•12 tweet•
Haruto menatap tak minat kearah papan tulis, dia memutar-mutar pulpennya sambil sesekali mencoret-coret bagian belakang bukunya.
Bahkan ketika bel pulang berbunyi dia masih enggan beranjak dari tempat duduknya, dia masih melakukan kegiatannya itu didalam kelas yang kosong.
Ting!
Suara notifikasi ponselnya membuat dia mau tidak mau menghentikan kegiatannya dan membuka ponselnya.
#124
|aku udah sampe ditempat janjian kita
|kamu dimana? aku takut:(tunggu sebentar|
Setelah membalas pesan tersebut, Haruto buru-buru membereskan barang-barangnya lalu melangkah keluar kelas dengan tas yang tergantung dilengan kirinya kemudian berjalan cepat kearah gedung belakang sekolahnya.
Sesampainya disana, Haruto langsung saja masuk kedalam gedung tersebut, didalam sana dia bisa melihat seorang perempuan yang sedang berdiri diam sambil membelakangi. Mendengar adanya suara langkah kaki, perempuan itu membalikkan badannya, raut wajahnya yang tadi terlihat kesal mulai ceria melihat Haruto berjalan kearahnya.
"Lama banget sih? Takut tau disini. Ngapain kamu ngajak ketemuan disini?"
Haruto menepis tangan perempuan itu yang baru saja memegang lengannya. 'Ih apaan sih anjir pegang-pegang, geli banget. Untung mata lo bagus.' Batin Haruto.
"Eh siapa nama lo tadi?" Tanya Haruto, perempuan didepannya mengerucutkan bibirnya, "Masa lupa? Aku May."
"Oh iya, bentar," Haruto mengambil sesuatu dari dalam tasnya, setelah mendapatkannya dia memberikan sepotong coklat tersebut kepada May.
"Buat aku? Ihh makasih." Jawab May senang, dengan nada malu-malunya.
Haruto hanya tersenyum paksa kemudian mengubah raut wajahnya menjadi datar lagi, "Makan cepet."
"Eh? Oke." May mulai membuka bungkus coklat tersebut lalu memakannya, awal-awal terasa manis, namun saat dipertengah kepalanya pusing, dan seketika dia tak sadarkan diri.
•12 tweet•
Haruto berjalan masuk kedalam apartemennya dengan sekantong plastik digenggamannya.
Dia menutup pintunya lalu menaruh plastik digenggamannya keatas pantry. Haruto mencuci tangannya di wastafel kemudian menyiapkan panci serta barang-barang untuk memasak.
Gini-gini juga dia itu pinter masak tau.
Sambil menunggu daging-daging yang sedang direbus, Haruto berjalan kearah ruang tamu lalu berhenti didepan lemari kaca besar. Dia membuka lemari tersebut lalu mengambil satu toples kaca dan membukanya, Haruto memasukkan sebuah bola yang berada dalam kantong jaketnya kemudian menutup toples kaca itu. Dia menaruh kembali toples kaca digenggamannya kedalam lemari kacanya lalu menutup lemarinya.