TIGA PULUH SEMBILAN

238K 27K 11.8K
                                    

~• Rahasia Kita •~

Happy Reading 🖤
.
.
.
.
.

Setelah kembali seusai membuang kertas ulangan tadi, Alysha memilih untuk merecoki Intan yang sedang sibuk di dapur. Ia tidak berani untuk kembali ke dalam kamar. Apalagi setelah melakukan hal konyol yang menjatuhkan harga dirinya tadi.

"Halo Bunda cantik," seru Alysha yang langsung mendudukkan dirinya di kursi bar sambil memperhatikan kegiatan Intan.

"Tapi boong," lanjutnya sembari tersenyum polos yang memperlihatkan deretan giginya. Membuat Intan menatap horor ke arahnya.

"Nggak deh, bercanda. Serius Bunda cantik kok. Tapi lebih cantik Sasa sih," ujar gadis itu kembali sambil memutar kursi yang sedang ia tempati dengan sangat percaya diri.

Intan yang mendengar ucapan tersebut sontak memutar matanya malas. "Kamu sebenernya anak siapa? Bunda sama Ayah kayaknya gak sepercaya diri itu," cibirnya.

"Ck, Bunda sama aja kayak Dika. Gak mau ngakuin anak sendiri. Gak berperi kekeluargaan," timpal Alysha sebal.

"Anak?" tanya Intan bingung.

"Iya, Lilipo. Kura-kura hadiah ulang tahun dari Sasa. Tapi dia gak mau ngakuin."

Wanita dua anak itu menepuk dahinya sembari menggeleng pelan. Tak mengerti jalan pikiran putrinya tersebut.

"Aduh Sa, Bunda sekarang beneran curiga deh. Apa harus Bunda tes DNA kamu?"

"Bunda!" refleks Alysha yang tak terima. Sementara Intan yang melihat ekspresi kesal gadis itu terkekeh kecil.

"Abisnya kelakuan kamu ada-ada aja."

"Udah daripada kamu diem gak ada kerjaan, mending bantuin Bunda bikin pie biar cepet selesai," titahnya sambil menyodorkan adonan yang sudah matang dan buah-buahan untuk topping-nya.

"Emang buat apa Bun? Kok tumben bikin ginian?" tanya Alysha penasaran.

"Bunda sama Ayah mau jenguk tante Arin yang baru pulang dari rumah sakit. Nggak enakkan kalo bawa buah-buahan lagi."

Orangtuanya ini memang super duper rajin. Kalau Alysha, lebih baik mampir ke toko kue daripada susah payah membuatnya. Ciri-ciri generasi millenial yang anti ribet.

"Kamu sama Dika rencananya mau pulang kapan?" tanya Intan.

"Nanti sore."

"Yaudah nanti sekalian kamu bawa buat Papi nya Dika."

"Tanpa Bunda suruh juga Sasa emang mau bawa nanti," sahut gadis itu santai.

"Buat Papi nya Dika. Jangan kamu habisin sendiri," ujar Intan mengingatkan.

"Iya," dengus Alysha sebal. Kemudian mulai menyibukkan diri dengan menata buah-buahan yang telah dipotong ke atas pie yang sudah jadi. Karena terlalu asyik dengan kegiatannya, sampai-sampai ia baru tersadar jika pekerjaan sebelumnya belum selesai. Gadis itu menepuk dahinya sembari merutuki dirinya sendiri.

"Kamu kenapa?" tanya Intan bingung melihat tingkah putrinya.

"Sasa belum selesai beresin kamar," sahut Alysha. Dengan cepat ia menyelesaikan tugasnya, lalu berniat kembali ke kamar.

Baru saja Alysha bangkit dari posisinya, tapi netra coklatnya tak sengaja melihat Dika yang sedang menuruni tangga dengan terburu-buru.

"Mau kemana?" tanya Alysha mendahului Dika yang hendak membuka suaranya.

Rahasia Kita [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang