33. Berjanjilah Padaku

5.3K 392 51
                                    

Taehyung memandangi sebuah guci besar berwarna hijau dengan motif bunga yang begitu indah. Sudah lama sekali guci itu tergeletak manis di pojokan ruangan pribadi sang ayah, bersampingan dengan sebuah pot kristal berisi mawar putih.

Melihat betapa banyaknya guci dan koleksi barang-barang antik nan mahal milik ayahnya, seketika Taehyung langsung merinding. Bulu-bulu halus di tengkuknya langsung berdiri tegak. Bukan merinding karena hantu, tapi merinding karena Taehyung tahu ternyata sebagian besar barang-barang antik yang super mahal itu masih jadi milik istrinya sendiri.

Lebih tepatnya milik Kim Jennie yang di ambil secara paksa oleh Kim Woobin, ayah Taehyung sendiri.

Oh, Taehyung jadi berangan-angan. Manakah dari antara guci dan keramik itu yang seharusnya menjadi milik Jennie?

Seberapa menderitanya kah Jennie dan keluarganya akibat perbuatan Woobin, ayahnya sendiri?

Seketika kepala Taehyung langsung berputar, persis seperti orang yang bermain komedi putar tanpa henti. Kedua kaki Taehyung mulai lemah, mulai tak mampu menopang berat badannya sendiri.

Melihat betapa shock nya Taehyung, Woobin jadi iba sendiri. Bertahun-tahun Woobin hidup tenang di balik bayang-bayang rahasia besarnya. Tapi hari ini semua rahasianya akhirnya terkuak, bersamaan dengan hal yang tidak pernah Woobin sangka akan terjadi dalam hidupnya.

Ya, kenyataan kalau ternyata anak laki-laki yang begitu dicintainya itu sudah menikah dengan Jennie, putri semata wayang Kim Jong-Ki .. sahabat sekaligus orang yang meregang nyawa di tangannya sendiri.

Layaknya takdir, sang Mahakuasa akhirnya mempertemukan Taehyung dan Jennie. Seolah-olah pertemuan keduanya memang ditakdirkan untuk menyelesaikan masa lalu kelam yang pernah terjadi antara ayah keduanya ..

"Maafkan aku, Taehyung ..," lirih Woobin.

Taehyung menatap tajam kedua mata ayahnya, "Jangan meminta maaf padaku, kau seharusnya meminta maaf pada Jennie dan ibunya! Kau harus mengakui se .."

Woobin langsung memotong ucapan Taehyung begitu mendengar kata 'mengakui'. Sebuah petir seolah-olah langsung menyambar kepala Woobin yang sudah sedikit memutih itu. "Tidak! Tidak bisa! Itu tidak mungkin!" bentak Woobin.

Taehyung mengerutkan dahi mulusnya, "Kenapa? Kau harus mengakui kesalahanmu! Kau pantas dipenjara!"

Plak! Sebuah tamparan keras lagi-lagi menimpa wajah Taehyung. Pipinya langsung merah padam seketika. Kasihan sekali.

Woobin langsung naik darah, "Kurang ajar! Kau tahu tidak apa resikonya kalau aku mengaku? Aku bisa dipenjara! Aku bisa dituntut, Taehyung? Dan kau akan jatuh miskin! Apa kau mau tidur di bawah kolong jembatan?!"

"Aku tidak peduli! Lebih baik aku jatuh miskin daripada harus hidup dengan harta yang bukan milikku!" bentak Taehyung yang masih tak mau kalah.

Seketika, penyakit jantung Woobin mulai kambuh. Dadanya mulai terasa sakit dan nyut-nyutan. Wajahnya yang sudah sedikit keriput itu mulai memerah. Woobin menghirup nafas dalam-dalam sejenak, mencoba menenangkan dirinya dan irama detak jantungnya yang mulai berdegup tak karuan.

Woobin terdiam sejenak sebelum kembali bicara, "Jennie .. dia sedang hamil?"

"Apa pedulimu soal Jennie?" tanya Taehyung dengan tatapan yang penuh dengan rasa curiga dan murka.

Woobin menghela nafas, "Masih ada jalan, Taehyung .. Kalau kau ingin menceraikan Jennie sebelum anak itu lahir, semua ini akan tetap menjadi milikmu."

Oh, wajah Taehyung benar-benar sudah memerah padam sekarang. Bahkan di saat-saat seperti ini, bukannya berfikir mengakui kesalahannya, sang ayah malah berfikir agar Taehyung menceraikan Jennie yang sedang hamil muda? Astaga, Taehyung sudah benar-benar tak habis fikir dengan ayahnya. Apa yang sudah merasuki Woobin sehingga semua yang ada difikirannya hanya harta dan uang semata?

Love and Passion [21+] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang