LIMA PULUH DUA

180K 25.8K 24.3K
                                    

Kaget nggak aku update lagi?😋

Cieee seneng yaaaa???? Spill hati biru dong di sini👉🏻👉🏻

Sebelum baca, aku mau sharing sebentar. Berhubung banyak yang bingung sama sistem homeschooling nya Alysha, jadi aku jelasin di sini ya.

Homeschooling, adalah sistem belajar yang mengusung suasana layaknya di rumah. Jadi, homeschooling nggak melulu sekolah di rumah terus gurunya yang dateng yaaa.

Tapi, ada juga yang bersifat komunitas, kayak Alysha gini. Mereka tetep datang ke sekolah dan punya temen sekelas. Bedanya adalah, mereka nggak pake seragam, dan pembelajarannya nggak tiap hari. Biasanya seminggu 3-4 kali. Murid mereka juga terbatas, dari 5-10 siswa per-ruangan (bisa juga lebih/kurang). Ya, bayangin aja kayak bimbel gitulah wkwkwk.

~• Rahasia Kita •~

Happy Reading 🖤
.
.
.
.
.

Pagi hari ini, di ruang makan hanya ada Alysha dan Dika. Sementara yang lain masih sibuk dengan rutinitas masing-masing. Keduanya terlihat fokus dengan makanan masing-masing. Hingga membuat suasana terasa sangat hening.

"Kegiatan lo hari ini apa?" tanya Dika memulai percakapan.

Alysha terlihat berpikir sejenak, lalu menggeleng singkat. "Gak ada. Hari ini gue gak ada kelas."

"Kelas memasak yang lo bilang beberapa hari lalu itu gimana? Bukannya hari ini?"

"Tadinya gue mau bareng kak Sarah, tapi semalem Daniel sakit. Jadi, ada kemungkinan batal," sahut gadis itu dengan wajah cemberut.

Dika tiba-tiba mengeluarkan ponselnya, mengotak-atik benda pipih itu. Kemudian, menyodorkannya ke arah Alysha. "Ada workshop yang dibuka untuk umum hari ini. Lo bisa datang kalo mau," ujar Dika menyarankan.

"Masa iya gue sendiri?"

"Ajak temen-temen lo lah."

Alysha semula diam. Menimang penawaran tersebut. "Iya iya. Nanti gue coba ajak mereka," balas Alysha malas. "Lo sendiri udah packing keperluan buat nanti?"

Dika menggeleng tak acuh. Membuat Alysha mendengus sebal. "Kebiasaan lo itu terlalu santai. Awas kalo nanti lo ngerecokin gue ya?"

Lagi-lagi Dika tak menyahut. Yang ia lakukan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Lo ke sana bareng siapa aja?" tanya Alysha penasaran.

"Perwakilan dari sekolah sih cuma gue sama Reva. Terus Bu Ratih sebagai guru pembimbing."

"Ck, jangan lupa jaga jarak!" ucap gadis itu mengingatkan.

"Iya. Yaudah gue berangkat dulu," ujar Dika sambil bergegas mengambil tas miliknya dan beranjak dari meja makan.

"Giliran diomelin gak mau," cibir Alysha dengan nada menyindir.

.
.
.

Hari demi hari silih berganti dengan begitu cepat. Hingga akhirnya, hari yang di tunggu tiba. Tepat hari ini, Dika akan pergi untuk menjalani tes seleksi penerima salah satu program beasiswa terbesar yang akan diadakan di Bali. Tak tanggung-tanggung, program ini juga melibatkan ratusan siswa berprestasi di seluruh negeri.

Alysha yang ikut membantu dalam proses persiapan, kini kembali mengecek barang-barang yang akan Dika bawa. Memastikan jika tak ada satu barang pun yang tertinggal.

"Udah Sa. Mau berapa kali lagi lo cek?" tutur Dika yang jengah melihat Alysha bolak-balik memeriksa kopernya. "Kalo kayak gini, gue gak bakal berangkat-berangkat."

Rahasia Kita [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang