•12 tweet•
Yoshi membuka matanya secara perlahan. Kepalanya bergerak menoleh kearah kanan, ada Junkyu, Jeongwoo, dan juga Haruto yang sepertinya sedang beradu mulut.
"Masa gak tau sih? Kan kak Junkyu satu univ sama kak Yoshi"
"Ya emangnya harus tau? Lo juga, lo kan satu spesies sama Yoshi, sama-sama made in japan. Kan kalian juga deket pasti tau lah!"
"Engga ya! Kan itu privasi orang, yaa mana gue tau!"
"Kalau tau itu privasi orang ngapain nanya gue?"
"Ya kan kak Junkyu satu univ sama kak Yoshi"
"Wah... Lo minta di cekek ya!" Junkyu udah ancang-ancang mau nyekek Haruto, tapi tangannya ditahan sama Jeongwoo.
"Udah kak, masa cekek-cekekkan di rumah sakit? Mending di lapangan aja, asal lo tau nih ya, gue-EHHH KAK YOSHI UDAH SADAR!"
Junkyu sama Haruto langsung nengok kearah Yoshi yang lagi natap mereka bertiga, mereka bertiga langsung aja dateng ke hadapan Yoshi.
"Gimana kak? Udah mendingan?" Tanya Jeongwoo, Yoshi cuma ngangguk, dia masih agak lemes.
"Asahi? Dimana?" Tanya Yoshi, ketiganya saling melirik satu sama lain lalu menggeleng lemah, Yoshi yang mengerti apa maksud dari gelengan itu menunduk.
Hening sesaat, Junkyu mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada Yoshi, "Yosh, emm... Itu.... Orangtua lo gak dihubungin? Gue sama yang lain gak tau nomornya."
Tatapan Yoshi berubah datar, "Enggak usah." Jawabnya dingin.
Jeongwoo menyenggol lengan Junkyu kemudian berbisik, "Kayaknya ortunya di jepang deh, jadinya engga bisa dateng."
Junkyu cuma ngangguk aja, dia melirik jam tangannya sebentar lalu dengan cepat membereskan barang-barangnya, "Yosh, gue duluan ya. Ada urusan keluarga."
Yoshi cuma mengangguk, Junkyu langsung saja pergi dari dalam ruangan. Haruto dan Jeongwoo kemudian duduk disofa depan ranjang Yoshi.
"Kalian gak sekolah?" Tanya Yoshi, keduanya saling bertatapan lalu tersenyum tanpa dosa kearah Yoshi. Yoshi yang mengerti senyuman itu hanya menggelengkan kepalanya sambil mendengus pelan.
"Kalau bolos terus, gimana bisa sukses coba." Ujar Yoshi.
Jeongwoo menggeleng, tidak terima ucapan Yoshi.
"Gimana kalau bolosnya ke perpustakaan?"
"Mustahil banget lo ke perpus, baru sampe depan perpus juga udah mual-mual alergi buku." Ini bukan Yoshi yang jawab, tapi Haruto. Dan Jeongwoo cuma senyum kikuk lalu mengusap lehernya pelan.
Tok tok
Suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka bertiga, Haruto kemudian beranjak dari duduk, "Biar gue aja yang buka."