BAB 15

12 3 5
                                    

"Setelah ini aku tidak akan menantang Kiezi lagi. Aku bersumpah!" Bangun-bangun, Shea berseru demikian. Kapok karena berani menantang duel dengan putri bungsu Asmodeus itu. Kiezi hanya terkekeh melihat wajah ketakutan Shea.

Iris hanya berani berdiri dari jauh. Keberadaannya takut membuat mereka terganggu. Sebenarnya, Iris sangat tidak nyaman tinggal di istana itu. Tahu karena dirinya makhluk Atas, setiap iblis yang tak sengaja berpapasan dengannya pasti akan memberi tatapan meremehkan. Kalau saja Kiezi tidak ada, ia sudah mati di bunuh semua iblis yang ada di sini.

Usai menyembuhkan Shea, mereka pun memutuskan untuk beristirahat. Kiezi menyuruh Iris untuk bergabung. Shea dan Gio merasa tak masalah. Lagipula saat mendengar cerita Iris tentang seseorang yang sedang ia cari, mereka pun turut prihatin dan siap membantunya.

"Asmodeus itu keji! Aku akan membunuhnya hingga ia benar-benar lenyap dari pandanganku!" seru Shea seolah-olah lupa jika Kiezi adalah putrinya. Membuat Gio dan Iris melirik gadis itu untuk melihat seperti apa ekspresinya.

Ekspresi Kiezi begitu dingin. Namun, Iris tahu jika Kiezi memikirkan banyak hal. Ia harus melawan keluarganya sendiri. Entah apa alasannya sampai gadis itu memilih membantu Shea dan Iris yang jelas-jelas adalah orang asing. Tak ada yang mengerti apa yang gadis itu pikirkan.

Akhirnya, Shea dan ketiga temannya memutuskan untuk menyusun rencana. Kiezi masih belum tahu di mana ayahnya menyembunyikan Silla. Pastinya ada tempat khusus untuk mengurung gadis itu. Sampai saat ini, mereka masih merasa buntu.

Di tengah-tengah penyusunan rencana, mereka dikejutkan ketika ada api hitam menyerang ke arah mereka. Shea dan yang lainnya menghindar saling berpencar. Baru saja dibicarakan, Regard Asmodeus datang dengan ratusan anak buahnya. Nyatanya, Regard memiliki usia yang panjang.

Sebenarnya, Gio merasa aneh karena Asmodeus bisa masuk ke dalam kerajaan dengan mudahnya. Pria itu celingak-celinguk karena tak ada seorang penjaga yang berniat menyerangnya.

"Pantas saja telingaku terasa panas. Ada yang membicarakanku ternyata." Regard memasang wajah sok sedih. Ia memperhatikan satu-persatu keempat bocah ingusan di hadapannya. "Ada dua manusia iblis, satu iblis murni, dan wah, ada seorang bidadari biru? Mengejutkan!"

Regard bertepuk tangan, ia memasang wajah gemas seolah-olah tengah melihat anak kecil memberinya ekspresi lucu. Iris sangat bergidik karena Regard berekspresi seperti itu saat ia sedang menatapnya. Gio dan Shea memberi ekspresi jijik. Mereka jadi teringat Raja Lucifer yang ternyata sebelas dua belas menyebalkannya. Sedangkan Kiezi hanya melongo karena baru melihat sang berekspresi seperti itu.

"Ayah sinting! Sebenarnya anakmu itu siapa hah?!" Kiezi cemburu. Bagaimanapun juga, Kiezi tak pernah dimanjakan oleh ayahnya. Ia hanya memberinya ekspresi dingin dan mengerikan. Memberi pujian pun sangatlah jarang.

Regard berdecih tak peduli. Jelas membuat Kiezi merasa sakit hati. Ia merasa mantap untuk membunuh ayahnya saat ini juga.

Kiezi meloncat, ia mengeluarkan api hitam dari mulutnya. Gadis itu mengarahkannya pada sang ayah. Namun, serangannya dipatahkan oleh kekuatan es milik seseorang. Ya, itu adalah kekuatan milik seorang kakak yang dulunya begitu peduli padanya. Dia adalah Rez Asmodeus.

Kiezi mendarat dengan sempurna. Mata merahnya membulat saat pandangan mereka saling bertemu. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan tangis dan rasa sesak karena rasa rindunya pada sang kakak. Namun, melihat tatapan dingin itu, Kiezi seakan dihantam rasa sakit yang bertubi-tubi.

Regard tersenyum miring. Putrinya tampak tak berdaya hanya karena kakak kesayangannya tidak pernah lagi membelanya. Ia pun memberikan sebuah penawaran yang membuat Shea terkejut. "Aku membawa adikmu, Shea Mammon. Bagaimana kalau kita melakukan barter? Aku akan mengembalikan adikmu, dan kau serahkan anak nakal itu padaku."

Surviving On The UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang