10; dinner

215 35 2
                                    

"Aku tak mau mengatakannya, namun kata-kata itu terus saja ingin keluar dari bibirku"

***

YAMAGUCHI menoleh ke arah pintu gymnasium yang baru saja dibuka. "Tsukki! Loh, (Surname) dimana?"

Tsukishima mengerutkan keningnya. "Loh, bukankah dia sudah disini sedari tadi."

"Tadi saat aku bertemu dengannya, dia pergi ke kelas lagi, katanya untuk menemuimu," jelas Yamaguchi.

"Oh," gumam Tsukishima. "Palingan dia juga akan kembali."

"Kau... tak mengkhawatiri-nya?" tanya Yamaguchi.

Tsukishima menggeleng. "(Name) kuat, aku tahu itu."

***

TSUKISHIMA berjalan pulang sendirian. Dia meminta Yamaguchi untuk tidak ikut bersamanya. Musim dingin sebentar lagi datang, sehingga udara sejuk menusukki kulit Tsukishima. Sesampainya dirumahnya, kakinya langsung berjalan masuk.

"Ah, Kei," ucap Akiteru kala melihat adik lelainya telah sampai. "Nice timing. Keluarga (Name) mengajak kita makan malam. Ayo."

Bahu Tsukishima turun. "Sekarang?"

"Yah, tentu saja tidak. Pukul tujuh nanti. Sana, buruan mandi," suruh Akiteru.

Tsukishima lantas menapaki kakinya menuju kamar, membuka ponselnya.

(Name)

Kau dirumah 'kan?

Iya

Kau sudah sampai rumah?

Sudah

Sugawara-san juga?

Iya

Aku dan Suga-senpai sedang membantu Mama memasak

Kei, kau akan datang kemari kan?

Tentu, kenapa tidak?

Uhm, tak apa

Aku akan men-chat kau lagi nanti

Sampai nanti

Tsukishima memandang layar ponselnya sejenak, termenung di depan pintu kamar. Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya.

Sejenak, lelaki bersurai pirang tersebut merebahkan tubuhnya yang terasa pegal karena latihan. Namun, pikirannya berkelana kepada (Name) yang seolah-olah tak pernah hilang.

Dia kembali memikirkan tentang apa yang telah dia ucapkan kepada Akari tadi sore. Lalu, diacaknya rambutnya.

"Ah sudahlah!" geramnya kepada dirinya sendiri. Dibukanya lemari, lalu dia mencari-cari kaos yang bagus. Lantas, kala dia menarik sebuah kaos, dia menyadari sebuah kotak di bawah lemari.

Tsukishima berjongkok, menarik kotak tersebut. Dia lalu duduk di kasur, melempari kaos yang tadi dia ambil. Tangannya ragu untuk membuka, dan saat dia hendak membuka kotak tersebut...

"KEI!!"

Tsukishima tersentak, dan dilemparnya kotak tersebut ke bawah kasur. Lalu, dia membuka korden dan mendapatkan sosok (Name).

"Kei! Ayo kemari!"

Tsukishima mendengus. "Kau 'kan tak harus meneriakkiku juga kali."

(Name) terkekeh. "Maaf, maaf."

epiphany | k.t & k.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang