Jika suatu saat kau mendengar kabar bahwa aku telah jatuh cinta lagi,
Percayalah bahwa untuk melaluinya,
Aku harus melalui ribuan malam berharap kau akan kembali;
Dan ribuan kali kecewa ternyata kau tak kunjung ada.
Kehilangan bukan sebuah hal yang sederhana bagi seseorang. Tidak ada satu orangpun yang ingin merasakan kehilangan dalam hidupnya.
Entah itu karena kematian atau keadaan.
Orang yang pernah kehilangan mungkin akan merasakan sebagian hidupnya juga akan hilang. Ikut pergi bersamaan dengan seseorang yang berarti bagi hidupnya.
Kenangan, kebahagiaan, keceriaan, kemarahan, bahkan kekecewaan yang selalu kau lakukan bersamanya, akan tetap tinggal dan hidup menyiksa pikiranmu walaupun sosok orang itu sudah tidak lagi ada hidup bersama denganmu.
Kau perlu waktu untuk sembuh, kau perlu ikhlas untuk melepas.
"Kyungsoo sebelah sini" panggil seorang laki-laki yang sudah duduk manis di sebuah restoran jepang kepada sosok laki-laki yang disapanya Kyungsoo.
Pria itu tersenyum ketika sosok pria bermata bulat itu menghampiri meja yang sudah ia pesan.
"Jauh ya?" Laki-laki itu bertanya kepada Kyungsoo. "Sorry ya" lanjutnya penuh sesal
Kyungsoo tersenyum sambil menarik kursi dan duduk di hadapan pria besar itu. "Nggak juga. Aku juga udah lama mau nyoba makan disini"
"Benarkah?" Pria besar itu kegirangan, matanya berbinar karena mendengar jawaban Kyungsoo.
"Hmm" jawab Kyungsoo masih mempertahankan senyumnya.
"Kalo begitu, kita pesan yang banyak!" Ujar pria itu bersemangat. "Oh iya, ayo kita bungkus buat Mama sekalian. Gimana?"
"Tentu.."
Mereka berdua mulai memesan beberapa hidangan untuk mereka dan untuk dibawa pulang. Sambil menunggu pesanan mereka selesai, mereka berdua terlibat pembicaraan-pembicaraan kecil.
Senyum Kyungsoo tidak pernah lepas dari bibirnya. Lengkungan senyum itu selalu terlihat indah, masih sama seperti dulu.
Senyum itu pula yang menjadi daya tarik Kyungsoo untuk pria besar di hadapannya.
Pria itu selalu bisa membuat Kyungsoo tertawa dengan candaannya, penampilannya yang sekarang terlihat berbeda dari sebelumnya, dengan setelan jas rapi ciri khas pemimpin sebuah perusahaan besar, tidak cocok dengan semua humor yang selalu ia lontarkan untuk Kyungsoo.
Setelah menyelesaikan makan siang yang terlampau telat itu, mereka berdua memutuskan untuk pergi atau lebih tepat pulang ke rumah Kyungsoo.
Selama perjalanan, hanya ada obrolan ringan. Tidak ada lagi humor yang berlebihan keluar dari mulut pria yang sedang fokus menyetir.
Setibanya di kediaman Kyungsoo, mereka berdua masuk bersamaan. Keadaan dalam rumah terlihat sepi dan.. gelap.
Kyungsoo bahkan harus berjalan berhati-hati agar tidak menabrak prabotan-prabotan rumahnya.
Tak!
Lampu rumah itu seketika menyala dengan terang. Dan dari arah belakang mereka terdengar suara nyanyian.
Lagu yang dibenci Kyungsoo.
Lagu Ulang Tahun.
Sosok bermata bulat itu hanya tertegun, diam tidak memberikan reaksi apa-apa. Sampai seluruh lagu itu selesai dilantunkan oleh orang tua, sang kaka, dan tiga sahabat Kyungsoo serta seorang wanita cantik yang juga ikut tersenyum tidak kalah dari yang lain. Tapi ia masih tetap diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(Boy)Friend!?
Short Story"Jatuh cinta diam-diam berarti harus ikhlas merasakan rasa itu sendirian. Pedih, tapi paling tidak kita bisa belajar mencintai seseorang" - PCY "Belum ada istilah yang tepat untuk menggambarkan hubungan kita. Lebih dari sekedar sahabat tapi tak bisa...