01; when we met

413 65 5
                                    

"Dunia seolah sengaja berotasi dan menemukan kita di titik yang sama"

***


HEADPHONE gadis itu ditarik, sehingga gadis itu mendongak dan melihat siapa yang berani-beraninya menganggu kesantaiannya.

"Ternyata Kei, 'toh," ucap (Name).

"Mencuri headphone aku lagi?" ucap lelaki berkacamata itu. "Lain kali aku akan mengunci jendelaku."

"Jangan dong, jangan. Aku masih mau mencuri barang-barangmu!" rengek (Name).

Pasalnya, (Name) kerap sekali memanjati jendela kamarnya menuju kamar tetangga sekaligus sahabatnya itu. Lantas 'meminjam' beberapa barang-barang yang mungkin (Name) butuhkan.

Lelaki bernama lengkap Kei Tsukishima itu menghempaskan tubuhnya di bean bag berwarna krim yang berada di samping kasur (Name).

"Ngomong-ngomong, kau ngapain ke sini? Tumben." (Name) meletakkan komik yang sedang dia baca.

"Hm? Gak apa, pengen aja." Tsukishima memainkan ponselnya.

(Name) menghempaskan tubuhnya di kasur. "Bosa~n!"

"..."

"Kei."

"Hm?"

"Traktir aku nonton."

"Gak!" tegas Tsukishima segera. "Sudah aku duga kau akan berkata seperti itu."

(Name) bangkit dari kasur, lalu menggoyangkan bahu Tsukishima yang sedang duduk di bean bag. "Ayolah, ayolah, ayolah! Aku malas di rumah terus selama akhir minggu"

Tsukishima menghelakan napasnya. "Bawel, ih." Dia bangkit dari bean bag. "Cepetan ganti baju, aku ke rumah dulu ambil dompet." Tsukishima membuka jendela kamar.

"Yes!" (Name) melompat dengan girang.

Setelah dua puluh menit bersiap-siap, akhirnya kedua sahabat itu melangkah menuju bioskop.

"Nonton ditraktir Kei~ Ditraktir Kei~" (Name) menyanyi secara asal sembari berjalan di sebelah Tsukishima.

Tsukishima hanya diam, menatap ponselnya sesekali sembari berjalan di sebelah (Name).

Setelah membeli tiket untuk nonton, mereka menunggu di sebuah kafe kecil yang berada di samping bioskop.

"Bayar sendiri, ya," ucap Tsukishima.

"Hah? Kenapa? Gak enak 'ih." (Name) melipatkan tangannya di depan dada.

"Masa iya aku harus membayar semua-nya? Aku juga gak mau miskin karena memberi makan bocah, tahu!" protes Tsukishima.

(Name) menjulurkan lidahnya. "Kei jahat! Bwee!"

Tanda perempatan sudah muncul di kening Tsukishima, namun (Name) menghiraukannya.

"Loh, Tsukishima?"

Baik Tsukishima dan (Name) menoleh ke sumber suara. Seorang lelaki bersurai perak, dan satu lagu bersurai hitam.

"Osu." Tsukishima menyapa mereka berdua.

"Sama pacar?"

Secara berbarengan, Tsukishima dan (Name) membalas sambil mengibas-kibaskan tangan mereka. "Tidak, tidak. Aku tak sudi berpacaran dengan orang seperti ini."

Kedua lelaki itu tertawa melihat tingkah mereka.

"Ternyata kau ada teman selain Yamaguchi?" Si surai hitam terkekeh. "Kenalin, aku kapten tim voli putra, Daichi Sawamura."

epiphany | k.t & k.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang