Maaf jika banyak typo🍎
☊☊☊
Apa yang kalian rasakan saat melihat orang yang telah kalian beri perasaan sepesial sedang bersama orang lain? Memang sakit rasanya, tetapi lelaki Kim ini mampu menahannya.
Seseorang menepuk pundaknya dan membuat lelaki Kim itu menoleh.
Sang pelaku tersenyum dan membuatnya ikut tersenyum juga. Senyum tipis untuk perempuan yang telah membuat jantungnya berdetak semakin cepat.
"Udah lama?" Tanyanya.
Suho menggeleng. "Ada apa?" Tanyanya.
Perempuan yang tak lain adalah Irene itu meletakkan tasnya, kemudian mengeluarkan sesuatu.
"Menurut kamu, bagus yang mana?" Tanyanya.
Suho mengerutkan dahinya. Bingung menatap beberapa kertas dengan warna dan desain yang berbeda-beda di atas meja tersebut.
"Undangan?" Pria itu kini menatap Irene.
Yang ditatap mengangguk antusias. Tampak bahagia tanpa menyadari jika laki-laki didepannya bahkan susah untuk tersenyum tulus.
"Buat apa?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Suho meskipun pikirannya sudah tahu apa yang akan terjadi.
"Itu undangan pernikahan aku sama Sehun," ujar Irene senang.
"Selamat ya," Suho tersenyum tipis.
"Makasih ya Suho...." Irene refleks menggenggam punggung tangan Suho.
"Eum..... sekarang" Irene melepas genggamannya, lalu menjajar kertas-kertas tadi. "Coba kasih pendapat. Mana model undangan yang bagus?" Tanya Irene.
Suho menghela nafas, setelah itu ia mulai mengamati dan memilihkan model undangan untuk pernikahan Irene. Tetapi sesuatu dipikirannya cukup mengganggu hingga ia pun menghentikan aktivitasnya.
"Kenapa?" Tanya Irene ketika menyadari perilaku Suho.
"Bukannya ini harusnya kamu sama Sehun yang urus?" Tanya Suho.
Irene tampak menghela nafas. "Sehun sibuk Ho, dia bilang aku bisa pilih yang aku suka." Ujarnya. "Tapi karena aku nggak begitu deket sama temen-temen yang lain, jadinya aku minta pendapat kamu deh," lanjutnya.
Suho menunduk paham. Memang benar jika Irene tidak begitu dekat dengan teman-teman perempuannya.
"Gini deh. Kamu posisiin diri jadi Sehun aja. Kalau kamu nikah, kamu bakal pilih desain undangan yang mana?" Irene menatap Suho dengan antusias.
Suho tersenyum dan sedikit menunduk. Merasa miris pada keadaannya. Memposisikan diri sebagai Sehun? Jika posisi itu untuk selamanya, maka Suho akan sangat senang.
Tetapi sayang, posisi itu hanya akan ia perankan beberapa menit saja. Karena itu, alasan senyum mirisnya tercipta. Meskipun Irene tak akan menyadari itu, tentunya.
"Kim Suho!" Perempuan itu memanggilnya.
"Hah?"
"Kok ngelamun sih! Bantu pilihin,"
☊☊☊
Irene memang tak pernah pelit untuk tersenyum pada Suho. Dan disetiap senyuman itu, perasaan Suho semakin bertambah. Perempuan itu juga sering menunjukkan kesedihannya pada Suho. Dan saat itulah hati Suho pun merasa sakit.
Tetapi, dapatkah Suho mendapat tempat dihatinya? Hm... jawabannya tidak. Saat ini Irene sudah mempersiapkan untuk menikah. Itulah sebabnya Suho menyimpulkan bahwa tak akan ada kesempatan lagi untuk mendapat balasan tentang perasaannya.
"Kalo gitu, undangan pertama ini buat kamu."
"Jangan lupa datang ya..."
"Pokoknya kamu harus temenin aku"
Ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Irene itu adalah ucapan ringan. Tetapi terasa begitu membebani dipikiran Suho.
"Kak Suho," panggil seseorang dengan suara khas miliknya.
Suho ikut tersenyum, melakukan tos akrab ketika orang itu sudah didekatnya.
"Apa itu?" Orang itu menatap kertas yang ada ditangan Suho.
Suho menggerakkan dagunya keatas. Memberikan kertas yang ia pegang kepada lelaki yang bernama Park Chanyeol itu.
"Undangan?" Gumamnya. "Irene? Sehun?" Kini Chanyeol menatap Suho.
"Iya, masih sepuluh hari lagi sih," Suho menunduk.
Chanyeol terdiam. Ia cukup paham dengan perasaan Suho sekarang. Suasana ceria yang ia bawa kini menjadi keheningan yang berlangsung cukup lama. Hingga akhirnya lelaki Park itu menepuk pelan pundak Suho.
Yang disentuh itu pun hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
"Aku nggak nyangka," ujar Chanyeol. "Aku kira, Irene deket sama kakak itu dia mulai ada rasa. Tapi ternyata ini jawabannya," Chanyeol tersenyum miring menatap undangan yang ada ditangannya.
"Udahlah..." Suho tersenyum. "Mungkin udah takdir," ucapnya.
Chanyeol menghela nafas. "Kalau janur kuning udah melengkung gini, setrika aja biar lurus," ujar Chanyeol cukup menghibur.
"Bisa aja kamu,"
ToBeContinue🍎....
Sebenernya agak aneh peran Ceye pake aku-kamu. Mengingat kelakuan aslinya yang nggak pernah kalem😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandaran-end
Fanfiction☊☊☊ ✔ Sesuatu yang dibutuhkan ketika lelah adalah istirahat. Tapi jika yang lelah adalah perasaan, maka yang dibutuhkan adalah sandaran. "Kenapa tidak berhenti saja?" "Ingin, tapi tak bisa" "Huh..... aku juga ikut lelah melihatmu seperti ini" "Maaf...