nugas...y-yaah?”

“Kak! Please deh. Decitan kasur lo tuh kenceng banget anjir.”

Terdengar HP Seulgi disaut oleh seseorang yang lagi sama dia saat ini.

“Heh anyinghh, ngapa dah sensi amat...Mau join lu? Sini three some gue jabanin.”

Suara di seberang telepon disturbing banget. Dia refleks menjauhkan speaker dari telinganya.

“Gak waras ya otak lo! Orang mah tau malu minimal Tuy!” kali ini Rachel beneran dibuat kesel sama tingkah jablay satu ini.

Nggak ada jawaban, melainkan hanya desahan terdengar bersahutan.

Klik.

Rachel memutuskan sepihak.

Dirinya menghembuskan napas, kemudian ke dapur untuk membuat hot chocolate supaya bisa membuat fokus nya datang kembali.

Setelah beres ngerjain tugas dan download PPT. Rachel mulai kerjain kuis supaya besok tinggal setor nilai.

Ting!

Rachel melirik HP yang berada di sebelah laptopnya.

Dari Jeffrey.

Rachel memilih untuk menghiraukannya, karena nanggung kalo kuisnya yang tinggal beberapa nomor itu kelupaan.

Rachel memahami soal sambil ngucap, karena dirinya tipe susah paham kalo baca dalem hati.

“Dibawah ini adalah yang dimaksud desain interior yang mengutamakan bahan alami, berkarat, lapuk, dan di rancang menjadi elemen ruang...”

“A. Rustik.”

“B. Modern.”

“C. Minimalis.”

“D. Jeffrey.”

“Kok jadi Jeffrey????!” monolognya.

Tapi dia tetep lanjut ngerjain sampe nomor terakhir, dan buru-buru reply chat Jeffrey.

Jeffrey

gue ada tiket reality club
harus mau

kapan

tanggal 25
di sma kosayu

mau tapi gue chat temen2 dulu mau apa ngga

justru gue cuma ajak lo

ArachellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang