Suasana sekolah terlihat lebih riuh dari biasanya. Para murid kelas 1 dan 2 dibebaskan dari pelajaran untuk hari ini. Sehingga banyak dari mereka yang bermain di lapangan atau bahkan duduk santai bersama gerombolan geng anak sekolah seperti biasanya. Dan banyak juga murid yang memilih mengisi perutnya di kantin sekolah.
Sedangkan di lain tempat, anak kelas 3 sedang berkumpul untuk mengikuti pengarahan pelaksanaan ujian akhir yang akan di laksanakan mulai senin depan.
Semua anak kelas 3 memperhatikan dengan seksama, ada yang memperhatikan dengan ekspresi patuh, ada yang ekspresi cemas, ada juga yang merasa bodo amat dengan ujian akhir.
"Ini kapan kelarnya sih, laper gue" gerutu Sehun entah yang sudah ke berapa.
Tak lama berselang Sehun menggerutu, ia kembali mengeluarkan keluhan lainnya. "Aduh lama nih, ngantuk gue!"
"Diem!" Gemas Luhan yang duduk disebelahnya.
Wajah Sehun menekuk, bibirnya ia majukan sedikit tanda ia sebal.
Baru saja Chanyeol ingin membuka mulutnya ingin ikut berkomentar, mata Kyungsoo sudah memberikan tatapan yang mematikan yang sukses membuat mulutnya tertutup rapat kembali sambil mengangguk patuh.
Acara seperti ini memang menjadi tradisi untuk anak-anak kelas 3 yang akan menghadapi ujian akhir mereka, yang tentu saja akan menentukan hasil akhir dari panjangnya perjalanan mengemban pendidikan di tingkat atas selama tiga tahun.
Acara yang menurut Sehun membosankan itu tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, hanya pengarahan tentang ujian akhir yang setiap tahun sistemnya mungkin saja ada perubahan, tidak pernah ketinggalan bagian sakral yang selalu ada yaitu wajengan dari kepala sekolah yang sungguh menyita waktu untuk mendengar kalimat yang diulang-ulang dari pria paru baya yang lengkap dengan kumis sangar dan kacamata yang selalu setia bertengger dibatang hidungnya.
Waktu sudah menunjukan pukul satu siang, keadaan sekolah mereka sudah sepi karena anak-anak kelas satu dan dua sudah diberikan izin pulang sekolah sekitar satu jam yang lalu.
Sehun berjalan beriringan dengan Chanyeol dengan lunglai, kakinya seperti tidak ada tenaga lagi untuk berjalan. Wajahnya sudah menjelaskan seberapa lelahnya ia sekarang.
kalau dipikir lagi, lelaki berkulit putih pucat itu tidak melakukan hal apapun yang menguras tenaganya.
Chanyeol berani bertaruh jika Sehun lebih suka dihukum lari lapangan bersama dirinya daripada harus duduk berjam-jam mendengarkan kalimat-kalimat yang tidak bisa diterima otaknya.
Bruk!
Tubuh besar Sehun tiba-tiba terjatuh dengan lututnya masih sebagai tumpuan. Luhan dan Kyungsoo yang berjalan didepan mereka lebih dahulu jelas saja langsung menghentikan langkah dan berbalik melihat suara yang cukup keras tadi.
Tidak ada yang berniat menghampiri atau bersuara diantara mereka bertiga yang sedang memandang Sehun bingung. Jelas saja bingung bagaimana tidak, laki-laki bertubuh bongsor itu memang terjatuh tapi tidak pingsan. Kesadarannya jelas 1000% masih ada, dia sehat wal afiat. Cuma wajahnya menunjukkan ekspresi memohon yang terlihat menyedihkan.
"Chan!" Sehun dengan tiba-tiba memanggil nama Chanyeol sambil menyambar tangannya dengan cepat.
Mata besar Chanyeol mengerjap dan ia masih bergeming.
"Gendong gue!" lanjut Sehun dengan nada memelas.
Chanyeol menyentak tangan Sehun yang mencengkeramnya, namun nihil. Cengkraman itu lebih keras. "Apaan!" ujarnya tidak terima.
"Plis!" Sehun masih memohon
Chanyeol masih meronta mencoba melepaskan tangan Sehun. "Ogah!" ujarnya setelah cengkraman Sehun berhasil terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(Boy)Friend!?
Short Story"Jatuh cinta diam-diam berarti harus ikhlas merasakan rasa itu sendirian. Pedih, tapi paling tidak kita bisa belajar mencintai seseorang" - PCY "Belum ada istilah yang tepat untuk menggambarkan hubungan kita. Lebih dari sekedar sahabat tapi tak bisa...