Maaf jika banyak typo 🍎
☊☊☊
"Menikahlah dengan Suho,"
Ucapan itu terus teringat di kepala Irene.
Beberapa kali terlihat jika perempuan Bae itu menghela nafasnya. Ia menatap ke sekeliling yang begitu ramai akan orang-orang yang berlalu lalang.
Kakinya melangkah menuju sebuah kafe yang cukup sepi. Ia masuk, kemudian duduk untuk memesan kopi.
"Iya, aku nanti kesana." Ujar manis seorang perempuan dengan telepon genggam yang ditempelkan pada telinganya.
Irene hanya menatapnya sebentar, sampai perempuan itu keluar. Entah kenapa ia seperti familiar dengan perempuan itu.
Pesanannya datang, ia pun akhirnya meminum kopi itu dan kembali fokus pada pikirannya.
Semua ucapan ibu Bae itu terbukti benar. Irene juga sudah menyadarinya. Tetapi masalahnya, ia belum bisa melupakan Sehun. Selain itu, ia juga tak yakin jika Suho memiliki perasaan lebih padanya.
"Loh? Kak Irene kan?" Seseorang menghampirinya.
Irene mengangguk, membuat orang itu tersenyum.
"Boleh duduk?"
"Silahkan,"
Orang itu tersenyum dan duduk dihadapan Irene.
"Apa kabar kak?" Tanyanya basa-basi.
"Baik kok," ujar Irene.
"Aku dengar, kakak nikah sama CEO muda itu ya? Siapa sih namanya......" Pemuda ini tampak mengingat-ingat.
Irene menunduk, mencoba kuat untuk menahan siksaan dari ingatan tentang pernikahannya. Masih membingungkan kenapa Sehun bisa Setega itu padanya.
"Oh Sehun! Iya, itu namanya kan?" Ujar pemuda itu dan hanya diangguki Irene.
Menyadari ekspresi wajah Irene, membuat pemuda bernama Kim Taehyung itu mengerutkan alisnya.
"Kakak baik-baik aja kan?" Tanyanya.
Irene tersenyum tipis. "Aku gagal menikah dengannya," ujarnya begitu tenang meskipun dalam hatinya tak ingin mengeluarkan pernyataan pahit ini.
Taehyung menelan ludah. Merasa tak enak karena telah membahas hal yang terasa menyakitkan.
"Maaf kak...." Ujarnya meraih tangan Irene. "Aku nggak tahu," lanjutnya.
Irene mengangguk dan mengusap tangan Taehyung. "Gak apa-apa." Ujarnya tenang sambil tersenyum.
☊☊☊
Suho terduduk dengan gelisah di sofa ruangannya. Ia bahkan sampai menggigit beberapa jarinya. Pikirannya berkecamuk saat ia baru saja selesai meeting tadi.Pintu ruangannya terbuka, menampakkan sosok pria bertubuh tinggi yang telah memiliki istri. Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.
Chanyeol duduk disampingnya dan menepuk pundaknya pelan. Ia tahu Suho sedang kenapa.
"Menurutku, jangan buruk sangka." Ujar Chanyeol. "Bisa saja itu bukan siapa-siapanya, mungkin itu teman lamanya," imbuhnya.
Yap! Benar, tadi dalam perjalanan kembali ke kantor, Suho melihat Irene sedang di kafe bersama seorang lelaki. Hal itu yang membuat Suho jadi seperti ini.
"Pikir positif aja," Chanyeol menenangkan temannya ini.
"Tapi Yeol...."
"Dulu Wendy juga begitu, dan kita jadi salah paham" potong Chanyeol.
Suho kini menatap lelaki Park itu. "Masalahnya beda Yeol, kamu sama Wendy punya hubungan yang jelas, sedangkan aku?" Suho menjeda ucapannya.
"Aku dan Irene hanya sebatas teman. Teman Yeol," Suho kembali mengalihkan pandangannya.
Chanyeol ikut menghela nafas. Benar, cemburu tanpa ikatan itu lebih menyakitkan dibandingkan mengetahui pasangan berkhianat. Chanyeol hanya bisa diam saat ini. Ia berfikir bagaimana agar Suho merasa tenang terlebih dahulu.
Sedangkan Suho sendiri bahkan tak bisa berfikir. Entah kenapa rasa cemburu dan kekhawatirannya itu sangat berlebihan, seperti ingin hanya dia yang memiliki Irene.
"Ho," panggil Chanyeol, dan Suho hanya menoleh.
"Bukannya lebih baik kamu pastikan sendiri?" Ujarnya.
Suho mengerutkan alisnya.
"Iya,.... Maksudku, bukan lebih baik kalau kamu menemui Irene dan minta penjelasannya?" Ujar Chanyeol dengan hati-hati.
Suho tampak memikirkan ucapan Chanyeol.
"Tapi Yeol, aku nggak berhak-"
"Nyatakan perasaan mu!" Potong Chanyeol tegas. "Tunjukkan jika dirimu pantas, Ho!" Ujarnya gemas dengan sikap Suho yang seperti ini.
"Sudah cukup dengan jiwa pengecut mu selama ini!" Chanyeol tampak geram.
Kata-kata itu cukup menusuk di hati Suho. Benar, Chanyeol sangat benar. Ia terlalu pengecut selama ini.
"Jadi Ho, kamu nggak akan rela kehilangan Irene lagi kan?" Chanyeol menepuk bahu Suho.
"Egois Ho! Kali ini kamu harus egois!" Ujarnya sambil menepuk kuat kedua bahu Suho.
"Kelamaan!" Chanyeol tampak muak, kemudian menyeret Suho untuk menuju ke parkiran.
ToBeContinue 🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandaran-end
Fanfiction☊☊☊ ✔ Sesuatu yang dibutuhkan ketika lelah adalah istirahat. Tapi jika yang lelah adalah perasaan, maka yang dibutuhkan adalah sandaran. "Kenapa tidak berhenti saja?" "Ingin, tapi tak bisa" "Huh..... aku juga ikut lelah melihatmu seperti ini" "Maaf...