Caring

3 1 0
                                    

Akhirnya kelas terakhirku di hari Selasa telah berakhir, tubuhku rasanya sangat kaku karena terlalu lama duduk dibangku. Beralih meregangkan tubuhku sambil memakai tas ransel ku berniat untuk segera pulang. Seperti biasa aku pulang bersama Dino. Segera kuhampiri mejanya yang berada di barisan paling ujung dikelas ini. Ketepuk pundaknya karena ia menyembunyikan kepalanya dilipatan tangannya. Sudah pasti dia tertidur dikelas namun aku tidak pernah mengerti kenapa nilainya masih saja tinggi meski sering sekali tertidur dikelas saat jam pelajaran.

"Dino yaaa ayok bangun. Aku mau pulang" ucapku yang kini kembali menepuk pundak nya dengan lebih keras. Yang punya nama malah menatapku sinis karena aku membangunkannya ditengah tidurnya. Aku tidak perduli pokoknya aku juga mau pulang dan tidur dikasur kesayanganku di rumahku. Beranjak mengikuti langkah Dino keluar kelas dengan ia yang masih mengomel. Langkah kami berdua sama sama berhenti karena diluar ada Jeonghan sunbae yang sedang berdiri menunggu kami berdua.

"Hyerin ah bisa kah kau ikut aku sebentar?" ucap Jeonghan sunbae setelah selesai menutup telpon dari ponselnya yang tidak kuketahui. Ingin bertanya namun tanganku sudah ditarik ke parkiran mobil kampus kami dan mendudukanku di kursi sebelah kemudi. Kulihat Dino sudah pergi dengan motornya. Berniat kembali menanyakan apa ada sesuatu yang terjadi namun kuurungkan karena dari wajahnya mengisyaratkan Jeonghan sunbae sedang memikirkan sesuatu. Mobil milik Jeonghan sunbae terlihat memasuki wilayah yang sangat asing bagiku. Yang ku tahu ini adalah kawasan Hongdae yang memiliki berbagai apartement mewah.

Setelah berbelok kekanan dan memasuki basement sebuah apartemen kembali kuikuti langkah Jeonghan sunbae masuk lift dan menekan lantai 5 lalu pintu lift pun tertutup.

"Maaf membawamu kesini tiba tiba" kini Jeonghan sunbae akhirnya memberitahuku alasan ia membawa ku kesini.

"Joshua sedang sakit, sejak tadi pagi ia menelponku menyuruh membawamu kesini" ucap Jeonghan sunbae kembali membuka mulut. Kini aku mengerti kenapa ia membawa ku kesini.

"Orang tua Joshua tinggal di luar negeri, jadi dia tinggal sendiri disini" ucapnya lagi yang secara otomatis memjawab pertanyaanku. Kembali mengekori dari belakang setelah pintu lift terbuka lebar mengantarkan kami kelantai 5. Setelah sampai didepan pintu, Jeonghan sunbae terlihat menekan kode pintu agar bisa masuk. Hal pertama yang kulihat setelah masuk kedalam apartemen Joshua sunbae adalah ruangan yang didominasi warna hitam dan putih. Bisa kubilang apartemennya cukup luas untuk ditinggali seorang diri.

"Masuklah, kamarnya ada di sebelah kanan. Aku pergi ke apotek dulu" ucap Jeonghan sunbae meninggalkan ku sendiri. Segera melangkah kan kakiku kedalam kamar Joshua sunbae. Mengetuknya sekali lalu mendorong pintu berwarna hitam, kulihat Joshua sunbae tertidur pulas dikasur. Mendekati kasurnya perlahan, kulihat wajah pucatnya. Sudah sekitar 2 minggu tidak melihat wajah tampannya membuatku tersenyum. Rasanya rasa rinduku terobati hanya dengan melihat wajah damainya.

Mendaratkan tangan kananku didahinya mengecek suhu tubuhnya yang panas. Segera berdiri menuju dapur untuk mengopresnya agar demamnya cepat turun. Baru saja berdiri, kurasakan pergelangan tanganku ditahan olehnya.

"Jangan pergi... Don't leave me" kudengar suara serak itu berasal dari Joshua sunbae yang sudah membuka matanya menatapku.

"Sunbae aku hanya kedapur sebentar" ucapku yang kembali terduduk karena tarikannya dilenganku. Kulihat Joshua sunbae menggelengkan kepalanya.

"No disini saja. Aku hanya mau dirimu" ucapnya yang malah kembali menarikku tidur disamping tubuhnya. Merasakan dekatanpanya mengerat memeluk diriku.

"Sunbae I Can't breath" ucapku sambil menepuk nepuk lengannya. Bukannya melepaskanku ia malah terkekeh dan mencium puncak kepalaku. Aku baru tahu kalau sifat manjanya keluar saat ia sakit. Jika begini rasanya aku sedang mengurus seorang anak berusia 5 tahun.

"Kamu sudah makan belum? Mau kubuatkan sesuatu?" ucapku menatapnya yang masih memeluk dan memejamkan wajahnya. Menjawabku dengan menggelengkan kepalanya membuatku memukul dadanya dengan lembut.

"Kenapa bisa begitu. Ini sudah sore sunbae. Lepas dulu biar kumasakan sesuatu" ucapku yang mencoba melepaskan lengannya yang memeluk pinggangku. Namun tenagaku masih kalah darinya.

"Iya iya bawel. Tunggu sebentar. You know that I miss you" ucapnya yang masih memeluk pinggangku.

"Sia sia aku kesini jika harus melihat kalian berdua bermesraan" kudengar suara Jeonghan sunbae dari ambang pintu kamar ini. Kulihat ditangannya ada keresek putih berisikan obat yang baru dia beli.

"Sunbae lepas dulu. Aku malu ada Jeonghan sunbae" ucapku membenamkan wajahku dibagian dadanya yang bidang dan nyaman karena malu.

"Biarkan saja. Nanti juga dia pulang" ucap Joshua sunbae yang malah mengusap kepala bagian belakangku. Kudengar langkah kaki Jeonghan sunbae perlahan menghilang dan suara pintu depan tertutup. Terdiam beberapa saat kudengar nafasnya kembali pelan menyapa pipiku menandakan ia sedang tertidur. Berusaha menyingkirkan tangannya dengan pelan karena takut menggangu tidurnya.

Setelah berhasil keluar dari pelukannya segera menuju dapur untuk membuatkan bubur. Membuka kulkas dan mengambil nasi instan lalu menaruh panci berisi air untuk membuat bubur. Saat sedang sibuk memasak seseorang tiba tiba memelukku dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Joshua sunbae, kami hanya berdua sekarang.

"Sunbae kembalilah tidur, sebentar lagi aku selesai" ucapku sambil mengaduk masakanku. Namun yang ia lakukan masih memelukku dengan erat membuatku susah untuk bergerak. Membalikan tubuhku menghadapnya lalu menatapnya berniat mengomel karena tingkahnya sangat manja, aku jadi kerepotan.

"Sunbae setidaknya duduk saja disini, aku jadi...." ucapaanku terhenti karena kini bibir Joshua sunbae bertemu dengan bibirku. Ia mengecup ku sejenak lalu beralih duduk dimeja pantry tanpa rasa bersalahnya. Kembali melanjutkan acara memasakku dengan menambahkan sedikit bumbu agar tidak terlalu hambar. Dari tadi mata Joshua sunbae tidak berhenti mengikuti kemana diriku bergerak. Membawa semangkuk bubur yang sudah matang dan segelas air putih hangat dinampan. Kembali masuk ke kamar Joshua sunbae yang diikuti oleh Joshua sunbae yang kembali berbaring dikasurnya.

"Ini makan dulu. Biar cepat sembuh" ucapku menyuapkan satu sedok didepan mulutnya setelah meniup beberapa kali.

"Tidak mau. Habis ini pasti kamu pulang" ucapnya yang malah membalikan tubuhnya memunggungi ku. Sungguh rasanya aku seperti sedang mengurus anak umur 5 tahun bukan pria dewasa.

"Yaa benar aku harus pulang sunbae. Besok aku ada jadwal" ucapku menepuk bahunya sekali berharap ia mau makan. Lagi aku tidak mendapatkan jawaban. Jika seperti ini yang ada ia jadi tidak makan, aku memilih mengalah.

"Baiklah sunbae aku akan menginap. Jadi cepat habiskan lalu minum obat" benar saja ia langsung duduk dihadapanku sambil memakan buburnya dengan semangat. Sedangkan aku mengambil handphone ku ditas lalu menelpon ibu meminta izinya. Dengan sedikit berbohong bahwa aku menginap dirumah Somi karena harus mengerjakan kerja kelompok. Maaf ibu kali ini saja ucapku dalam hati. Setelah sehabis menelpon kulihat bubur dimangkok telah habis disantap Joshua sunbae.

Mengambil obat yang telah dibeli Jeonghan sunbae tadi dimeja pantry. Memasuki kamar lalu menyuruh Joshua sunbae meminum obatnya. Menyuruhku berganti baju dengan kaos kebesarannya yang ia ambil dari lemarinya. Setelah selesai berganti didalam kamar mandinya.

"Sini temani aku tidur. Besok pagi aku antar pulang" ucapnya setelah selesai meminum obatnya. Beralih duduk dipinggir kasurnya ia malah menariku kembali kedalam pelukannya.

"Tidurlah aku tau kau pasti lelah" ucapnya setelah mengecup dahiku. Kuakui mengurusnya menguras tenagaku, apalagi dengan tingkah nya yang manja menjadi semakin lelah. Kembali mengecek suhu tubuhnya dengan telapak tanganku.

"Kamu yakin tidak mau kedokter?" ucapku yang merasakan suhunya belum juga turun. Menggelengkan kepala sambil memejamkan matanya membuatku ikut mengantuk. Mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur dinakas sebelah kasurnya.

"Good night sunbae, cepat sembuh"ucapku sambil mencium pipinya sekilas. Kulihat ia tersenyum sambil membalas "Good night too, sweet dream love" lalu menutup mataku karena rasanya sudah berat. Malam ini akan menjadi malam yang tidak pernah kulupakan.

Kisah Kasih HyerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang