38. Mimpi Buruk

4.9K 389 68
                                    

Hujan yang tadinya turun rintik-rintik langsung berubah menjadi deras begitu Taehyung dan Jennie sampai di pelataran rumahnya. Dengan terburu-buru, Taehyung langsung membuka seat belt nya lalu keluar dari BMW hitamnya. Taehyung membukakan pintu mobilnya untuk Jennie lalu menutupi kepala Jennie dengan jas kerja warna abu-abu nya, supaya Jennie tidak kehujanan.

"Kamu jadi kehujanan," kata Jennie begitu sampai di depan pintu rumah.

Taehyung tersenyum hangat, "Tidak apa-apa, yang penting kamu tidak kehujanan."

Begitu masuk rumah, Taehyung dan Jennie langsung disambut dengan senyum hangat sang ibu-ibu asisten rumah tangga. "Selamat malam tuan, nyonya. Makanan nya sudah siap," kata si ibu ART.

Jennie tersenyum manis, "Makasih, bu."

"Ada yang perlu saya kerjakan lagi?" tanya si ibu ART.

Taehyung menggeleng, "Tidak ada. Kalau ibu mau, ibu boleh pulang sekarang."

"Baik, tuan."

Setelah si ibu ART pulang kerumahnya, bukannya langsung pergi ke ruang makan, Taehyung malah langsung melangkahkan kakinya yang jenjang itu ke kamar tidurnya. Padahal perut Taehyung sudah keroncongan sekali. Sudah teriak-teriak minta makan. Maklum, dari siang Taehyung belum makan. Tapi meskipun perutnya terasa perih, entah mengapa Taehyung sama sekali tak berselera makan.

Jennie, yang merasa sepertinya ada yang tidak beres dengan suami tercintanya itu, langsung mengikuti Taehyung masuk ke kamar tidur. "Kamu tidak ingin makan dulu? Nanti kamu sakit, Taehyung," kata Jennie dengan raut wajah khawatirnya.

Bukannya merespon, Taehyung malah mengganti topik pembicaraan, "Mulai besok kamu tidak boleh pergi kemana-mana kalau tidak dengan aku."

"Tap .."

Taehyung langsung memotong ucapan Jennie, "Tidak ada tapi-tapian."

Oh, seketika Jennie langsung dongkol. Lagi-lagi masalah keluar rumah. Kalau terus-terusan dikurung di rumah seperti ini sama Taehyung, sepertinya lebih baik Jennie kabur diam-diam saja.

"Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba menjadi posesif sekali?" kata Jennie kesal.

Taehyung hanya terdiam membatu sambil memperhatikan kedua mata Jennie dengan tatapan nyaris kosong. Melihat tatapan Taehyung, Jennie jadi meraba-raba sendiri apa yang sebenarnya sedang ada di dalam pikiran lelaki tampan yang sedang berdiri di hadapannya ini.

Karena Taehyung tak kunjung menjawab akhirnya Jennie lanjut bicara, "Apa karena aku lagi hamil?"

"Bukan, Jennie ..," lirih Taehyung.

"Lalu karena apa, Taehyung?" tanya Jennie penasaran.

Lagi-lagi Taehyung tak menjawab, hanya terdiam bagaikan seonggok batu. "Seandainya kamu tahu, ayah yang sudah membunuh ayahmu, Jennie ..," batin Taehyung.

Di bawah sinar lampu kamar yang remang-remang dan cahaya rembulan yang tembus lewat jendela kaca, Jennie dapat melihat dengan sangat jelas bagaimana raut wajah Taehyung. Seketika, wajah Taehyung langsung dipenuhi oleh rasa takut dan kesedihan yang amat dalam, membuat Jennie jadi miris sendiri melihatnya. Oh, kira-kira apa dosa besar yang sudah dilakukan suaminya ini sampai-sampai membuatnya sesedih ini?

Jennie mengelus pipi mulus Taehyung dengan jari-jari tangannya yang lentik. "Kamu sedang ada masalah apa, Taehyung? Kalau ada masalah, kamu bisa cerita sama aku. Siapa tau aku bisa membantumu."

Taehyung menatap dalam-dalam kedua mata indah Jennie. Taehyung tidak bisa menemukan hal lain selain rasa cinta dan kasih sayang yang begitu tulus di sana. "Aku memang pengecut, Jennie. Bahkan aku tidak berani mengaku kalau aku sudah merebut apa yang seharusnya jadi milik kamu ..," batin Taehyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and Passion [21+] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang