BAB 7

16 5 5
                                    

Shea berlari terbirit-birit. Berkali-kali ia terjatuh hingga kakinya lecet. Celana dan jubah hitam yang Kiezi berikan sobek parah karena tersangkut akar-akar pohon yang begitu besar. Walau sudah berlari begitu jauh, Shea sama sekali tak merasakan lelah karena kekuatan menyerapnya.

Di belakang Shea, tiga ekor serigala raksasa berkepala tiga tengah mengejarnya. Serigala itu berbulu sangat tebal dan berwarna hitam pekat. Seekor serigala mengeluarkan api berwarna ungu. Shea membuat pelindung di belakang tubuhnya lalu pelindung itu menyerap elemen api tersebut.

Shea balas menyerangnya. Kekuatan api itu berhasil ia lipat gandakan sehingga daya serangnya lebih besar. Namun bukannya mati, kepala serigala itu malah bertambah tiga lagi. Bahkan tubuhnya pun semakin membesar.

Shea melongo karena hewan itu semakin diserang malah semakin kuat saja.

Shea hanya bisa melarikan diri dan berharap selamat. Tidak, Shea memang harus selamat demi melindungi satu-satunya keluarga yang saat ini tengah berada di tangan Asmodeus.

Ibunya meminta Shea menjaga adiknya dengan baik. Ibunya berkata kalau Shea harus menyayangi dan melindungi adiknya. Perkataan sang ibu tak akan pernah Shea lupakan. Shea akan melindungi Silla apa pun yang terjadi.

Melawan raja iblis demi membawa adiknya kembali dalam pelukannya pun akan dia lakukan.

Seketika darah Shea mendidih. Tekadnya yang begitu kuat membuat Shea membangkitkan kekuatan darahnya menjadi pedang yang begitu besar. Shea akan mengetes sampai mana kekuatan yang ia punya. Dimulai dengan mengalahkan serigala raksasa yang siap mengeluarkan bola api berwarna ungu.

Tiba bola api terbang ke arah Shea. Shea membuat pelindung besar dan menahan dirinya supaya mampu menyerap serangan sebesar itu. Shea berdesis ketika kakinya bergerak mundur. Ia menancapkan pedang darahnya ke tanah lalu menciptakan pelindung yang lebih besar lagi.

Shea tersenyum lebar karena berhasil menyerap semua serangan besar itu. Ia menarik pedangnya lalu meloncat begitu tinggi untuk menebas semua kepala serigala raksasa itu. Dalam sekali serangan, Shea berhasil menebas dua kepala dari satu ekor serigala. Ketika Shea siap untuk menebas kepala yang lainnya, ekor serigala itu mendorong Shea hingga tubuhnya menabrak batang pohon yang begitu besar.

Shea terbatuk darah. Luka-lukanya berangsur pulih, namun dia terkepung oleh hewan ganas tersebut. Ketiga serigala itu mengangkat kepalanya dengan mulutnya terbuka lebar. Menciptakan satu bola api raksasa hanya untuk melenyapkan seorang manusia setengah iblis seperti Shea.

Mendadak tubuh Shea tak dapat bergerak. Tubuhnya bergetar dengan matanya yang melebar. Seolah pasrah jika ia harus mati dengan serangan besar yang tidak bisa dia serap.

Ketika serangan itu mengarah pada Shea, tiba-tiba bola api itu menghilang dalam sekejap. Di tempat lain yang begitu jauh dari tempat Shea berada, terdengar adanya ledakan besar yang hembuskan anginnya bahkan dapat Shea rasakan.

Tubuh Shea semakin bergetar. Ia tidak menyangka jika hewan-hewan di Dunia Bawah memiliki kekuatan semengerikan ini. Bahkan dengan mereka pun, serangan Shea tadi bukanlah apa-apa.

Shea baru menyadari adanya sosok pria berdiri tegap di hadapannya. Pria itu memakai jaket dan celana jeans berwarna hitam. Membuat Shea berpikir apakah sosok di depannya adalah manusia? Namun ini Dunia Iblis. Kiezi pernah berkata tidak ada manusia biasa yang bisa masuk ke Dunia Bawah. Kecuali jiwanya, itupun untuk dijadikan budak para iblis.

Lelaki itu menoleh ke arah Shea. Karena gelap, Shea tak dapat melihat wajahnya begitu jelas. Sayup-sayup Shea mendengar pria itu menanyakan keadaan Shea. "Kau baik-baik saja?" tanya pria itu yang hanya dijawab anggukan oleh Shea.

Surviving On The UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang