EMPAT PULUH SATU

228K 25.3K 12.3K
                                    

Absen dulu, dari 1-10 seberapa kangen kalian sama cerita Rahasia Kita???

Oke, udah siap?

~• Rahasia Kita •~

Happy Reading 🖤
.
.
.
.
.

Alysha melangkahkan kakinya dengan sangat lambat di sepanjang koridor yang mengarah menuju bagian depan sekolahnya. Gadis itu tak henti meremas jemarinya gugup. Pikirannya melayang memikirkan seperti apa reaksi Dika nanti.

Ketika tengah sibuk bergelut dengan pemikirannya. Tiba-tiba Alysha dikejutkan oleh getaran dari ponselnya yang ia simpan di saku seragam. Dengan cepat gadis itu mengeluarkan ponsel miliknya. Raut wajahnya terlihat bingung ketika melihat panggilan yang ternyata berasal dari Dika. Tanpa pikir panjang ia segera menjawab telepon itu.

"Ada apa?"

"Kalo lagi jalan jangan sambil bengong. Nanti nabrak tiang lagi."

Mata Alysha sontak membulat, lalu ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Berusaha mencari keberadaan seseorang. Sampai akhirnya ia melihat seseorang di seberang lapangan tengah duduk di sebuah bangku panjang sembari memegang ponsel yang di taruh di sebelah telinga. Lalu menatap ke arahnya.

"Apaan sih, siapa juga yang bengong," sahut Alysha ketus. Walau pada kenyataannya, gadis itu gugup setengah mati. Baru saja ia memikirkan tentang Dika. Namun, dirinya malah bertemu lelaki itu.

"Ada apa lo telepon gue?" lanjutnya.

"Gue masih ada latihan. Lo mau nunggu atau pulang sendiri?"

Mata Alysha langsung berbinar mendengar penawaran Dika. Seperti menemukan jalan keluar dari sebuah labirin yang berliku-liku. "Gue pulang sendiri aja. Gak apa-apa kok," jawabnya dengan semangat.

"Kedengerannya seneng banget lo?"

"Eh? Hehe gak kok bisa aja," sahut gadis itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Langsung pulang, gak usah kelayapan dulu."

"Ck, iya iya."

"Tunggu di depan gerbang. Biar gue yang pesen taksi buat lo pulang."

"Ya ampun Dika, gue bisa sendiri kali. Gak percayaan banget. Janji deh langsung pulang."

"Udah tunggu aja di depan. Biar gue yang pesen."

Gadis itu menghela napasnya jengah. Akhirnya ia memilih untuk menuruti perintah Dika. Setidaknya untuk sekarang ia bisa bernapas lega karena terbebas dari lelaki itu. Walaupun hanya sementara.

"Iya iya."

Setelah memutuskan sambungan telepon tersebut, Alysha segera melangkahkan kakinya menuju ke arah gerbang sekolah tanpa berniat menoleh pada lelaki yang sedang berada di lapangan itu.

Sudah hampir sepuluh menit Alysha menunggu, hingga akhirnya sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depannya. Tak lama kemudian, kaca mobil tersebut terbuka. Memperlihatkan sang pengemudi mobil.

"Dengan mbak kura-kura?" tanya orang tersebut pada Alysha. Membuat gadis itu berkerut bingung.

"Hah?" balas Alysha tak mengerti.

"Pesanan atas nama mbak kura-kura?" tanya pengemudi itu kembali.

"Maaf Mas, mungkin salah orang," sahut Alysha ramah.

Rahasia Kita [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang