16; truth

134 24 1
                                    

"Maaf kalau aku selama ini berbohong. Tapi aku takut, takut kau akan menjauh dariku nantinya"

***

SETELAH (Name) berlari dari gymnasium, Tsukishima memutuskan untuk meninggalkan klub lebih awal. Dan seperti biasanya, Yamaguchi mengekor.

"Nee, Tsukki. Seharusnya kau tidak bersikap seperti itu kepada (Name)."

"Berisik!" bentak Tsukishima.

Yamaguchi tahu jika Tsukishima membentak seperti itu, sebaiknya dia diam. Namun Yamaguchi tidak tega melihat (Name) seperti itu.

Tsukishima baru mau membuka pintu, disaat Yamaguchi menarik kerah Tsukishima.

"APA KAU TIDAK PEDULI DENGAN (NAME)?!" teriak Yamaguchi.

Tsukishima hanya menatap kosong.

"(Name) itu tidak tahu, Tsukki. Kau yang menutupinya!! Kau yang tidak pernah sekalipun mengatakan kalau kau suka dia!"

Tsukishima menatap Yamaguchi. "Sudah selesai teriaknya?"

Yamaguchi melepaskan kerah Tsukishima.

"Pergi dan temui (Name). Aku yakin, dia pasti merasa bingung sekarang," ujar Yamaguchi.

***

"(NAME)? Kei-kun datang."

(Name) mendengar dengan jelas suara Mama dari luar pintu. Namun dia menghiraukannya. (Name) memutuskan untuk diam dan meringkuk kembali di bawah selimutnya.

"(Name) sudah seperti ini sejak pulang," ujar Mama. "Apa yang terjadi?"

"Yah, maaf Tan. Ini salah Kei, jadi (Name) lagi marah dengan Kei "

"Ooh... ya sudah. Kei-kun masuk saja. Siapa tahu kamu bisa membuat (Name) tidak seperti itu."

Ada suara langkah kaki yang menjauh, dan suara pintu yang dibuka dan ditutup. Lalu ada serangkaian langkah kaki pelan yang menuju kasurnya.

(Name) merasakan seseorang duduk di kasurnya karena guncangan kecil yang dibuat oleh orang itu.

"(Name)."

(Name) diam.

"Aku tahu kau tidak tidur."

Tetap diam.

"Kau marah?"

Kau buta? benak (Name).

Keheningan menyelimuti mereka.

"(Name)?"

Dukh!

Kaki (Name) menendang punggung Tsukishima. "KEI BODOH!!"

Tsukishima sontak berdiri dari kasur (Name).

"BODOH!! BODOH!! BODOH!! (NAME) BENCI SAMA KEI!!" (Name) melemparkan segala yang bersemayam di kasurnya. Dari bantal, guling, boneka. Semua dia arahkan kepada lelaki berkacamata itu.

"Kau selalu bersikap sok tsundere, sok cuek, sok diam!! Begitu kutanya, kau malah marah dan menutupinya!! Bodoh, bodoh, bodoh!! Tidak bisakah kau mengatakannya terus terang?"

Setelah puas berteriak dan melemparkan marah, perempuan itu merasa capek. Dia menghempaskan dirinya dan menangis.

Tsukishima hanya bisa menatap dalam diam. "(Name)..."

"Kenapa kau melempari Koushi tadi? Dia tak ada salah..." isak (Name).

"Kau... tidak pernah tahukah tentang perasaanku?"

(Name) masih terisak, dia mendongak ke arah Tsukishima.

Sudah seharusnya Tsukishima bercerita.

Tsukishima duduk di sebelah (Name). "Kau ingat dari umur berapa kita berkenalan?"

(Name) mengerutkan keningnya, lalu menggeleng.

Tsukishima menghela napasnya. "Tujuh tahun, di taman bermain. Kau tahu karena apa kita mulai berteman?"

(Name) menggeleng lagi.

"Karena permen stroberi."

Tsukishima menggaruk kepalanya. "Apakah kau tidak ingat apapun tentang kita berdua?"

"Aku ingatnya, kalau Kei dari kecil selalu cerewet, menyebalkan, bawel!" gumam (Name).

"Kelas sembilan, Akari mendekatiku. Kau ingat?"

(Name) mengangguk.

"Dia berkata dia menyukaiku, dan dia menjadi pacarku. Lalu kau tahu alasan sebenarnya dia putus denganku?"

(Name) menggeleng lagi dan lagi.

"Karena... karena aku menyukaimu."

.

.

.

tbc.

.

.

.

a.n

Ulala, tsukki udah jujur :))

Nantikan next chap ;)

-Mochii

epiphany | k.t & k.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang