Lapangan ini terlihat ramai dengan para supporter. Aku duduk dibarisan paling depan bersama dua sahabatku yang sibuk sekali memuji beberapa senior kampus kami yang sedang bertanding basket.
"Hyerin-ah lihatlah Jun sunbae... Dia tampan sekali" ucap Somi yang duduk disebelah kiriku. Akupun mengikuti instruksinya namun mataku malah tertuju pada seseorang lelaki bersurai hitam legam dengan tinggi semampai yang sibuk mencoba mencetak point
"Somi-ah lihat apa yang Hyerin lakukan, dia malah sibuk mengaggumi Joshua sunbae" dapat kudengar Hana berbicara sambil menyikutku
Ya dia Joshua. Lelaki blasteran yang berada 1 semester diatasku ini. Sudah sekitar 3 bulan ini ia membuatku tertarik. Pertama kali kami bertemu saat orientasi perkenalan mahasiswa baru. Ia adalah salah satu panitia BEM fakultasku. Karena aku terlambat pada hari pertama masuk akupun dihukum mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Diputaran terakhir ia memberiku sebotol air mineral.
"Lain kali jangan sampai telat ya dek"masih dapat kuingat suara lembutnya sambil mengusap puncak kepalaku. Sejak hari itu aku menyukainya. Ia juga beberapa kali membantuku mengerjakan tugasku.
Pribadinya yang periang dan suka bercanda itu membuatku semakin menaruh hati padanya.
Pertandingan pun selesai dengan tim Joshua sunbe memegang juara 1. Aku mengambil sebotol air mineral disampingku lalu menghampirinya.
"Aku pergi dulu ya guyss.. Bye"ucapku pada kedua sahabatku sambil sedikit merapikan rambutku yang berantakan karena tertimpa angin
"Hai sunbae... Minum dulu,aku tau pasti lelah" ucapku yg berdiri didepannya yang terduduk dibangku dengan beberapa temannya. Dapat kulihat rambutnya sedikit basah karena keringat. Tingkat ketampanannya jadi bertambah dua kali lipat. Kupastikan pipiku memarah sekarang
"Jadi Joshua aja nih yang dikasih minum" dapat kudengar suara Jeonghan sunbae yang berada tepat disampingku. Kulihat Joshua sunbae tersenyum sambil membuka tutup botol pemberianku
"Maaf sunbae aku hanya bawa satu" ucapku sambil menoleh kearah Jeonghan sunbae
"Hahaha lucu sekali yang lagi jatuh cinta, lihat pipinya seperti kepiting rebus" kali ini suara Jihoon sunbae yang berada satu tim bersama Joshua kini menunjuk pipiku
"Haha lucu sekali, terima kasih untuk airnya" kini dapat kudengar suara Joshua sunbae dan kurasakan tangan kanannya mengusap puncuk kepalaku dengan lembut. Setelah itu aku berpamitan karena sebentar lagi kelasku akan dimulai. Sebenarnya aku lebih ingin cepat cepat pergi karena aku merasakan pipiku sangat panas dan aku takut degup jantungku terdengar olehnya.
...........
Kini dapat kurasakan jantungku bekerja dengan lebih cepat seperti biasanya. Bagaimana tidak dihadapan ku sekarang ada Joshua sunbae. Ia datang menungguku didepan kelas setelah turnamennya berakhir. Saat ini beberapa teman sekelasku sibuk menatapku sinis karena mungkin merasa iri. Yaa ku akui aku memang menyukainya namun aku tidak menyukai juga hubungan pribadiku diketahui oleh sebagian banyak orang. Kami juga belum resmi menjalin hubungan pacaran
"Maaf sunbae ada apa kemari?" ucapku bertanya walau merasa tidak enak dengan Joshua sunbae. Dapat kulihat ia kembali tersenyum
"Hanya ingin mengantarmu pulang" ucapnya dengan memajukan wajahnya didekatku hingga membuatku menahan nafas. Merasa tidak mendapatkan jawabanku Joshua sunbae menaruh telunjuknya dipipiku sambil terkekeh
"Kenapa pipimu selalu memerah jika berada didekatku...lucu sekali" kini kulebarkan mataku lalu memilih melihat kearah lain karena tertangkap basah malu
Koridor sudah sangat sepi sehingga aku dapat sedikit bernafas lega karena takut ada orang yang melihat ku dan Joshua sunbae berduaan. Rasanya sedikit melakukan sesuatu tindakan ilegal karena Joshua sunbae memiliki banyak penggemar. Aku yakin besok hidupku tidak tenang karena harus merasa terintiminasi oleh semua penggemarnya di kampus kami.
"Yasudah ayok aku antar pulang, ini sudah sore" kini tangannya sudah tidak berada dipipiku melainkan disaku celana jeansnya. Akupun mengikutinya keluar kampus lalu menuju parkiran depan kampus.
Setelah sampai disamping mobilnya ia menyuruhku masuk kedalam mobilnya lalu melajukan mobilnya meninggalkan gedung kampus kami. Di mobil tidak ada percakapan karena aku sibuk meredakan degup jantungku dan mengalihkan pandangnku keluar karena merasa malu. Ini pertama kalinya Joshua sunbae mengantarkan ku pulang.
"Habis ini belok kanan kan?" ucapnya menyandarkan punggungnya dikursi dengan nyaman karena menunggu lampu merah. Mengalihkan perhatianku dan menoleh kepadanya
"Bagaimana sunbae bisa tau?" ucapku yang kini menolehkan kepalaku kepadanya. Dapat kulihat dia sedikit tersenyum sambil mengusap belakang lehernya
"Ya aku diberitahu Dino, dia tetanggamu kan" ucapnya yang kini kembali memegang setir karena lampu sudah menunjukan lampu hijau
"Ah iya Dino tetanggaku" ucapku menjawab sambil tersenyum mengarahnya. Sungguh bisa bisa jantungku meledak sekarang kelihat pemandangan didepanku. Joshua sunbae sangat tampan sekarang, tangan kanannya memegang setir sementara tangan kirinya berada mengusak rambutnya yang menghalangi pandangannya dan membuat rambutnya sedikit berantakan, namun tidak membuat ketampanannya menurun. Ia malah membuat kembali jantungku bekerja lebih cepat
"Baiklah sudah sampai" ucapnya lalu menoleh kepadaku. Merasa diperhatikan aku melepaskan selt-belt sambil tak lupa mengucapkan terima kasih. Aku tidak bisa berlama lama berada didekatnya yang ada aku bisa terserang sakit jantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Hyerin
Short StoryCerita tentang kisahku bersama Mr. Hong yang penuh kejutan