•12 tweet•
"Hyunsuk"
Hyunsuk menoleh ketika seseorang memanggil namanya, itu katingnya, Lee Byounggon.
Byounggon berjalan menghampiri Hyunsuk, lalu menyerahkan beberapa kertas padanya. "Ini apa kak?" Tanya Hyunsuk heran.
Bukannya menjawab, Byounggon malah berlalu begitu saja, meninggalkan Hyunsuk yang masih bingung dengan kertas-kertas digenggamannya. Segara dia lihat dan baca kertas-kertas tersebut.
Ah, itu daftar nama mahasiswa baru yang berada di jurusannya, dia yakin bahwa Byounggon menyuruhnya untuk mendata maba-maba tersebut, Hyunsuk kemudian berlari pelan menuju lapangan dimana para maba sedang diceramahi oleh beberapa senior disana.
Saat sedang fokus melihat para maba, matanya menangkap seseorang yang berdiri dibelakang tangga dekat kantin, sangat jauh tapi orang itu terlihat karena memakai hoodie hitam. Sebenarnya Hyunsuk tidak terlalu mencurigai, tapi...
Orang itu menatapnya.
Ketika Hyunsuk berjalan ke sisi sebelahnya, arah pandang orang itu pun tetap padanya, bahkan posisinya juga berubah menghadap kearahnya.
Hyunsuk merasa seperti diawasi, dia juga risih akan tatapan orang itu, badannya terkejut saat tiba-tiba ada tangan yang merangkul bahunya.
"Yo, Hyunsuk!"
Dari suaranya Hyunsuk sudah tau siapa orang yang merangkulnya secara tiba-tiba, "Ngapain? Gue lagi kerja, gausah ganggu ya hoon."
Jihoon, atau orang yang merangkul Hyunsuk cengegesan tak jelas lalu menepuk bahu Hyunsuk berkali-kali, "Sok sibuk banget lo, nanti kantin gak?" Tanya Jihoon.
Hyunsuk nampak berpikir-pikir lalu mengangguk, membuat Jihoon memberikan jempol kearahnya lalu berlari pergi kearah gedung fakultasnya.
Bayangkan, untuk apa Jihoon yang bernotabene anak musik berada di kawasan gedung fakultas anak hukum? Apalagi menemui Hyunsuk untuk pergi ke kantin bareng, padahal jelas-jelas kantin mereka berbeda. Memang, Jihoon orangnya susah ditebak.
Hyunsuk baru menyadari sesuatu, ia alihkan matanya menatap seseorang berhoodie hitam tadi yang sekiranya masih berada dibawah tangga, tapi nyatanya tidak ada siapapun disitu.
'Kemana dia pergi?', batin Hyunsuk.
Hyunsuk kemudian menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada kertas-kertasnya, saat sudah selesai, dia merasakan ada getaran dari saku almamaternya. Hyunsuk mengambil benda yang berada didalam saku almamaternya tersebut, itu ponselnya dan terdapat beberapa pesan dari seseorang.
Setelah membalas pesan-pesan tersebut, Hyunsuk kembali memasukkan ponselnya kedalam saku almamaternya lalu berlari pergi menuju gedung fakultasnya.
•12 tweet•
"Permisi, paket"
Hyunsuk membuka pintu rumahnya dan mendapati seorang kurir sedang tersenyum menatapnya dengan sebuah barang digenggamannya.