Aku Bersemi, Tapi Menuai Puji Fiksi
Begitu deras ....
Di tepi teras,
engkau limpahkan segala beras
Yang kotor tanpa bekasKuingin dandelion itu
Ia berwarna abu-abu
Ketika waktu beradu
Bersama takdir yang tak menentuTapi itu dia
Bukan aku yang bahagia
Dengan segala duka
Yang indah bak negeri surgaEngkau tahu peri?
Aku ini sedih
Ketika engkau bernyanyi
Betapa indahnya pagilistriyani dwi wulandari
Pontianak, 10 Februari 2021***
Hanya Bisa Meramu Saja
Renyah bersatu
Timpalkan utuh
Bersama kelambu,
yang duduk meramuAku terpaku
Melihat rupa itu
Cantik, seperti ratu
Sayangnya itu batuApa?
Tidak setuju?
Mari berseru!Apa?
Bisakah kau beradu?
Kemari, biar kuberi tahu!Dasar senyawa kimia
Hanya bisa tertawa
Tanpa bukti nyata,
dan membodohi saja!listriyani dwi wulandari
Pontianak, 12 Februari 2021
.
.
.
🐨🐨🐨
Tidak terasa sudah sampai di bait ke-100,
bagaimana puisi aku? Semoga bisa bermanfaat
bagi kalian ya.
Aku tidak tahu bisa melanjutkan menulis puisi ini
lagi atau tidak, tapi masih diusahakan untuk tetap
dilanjutkan.Oh iya, jangan lupa vote puisi aku jikalau kalian
suka. Senang bisa berbagi puisi kepada kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait-Bait Kata
PoetryKumpulan puisi dengan diksi yang terlontar dari kejadian sehari-hari. Mungkin, masih banyak rasahia alam yang tidak kita ketahui. Bahkan ada yang berpikir bahwa itu adalah hal yang tidak punya daya tarik dan sebaiknya dipendam sendiri saja. Tapi, ti...