Bonus*

508 44 13
                                    

Karena ada yang minta, ini aku kasih bonus chapter🤗
Maaf jika banyak typo 🍎















Suho membuka matanya. Jangan bilang ini pagi, karena jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Terik matahari bahkan tak main-main.

Senyuman terukir diwajahnya. Pemandangan wajah cantik yang masih pulas itu membuatnya merasa bahagia. Tanpa status hubungan, mereka adalah sahabat yang kini telah resmi menjadi suami-istri.

Tangan kekarnya itu mengusap wajah cantik Irene dengan lembut.

"Maaf membuatmu semakin lelah," ujarnya tersenyum.

Bagaimana tidak? Acara pernikahan mereka kemarin berlangsung hingga pukul sebelas malam. Setelah itu butuh satu jam lamanya untuk mengucapkan perpisahan kepada keluarga dan teman-temannya. Ya, perpisahan untuk memulai hidup baru rumah tangga mereka.

Setelah itu, jangan tanyakan apa yang mereka lakukan 😌.

Suho beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi.

Selagi Suho mandi, Irene mulai membuka matanya. Melihat sekeliling dan seketika matanya terbuka lebar.

"Aish!" Ia menarik selimut yang kenakan dan menggigit sedikit ujungnya.

Ia memejamkan matanya sembari menghela nafas. Ia sadar, ia tak mengenakan apapun dibalik selimut yang menutupi tubuhnya itu. Dan..... Dimana Suho? Ia menatap sekeliling dan melihat lampu kamar mandi itu menyala yang menandakan ada orang disana.

Pasang matanya itu kembali melebar saat mendengar pintu kamar mandi terbuka. Segera ia menarik selimut itu hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Udah bangun?" Ujar Suho yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Irene masih diam di posisinya. Ia tak sanggup melihat Suho. Yah.... Ia merasa malu entah kenapa.

Suho terkekeh dan menghampiri Irene. Perlahan ia menarik selimut dan mendapati Irene yang menutup rapat matanya. Benar-benar lucu, pikirnya.

"Kenapa, hm?" Tanyanya sambil tersenyum.

Irene menggeleng cepat dengan matanya yang masih tertutup rapat.

"Nggak mandi? Ini udah siang loh," ujar Suho.

Hal itu membuat Irene langsung membuka matanya. "Udah siang?" Ujarnya.

Suho dengan santai mengangguk. Irene cepat-cepat beranjak dari tempat tidur sembari tetap mempertahankan selimut tebal itu menutupi dirinya.

Dengan susah payah ia berjalan menuju ke kamar mandi. Dan parahnya, Suho hanya menertawakan tanpa membantu dirinya yang jelas-jelas sedang kesulitan.

Dengan kesal, ia menutup kencang pintu kamar mandi.

"Jangan lupa pakai air hangat!" Ujar Suho keras dan dapat Irene dengar.







---







"Ayo," ujar Suho mengulurkan tangannya.

Irene menerima itu. Meskipun ia bingung ada dimana, tetapi dapat ia lihat sebuah bangunan megah yang entah punya siapa.

Suho membawanya masuk, sesampainya di dalam, ia tersenyum melihat ekspresi bingung istrinya itu.

"Ini rumah kita," ujar Suho dan membuat Irene kini menatapnya.

"Kenapa? Kamu gak suka?" Tanya Suho.

Irene menggeleng cepat. "Nggak, tapi..."

Cup!

Suho mengecup singkat bibir Irene.

"Syukur deh kalau kamu suka," ujarnya tersenyum.

Irene mengerucutkan bibirnya kesal.

Cup!

Lagi. Suho mencuri ciuman darinya. Tadi ia belum selesai bicara dan dipotong begitu saja. Sekarang, ia tambah kesal.

Cup. Cup. Cup. Cup. Cup.

Lima kecupan singkat itu kembali Irene terima dengan paksa.

"Jangan cemberut terus, aku gak tahan liatnya," ujar Suho.

"Mentang-mentang sekarang udah sah, kamu jadi seenaknya sendiri!" Kesal Irene dan membalikkan badannya.

Suho terkekeh. Ia pun memeluk istrinya itu dari belakang. Ia juga meletakkan dagunya di pundak Irene. Menghirup aroma wangi tubuh yang mulai menjadi candu baginya itu.

Sedangkan Irene sendiri juga tak dapat memungkiri jika pelukan Suho nyaman baginya.

"Aku harap, kita terus bersama hingga nanti," ujar Suho.

"Aku juga berharap kita akan selamanya bersama," balas Irene.

Suho tersenyum, ia membalikkan badan istrinya dan mereka pun saling bertatapan.

"Aku gak akan biarin kamu diambil orang lain," ujar Suho menatap dalam Irene.

"Aku juga takut kehilangan kamu," Irene kini berhambur ke pelukan Suho.

"Aku gak akan kemana-mana kok, rumahkuku tetap kamu," ujar Suho.

"Pokoknya kita akan terus bersama hingga anak cucu nanti," ujar Irene.

Suho mendekatkan bibirnya ke telinga Irene. "Kalau gitu, mau berapa anak yang kita punya nanti?" Bisiknya.

Mendengar itu, Irene mendongak. Meskipun awalnya risih, tetapi ia tak mau kalah dengan Suho.

"Beberapa pun yang kamu ingin," ujar Irene.

Suho menyeringai. "Dua belas?"

Irene melepaskan pelukannya kasar.

"Kita mulai sekarang? Kayaknya kamu juga nggak sabar," ujar Suho mendekat.

"Tak! Kim Suho!" Teriak Irene dan membuat Suho tertawa.
























Dah......

Akan datang cerita baru!

Dan setelah dipikir-pikir juga minta pendapat ke beberapa orang, cerita ini akan dipublikasikan setelah lebaran😌Soalnya bulan puasa kita gak boleh bikin orang marah-marah, takut puasanya ntar batal:v😂✌️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan setelah dipikir-pikir juga minta pendapat ke beberapa orang, cerita ini akan dipublikasikan setelah lebaran😌
Soalnya bulan puasa kita gak boleh bikin orang marah-marah, takut puasanya ntar batal:v😂✌️

Pasti paham lah... Alur ceritanya bakal gimana😊

See you🍎

Sandaran-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang