BAB 8

10 3 0
                                    

"Ah, anak itu lagi? Kupikir kau telah berjanji untuk tidak bergaul dengan anak seperti dia, Kiezi." Regard Asmodeus tersenyum kecil. Lain dengan mata merahnya yang mengkilat marah. Ia mengendalikan tombaknya supaya kembali pada genggamannya.

Kiezi mengeraskan wajahnya. Sudah 3 tahun Kiezi tidak melihat keadaan ayahnya. Ia adalah sosok yang Kiezi takuti sekaligus ia benci. Regard rela menghalalkan segala cara supaya apa yang diinginkannya terwujud.

Rey tidak menyangka jika ayahnya Kiezi akan mengetahui keberadaan mereka. Namun karena sudah ketahuan, Rey akan berusaha untuk melindungi Kiezi walau ia tahu jika kekuatannya tak akan bisa ditandingi.

Kiezi menghindar ketika ayahnya mengarahkan tombak itu padanya. Kalau saja Kiezi gagal menghindar, tubuhnya akan menjadi abu dalam sekejap. Ayahnya sudah tidak peduli jika Kiezi harus mati. Karena sudah terlalu banyak membangkang, Regard sudah tak bisa menahan diri untuk menghabisi putrinya sendiri.

Rey mengeluarkan kekuatan darahnya. Dengan cepat ia melesat untuk menebas tubuh Regard dari dekat. Namun ketika pedang itu mengenai dada bidang Regard, benda tersebut malah patah berkeping-keping.

Rey menghindar lalu mengarahkan serpihan darahnya untuk menyerang Regard. Melihat serangan yang menurutnya lemah membuat Regard tersenyum miring. Ia mengeluarkan kekuatan anginnya membuat serpihan darah Rey menancap ke berbagai benda di ruangan itu.

Baru memakai sedikit kekuatannya, Rey sudah terengah-engah. Di Dunia Iblis, kekuatan Rey kian melemah. Ia tak bisa menyerap energi Dunia Bawah karena energinya jelas berbeda dengan kekuatannya.

Kiezi khawatir karena Rey tidak dapat maksimal dalam menggunakan kekuatannya. Ia mengeluarkan api hitamnya, lalu ia arahkan pada Regard yang menanti untuk diserang putrinya.

"Jadi seperti itu caramu bertarung, Zi? Yang benar seperti ini!" Regard menarik kaki kanan Kiezi lalu membanting putrinya dalam sekali sentakan. Gadis itu menjerit kesakitan dengan mulutnya yang mengeluarkan banyak darah.

Karena Regard memasang pelindung di sekitar, lantai tempat Kiezi terbanting tak menimbulkan bekas hantaman. Walau begitu, daya serang yang Kiezi terima membuat hampir seluruh tulangnya patah.

Rey mengeluarkan apinya, menyerang Regard dari belakang. Regard yang sadar diserang diam-diam menendang perut Rey hingga tubuhnya terpental mengenai pintu. Regard bersiul cukup takjub karena Rey dapat mengeluarkan dua kekuatan. Karena yang Regard tahu, satu bidadara atau bidadari dilahirkan hanya dengan satu kekuatan saja.

Regard menghampiri Rey yang tidak berkutik di tempatnya. Kaki Regard mengangkat dagu Rey supaya menatapnya. Ia menelisik setiap inci tubuh Rey dengan mata merahnya.

"Kiezi, apa yang kau lihat dari pemuda ini? Padahal, laki-laki yang aku sediakan 1000 kali lebih baik daripada dia," ejek Regard pada kekasih putrinya. Kedua mata Rey membulat saat mendengar pria yang ayahnya siapkan untuk Kiezi. Apa Kiezi sedang dijodohkan pada seseorang?

Tubuh Kiezi dilingkupi kelopak mawar merah. Perlahan-lahan semua luka yang diterimanya sembuh. Ia kembali berdiri tegap, menatap sang ayah dengan mata merahnya yang bersinar terang.

"Jangan berani menyentuh, Rey," desis Kiezi melotot tajam. Sebuah tanaman berupa bunga lonceng dengan batangnya yang berduri hitam dan tajam tumbuh di belakang tubuh Kiezi. Untuk pertama kalinya Kiezi membangkitkan kekuatan mengendalikan tanaman yang ibunya turunkan. Membuat Regard menatap putrinya tak percaya.

"Tanaman itu ...." Mata Regard membulat ketika putrinya berhasil menciptakan sebuah tanaman yang mengingatkan ia pada istrinya yang sudah tiada.

Bunga Lonceng itu bergerak menerkam Regard. Dengan gesit pria itu menghindar. Tumbuhan itu kembali menyerangnya. Regard dengan cepat mengarahkan tombaknya lalu menusuk tanaman itu dengan senjatanya.

Surviving On The UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang