BAB 10

12 3 6
                                    


Kalau kau mengusik hidupku,
izinkan aku menghancurkan hidupmu.

———

"Wah, ada sepasang kekasih berbeda ras di tempat sepi. Apa yang sudah kalian lakukan di sini?" Seorang bidadara dengan tanda warna kuning di dahinya menemukan tempat persembunyian Rey dan Kiezi. Cowok itu langsung menyembunyikan Kiezi di balik tubuh besarnya.

"Eh, bidadara itu." Kiezi tertegun saat tahu siapa yang datang. Bidadara itu tersenyum ramah seolah tujuannya memang bukan untuk memancing pertikaian.

"Perkenalkan, namaku Alamanda. Aku adalah bidadara kuning. Kebetulan aku sering datang kemari untuk melihat-lihat," ucap bidadara itu memperkenalkan dirinya.

Rey memicing curiga. "Untuk melihat-lihat apa?"

"Rey, kau ingat saat kita ketahuan berada di sini oleh ayahku, 'kan? Aku membawamu berteleportasi ke bumi sedangkan aku kembali ke Dunia Bawah bersama ayahku." Kiezi menarik atensi. "Saat aku dan ayahku hendak kembali, kami ketahuan oleh bidadara itu. Dia berjanji tidak akan memberitahu siapapun kalau kita ada di sini saat itu."

"Begitu, ya? Terima kasih karena tidak memberitahu siapapun tentang kami, Tuan Alamanda," seru Rey sedikit melunak mendengar cerita Kiezi.

Alamanda terkekeh. "Kau tidak perlu kaku begitu, Rey. Lagipula, aku ini kakaknya ibumu."

"APA?!" seru Rey dan Kiezi bersamaan.

"Wah, kalian kompak sekali. Memang cocok menjadi pasangan." Alamanda bertepuk tangan entah karena apa? "Bagaimana kabar ayahmu, Rey?"

"Ayah sudah lebih baik," sahut Rey masih dengan perasaan tidak menyangka. "Kalau begitu, bagaimana kabar ibuku? Apa dia baik-baik saja?"

Alamanda terdiam mendengar pertanyaan keponakannya. Ia malah mengalihkan topik pembicaraan. "Kalian sepertinya sangat dekat. Tapi hubungan kalian tidak akan direstui pihak manapun, loh."

"Aku tanya bagaimana ibuku! Masa bodoh dengan restu pihak lain!" Rey berdesis. Tidak peduli walau dia adalah pamannya, Rey merasa ingin membunuhnya saat ini juga. Namun, Kiezi menahannya membuat Rey hanya bisa mengepalkan tangannya kuat. "Apa kabar ibuku?! Cepat katakan!"

"Sabar, Rey. Kalau suaramu sekeras itu, nanti ketahuan, loh. Aku tidak mau bertanggung jawab. Kekasihmu bisa mati ditangan kami semua." Alamanda terkekeh membuat Rey semakin jengkel. "Kabar ibumu, ya? Yang sudah berkhianat dengan Dunia Atas demi cintanya pada seorang manusia? Padahal, ibumu adalah bidadari merah dan jingga. Tapi memiliki dua kekuatan malah membuat dirinya menjadi bodoh!"

Rey tidak tahan lagi mendengar pamannya sendiri menghina ibunya. Ia berlari lalu meloncat. Mengeluarkan kekuatan api dari kedua tangannya. Alamanda mengeluarkan bola cahaya dari tangan kanannya. Dua kekuatan berbeda elemen itu saling beradu.

"Rey!" Kekuatan Rey tak sepadan dengan Alamanda. Kiezi terpaksa mengeluarkan kekuatan angin membuat api yang Rey keluarkan semakin membesar. Tubuh Alamanda terbakar membuat ia menghindar cukup jauh. Walau serangannya kecil, tapi jika kekuatan berbeda dunia itu digabungkan akan menjadi kekuatan yang amat dahsyat.

Apa jadinya anak-anak yang Rey dan Kiezi miliki jika mereka bersama nanti?

"Zi, jangan keluarkan kekuatanmu di sini!" Rey mendekati kekasihnya. Kiezi kembali menekan kekuatannya supaya aura yang ia miliki tidak begitu terasa. Masalahnya, Kiezi tak bisa menahan diri saat melihat Rey kesulitan. "Kau tidak apa-apa, 'kan?"

"Aku tidak apa-apa, Rey. Memangnya kenapa kalau aku memakai sedikit kekuatanku di sini?" Kiezi menggigit bibir bawahnya. Ia sebenarnya takut jika kekuatannya tadi membuat makhluk Dunia Atas sadar akan keberadaannya.

Surviving On The UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang