SEMBILAN

430K 30.7K 2.9K
                                    

~• Rahasia Kita •~

Happy Reading 🖤
.
.
.
.
.

Alysha berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke kelas setelah guru yang sedang mengajar menyuruhnya mengambil beberapa buku di perpustakaan.

"Kenapa cuma gue yang disuruh? padahal yang hari ini piket bukan gue doang," ujar Alysha kesal. Sepanjang perjalanan bibir ranumnya itu tak henti-hentinya menggerutu. Untung saja kondisi di koridor sedang sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung, jadi semua murid berada di dalam kelas mereka masing-masing. Jika tidak, mereka semua pasti akan beranggapan aneh saat melihat Alysha.

"Tuhan, ini buku kenapa berat banget? Tangan gue bisa berotot kalo gini caranya," gerutu gadis itu kembali.

"Sini gue bantu," ujar seseorang menginterupsi kegiatan Alysha.

Gadis itu seketika menghentikan langkahnya saat merasakan beban ditangannya sedikit berkurang. Terlebih ketika mendengar suara berat yang dikenalinya membuat seluruh tubuh Alysha terasa membeku. Namun tidak dengan hatinya, ia justru merasa hatinya kini menghangat kala iris kecoklatan miliknya itu menangkap sosok Reno di sebelahnya.

"Nggak usah, gue bisa sendiri," tolak Alysha halus. Dengan sekuat tenaga ia menahan diri agar tak salah tingkah di hadapan lelaki itu.

"Nggak apa-apa, cewek nggak terlalu bagus kalo berotot," timpal Reno sambil menahan tawanya. Tadi ia tak sengaja melihat Alysha ketika dirinya baru kembali dari toilet yang berada di lantai bawah dan mendengar semua ocehan gadis itu membuat dirinya terkekeh geli tanpa suara.

Mata Alysha membelalak, ia sudah tak bisa membayangkan seberapa merah wajahnya sekarang. Sangat memalukan!

"Gue nggak mau ngerepotin, biar gue sendiri aja," ucap Alysha berusaha menolak pertolongan Reno. Namun bukan Reno namanya jika dia tidak keras kepala. Tanpa menghiraukan ucapan Alysha, ia berjalan lebih dulu meninggalkan gadis itu di belakangnya.

Alysha yang hanya bisa pasrah akhirnya mengejar Reno untuk mensejajarkan langkah mereka.

"Gue Reno, XI IPA 2," ucap lelaki itu memperkenalkan diri ketika mereka berjalan berdampingan.

'Gue udah tau,' batin Alysha.

"Gue Alysha, XI IPA 3."

"Padahal kelas kita masih satu lantai, kok gue jarang liat lo ya?" tanya Reno yang hanya dijawab dengan gedikan bahu oleh Alysha.

'Bukannya jarang liat, lo aja yang nggak pernah merhatiin orang-orang di sekitar lo,' gerutu Alysha dalam hati.

Padahal sebenarnya mereka sering berpapasan, namun karena tak saling mengenal jadi Reno bersikap biasa saja.

Namun tanpa mereka sadari, sepasang mata memperhatikan interaksi mereka berdua sejak tadi.

"Woyy Dika! lo kok malah diem sih," protes salah satu teman sekelas Dika. Membuat lelaki yang namanya disebut itu mengalihkan perhatiannya yang sedari tadi melihat kearah koridor.

"Tangkap," ucap Dika sambil mengoper bola yang ia pegang pada rekan satu timnya.

Pelajaran olahraga kelas XI IPA 1 hari ini, pak Deni memutuskan untuk bermain bola basket karena mengingat sebentar lagi akan diadakan turnamen bola basket tahunan antar sekolah yang diadakan di sekolah mereka. Itung-itung untuk lebih mengasah kemampuan anak didiknya, karena mayoritas anggota tim basket berasal dari kelas XI IPA 1 dan 2.

"Woahh Dikaaaa!!" Terdengar teriakan dari siswi-siswi IPA 1 yang tengah duduk di pinggir lapangan ketika lelaki itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring, poin terakhir yang berhasil menjadikan timnya sebagai pemenang.

Rahasia Kita [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang