04; admit it

281 52 5
                                    

"Khawatir itu wajar, tapi jangan mengekang juga!"

***

"TSUKISHIMA!" ucap Sugawara sembari menutup botol minumannya.

Tsukishima, yang baru selesai menegak botol minuman berisi air putihnya, menoleh ke arah kakak kelasnya. "Hm?"

"Oh, uhm," Sugawara sedikit gugup. "Sebenarnya... apakah aku bisa meminta alamat nomor telepon (Name)-chan?"

"Hah?"

"Eh, uhm, anu..." Sugawara menggaruk kepalanya sedikit. "Sebenarnya, aku.... 'suka' kepadanya."

Tsukishima terdiam sejenak. "Senpai suka sama seseorang yang seperti (Name)?"

Sugawara membuat sebuah cengiran sehingga giginya tampak. "Aneh, ya? Tapi, aku yakin aku suka kepadanya."

Melihat niat tulus Sugawara itu, Tsukishima sedikit percaya untuk melepaskan sahabat masa kecilnya.

"Nanti akan kukirimi."

"OK," ucap Sugawara. "Terima kasih, Tsukishima. Aku berjanji akan memperlakukan sahabat masa kecilmu dengan baik!"

Sebuah bola menggelinding keluar gymnasium.

"Sori! Suga, apakah kau bisa mengambilkannya?"

"Tentu," Suga berlari keluar dari gymnasium.

Tsukishima menegak air putihnya sekali lagi. Dia menghapus bekas air yang tumpah keluar dari mulutnya dengan tangannya. "Sahabat masa kecil... 'kah?"

***

SUGAWARA saling mengaitkan jemarinya sendiri. Dia sudah meminta izin dari Daichi untuk sedikit terlambat datang latihan. Sugawara melihat ke layar ponselnya, sudah mendekati jam dua.

"Dimanakah (Name)-chan?" gumam Sugawara.

Lelaki bersurai perak itu berjongkok, memeluk kedua lututnya.

"Dia lupa ya?" Sugawara menundukkan kepalanya, menenggelamkanya dalam lututnya.

Jangan-jangan...

"Berpikir positif, berpikir positif, huh!" Sugawara memukul-mukul kedua pipinya pelan. "Yosh!"

Sugawara lalu berlari menuju gymnasium. "Osu!"

"Suga-san, osu!" seru Tanaka.

Sugawara membuat cengiran di wajahnya. Dia lalu menyapu pemandangan di gymnasium. Lalu, akhirnya mendapatkan sosok (Name).

Perasaannya sedikit teriris

(Name) sepertinya sedang berbicara Tsukishima dan Yamaguchi, raut wajah (Name) tampak khawatir. Sesekali, Yamaguchi juga tampaknya ikut menimpali.

Karena penasaran, Sugawara mendekati mereka. "Ada apa?"

(Name) menoleh. "Kou-senpai! Begini, Kei sedang sakit. Tapi dia tak mau mengakuinya."

Ternyata sahabat masa kecil memilikki hubungan yang jauh lebih erat, benak Sugawara.

"Benarkah?" tanya Sugawara. Dia lalu meneliti wajah Tsukishima. "Daichi!"

"Hm?" Daichi mendekat sembari menegak air dari sebuah botol.

"Apakah kau bisa mengizinkan Tsukishima? Lihatlah!" Sugawara menunjuk ke arah Tsukishima.

epiphany | k.t & k.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang