11; greedy

186 27 2
                                    

"Cemburu itu biasa, tapi jangan sampai menyakiti orang lain"

***

"AKU sepertinya menyukai seseorang...."

"Oh, trus?"

"Kau.. mau membantuku tidak?"

Tsukishima menghelakan napasnya. "Kau sendiri yang melarangku mengikut campur urusan cintamu bukan?"

...

"(SURNAME)-san!"

(Name) terperanjat. "H-haik!"

Ayakata-sensei, guru Bahasa Inggris mereka, menghelakan napasnya. "Bengong lagi, bengong lagi." Ayakata-sensei menunjuk ke arah papan. "Baca dan terjemahkan!"

"Etto...

The sun and moon won't be in the same sky. 

The sun and moon are sepperated. 
Only the sky can choose which will shine at the day or night.

Begitu selesai membacakan, (Name) langsung menerjemahkan tanpa kesusahan.

"Matahari dan bulan tidak akan berada di langit yang sama.
Matahari dan bulan terpisah.
Hanya langit yang dapat menentukan, yang mana yang akan berisnar di hari atau malam."

Ayakata-sensei mengangguk. "Bagus. Perhatikan pelajaran saya lebih sering, ya." Ayakata-sensei lalu berjalan dan mulai lanjut menerangkan.

(Name) menatap lamat kuipan tersebut, lalu menulisnya di notebook-nya.

The sun and moon won't be in the same sky...

"Well," ujar (Name). "That could change."

Bel berdering. (Name) bangkit dari mejanya, hendak menuju ke Eri dan Miyano.

"(Surname)!" ujar seorang murid dari kelas 1-2. "Ayakata-sensei memanggilmu."

Aduh, apakah aku akan dimarahi karena bengong di kelas tadi? pikirnya.

(Name) lantas berjalan menuju kantor guru dengan langkah lunglai, dengan berbagai pemikiran. Namun semuanya menghilang begitu Ayakata-sensei berujar.

"Kamu akan menjadi perwakilan lomba storytelling antar sekolah."

(Name) berkedip.

Sekali.

Dua kali.

Tiga kali.

"E-ehhh!?" pekik (Name). "K-kenapa saya?"

"Lafalmu bagus, begitu pula intonasimu dan feeling-mu," ujar Ayakata-sensei. "Dan juga, salah seorang murid kesayangan saya menyarankanmu, jadi saya percaya kepada sarannya."

Senyuman (Name) mengembang.

"Kalau begitu, kapan kamu bisa mulai latihan?" tanya Ayakata-sensei.

"Ehm, sepulang sekolah saya bisa," ujar (Name).

Ayakata-sensei mengangguk. "Kalau begitu, sampai sepulang sekolah nanti, (Surname)."

(Name) berjalan keluar dari kantor guru, menuju ke kelasnya. Begitu dia hendak sampai, tampak sesosok lelaki bersurai perak sedang mendongak ke dalam ruang kelasnya. Kepalanya menoleh ke arah (Name) yang baru saja tiba.

"Ah, (Name)-chan!"

(Name) menoleh. "Kou-senpai!"

Sugawara mendekati (Name). "Apakah Ayakata-sensei sudah memberitahumu?"

"Membe-Eh!? Jadi senpai yang menyarankanku?"

Sugawara nyengir. "Begitulah."

"Hwaa, arigatou!"

Sugawara mengkibaskan tangannya. "Tak apa," kikihnya. "Njaa, nanti di rumah aku akan membantumu, OK?"

(Name) mengangguk. "Sampai nanti, senpai."

Sugawara lalu pergi.

"Ara, ara, semakin mesra saja kalian," kikih Eri.

"H-ha?"

"Nikah aja udah, you guys are perfect for each other!" tambah Miyano.

"H-hei, apaan sih kalian!" tawa (Name)

Kedua sahabatnya tertawa karena puas menggodai (Name).

"Huuh, dekat sama Sugawara-senpai aja udah sombong! Padahal sudah dekat dengan Tsukishima! Dasar rakus!" ujar Akari tajam.

"Hei!" hardik Eri. "Gak usah gitu tahu! Iri bilang!"

(Name) menyentuh bahu Eri, menggeleng. Dia menatap ke Akari.

"Oh, berusaha melawan, Tuan Putri?" kekeh Akari.

"Kamu yakin aku rakus? Atau kamu yang rakus makanya iri sama aku?"

Akari memucat. "Sialan!" Akari berjalan keluar kelas, dengan sengaja menabrak bahu (Name) dengan kencang, dia juga hendak menabrak Eri, namun Eri sudah menatapnya dengan galak sehingga dia tak berani.

"Apaan sih?" ucap Eri.

"Udah deh, biarin aja. Ya 'kan, (Name)?" Miyano mengentuh bahu (Name).

(Name) mengangguk.

***

"TERIMA kasih, sensei," ujar (Name).

"Kau tak apa pulang selarut ini?" tanya Ayakata-sensei.

"Tak apa, Kei dan Suga-senpai belum selesai latihan voli. Saya pulang bersama mereka," jawab (Name).

"Kalau begitu, hati-hati di jalan ya, (Surname)."

(Name) berjalan menuju gymnasium voli. Matanya memincing, mendapatkan sosok Sugawara yang baru berjalan keluar gymansium. "Suga-senpai!"

"Ah, hai, (Name)-chan."

(Name) berjalan di sebelah Sugawara. "Kei dimana?"

"Disini." Tsukishima  berjalan dibelakang mereka, bersama Yamaguchi tentunya.

(Name) menatap ke arah Tsukishima, lalu memalingkan wajahnya. Dia mulai berbicara dengan asyik bersama Sugawara.

"K-Koushi!"

Sugawara berhenti berjalan.

Sesosok wanita berdiri di depan mereka.

"... Okaa-san?"

.

a.n;

Bilang "I MISS U SO MUCH" biar aku semangat :D

-Mochii

epiphany | k.t & k.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang