Plak! Sebuah tamparan keras yang datangnya dari tangan Jennie, menimpa pipi mulus Jimin. Pipi kanannya langsung merah seketika. Jennie sudah kehilangan kesabaran. Sudah cukup hatinya dibuat sakit karena melihat secara langsung Jimin berselingkuh dengan Seulgi, teman baiknya sendiri. Luka itu belum hilang, meskipun berangsur-angsur sudah mulai mengering berkat pertolongan Taehyung.
Tapi bekasnya masih ada, belum pudar.
Jennie masih tidak bisa melupakan kejadian malam itu. Malam dimana Jennie memergoki Jimin sedang bercinta dengan teman baiknya sendiri. Dan sekarang, Jimin malah ingin membuat luka baru di hati Jennie dengan menghinanya sedemikian rupa? Benar-benar pria brengsek bukan?
"Mau apa kau ke sini? Apa kau sudah lupa kalau kita sudah tidak memiliki hubungan lagi? Aku sudah tidak ingin melihat wajahmu lagi, Jimin!" bentak Jennie. Kedua mata Jennie mulai merah dan berair. Perasaan Jennie pasti 'meledak' tak lama lagi.
Jimin menyeringai sambil memegangi pipi kanannya yang merah dan perih itu, "Ah, sudah berani melawan ternyata, hm?" ujar Jimin.
Tubuh Jennie langsung seketika merinding. Jimin memang tidak membentaknya, tetapi nada bicara dan ekspresi wajahnya sangat mengintimidasi.
"Pergi dari rumahku sekarang! Aku benar-benar sudah muak melihat wajahmu!" bentak Jennie.
Bukanya pergi, Jimin malah memegangi kedua pundak Jennie lalu menggoyang-goyangkan tubuh Jennie dengan kasar, "Kau belum menjawab pertanyaanku! Kau darimana eoh?! Dengan siapa kau semalam?!" bentak Jimin.
"Bukan urusanmu brengsek!" bentak Jennie yang masih tidak mau kalah. Jennie langsung menepis tangan Jimin dari pundaknya dengan kasar.
"Brengsek." umpat Jimin. Jimin langsung menampar Jennie lalu mendorong tubuh Jennie dengan begitu kasar hingga Jennie jatuh ke lantai. Jennie mulai menangis. Jennie begitu merasa ketakutan. Jennie sangat membutuhkan Taehyung sekarang.
Dengan perlahan, Jimin mendekati Jennie yang masih duduk lemah tak berdaya di lantai. Jimin mengangkat dagu tirus Jennie lalu memperhatikan sekujur leher dan tengkuk Jennie, "Jadi.. kau lebih memilih dia dibanding aku, hm?"
Air mata semakin deras membasahi kedua pipi Jennie yang sudah sangat memerah. Marah, benci, kecewa, dan takut bercampur aduk menjadi satu. "Jangan, Jimin.." lirih Jennie.
Jimin tidak merespon lagi. Dengan kasar, Jimin merobek pakaian Jennie hingga kedua payudara ranumnya yang masih tertutup bra itu terlihat. Seringai di wajah Jimin langsung melebar.
"Wow, bahkan dia membuat tanda di payudaramu juga ternyata?" ujar Jimin.
Jennie langsung bangkit berdiri dan mendorong tubuh Jimin dengan kasar ke lantai. Sayangnya, tenaga Jennie tidak cukup untuk membuat Jimin jatuh tumbang dan tak berdaya. Dengan cekatan, Jimin bangkit berdiri kembali lalu memeluk tubuh Jennie dengan erat dari belakang.
"Tolong! Ibu! Tolong!" teriak Jennie.
Jimin langsung membekap mulut Jennie, "Shh.. kau mau kemana? Tidak akan ada yang menolongmu, sayang" bisik Jimin tepat di telinga Jennie.
Jennie semakin meronta, "Mmpphh!"
Dengan seringai setan di wajahnya, Jimin mulai menyusuri jari-jari tangannya di lekuk tubuh Jennie. Bahkan menciumi tengkuk dan leher Jennie. "Aku juga ingin merasakan tubuhmu, Jennie. Aku yakin aku pasti akan lebih bisa memuaskanmu daripada pria sialan itu" bisik Jimin.
Jennie tambah meronta. Air matanya mengalir semakin deras. Tamat. Tamat sudah riawayat Jennie.
Tiba-tiba, seseorang mendobrak pintu rumah Jennie dengan kasar sehingga suara dentuman yang begitu kencang menggema di seluruh penjuru ruangan. Mata Jennie langsung membulat begitu melihat siapa yang datang. Taehyung. Taehyung kembali untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Passion [21+] [ON GOING]
Kort verhaal⚠️🔞 WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE🔥 Jennie, seorang yang selalu mendapatkan kesialan di hidupnya. Namun saat kedatangan pria bernama Taehyung, semuanya perlahan mulai berubah, perlahan Jennie merasakan sebuah ras...