Duduk hening ditaman bersama Mizuki membuat (y/n) sedikit sesak. Gadis itu sempurna dalam hal sikap dan gaya bicara. Suaranya juga terdengar sangat lembut dibandingkan (y/n).
(Y/n) menenggelamkan setengah wajahnya diantara lipatan tangan. Mizuki sibuk dengan bunga yang dirangkai menjadi mahkota bunga.
Rasa iri terbesit dihati (y/n), seandainya dia terlahir sebagai Aria*, apa Noritoshi akan memilihnya dibandingkan Mizuki?
Mizuki adalah perempuan yang terlahir dikeluarga kaya raya dan punya hubungan baik dengan keluarga Kamo, (y/n) hanya semakin menenggelamkan diri didalam kecemburuan dan keirian.
Mizuki mengulas senyum manis pada (y/n) dan meletakkan mahkota bunga diatas surainya. "Nah," ucap Mizuki senang. "Kalau kau tersenyum mahkotanya pasti akan jadi semakin indah."
(Y/n) menatap Mizuki sayu, ingin rasanya berkata maaf pada gadis baik hati itu. Dia seolah-olah menjadi orang ketika diantara hubungan Mizuki dan Noritoshi.
Tangan (y/n) menyentuh tangan Mizuki, "maafkan aku." tangannya yang lain melepaskan mahkota bunga dan berjalan meninggalkan Mizuki yang mengerjap tanda tidak mengerti.
.
.
.Tangan (y/n) mengetuk pelan pintu kamar ibunya. Menggeser sedikit dan masuk lalu berlutut dikaki ibunya.
"Okaa-san," panggil (y/n) dengan wajah tertunduk. "Aku akan pergi dari sini." dia menunggu reaksi ibunya.
Sebuah pelukan erat dia dapati, ibunya mengusap punggungnya pelan, "iya, ayo kita pergi. Sejauh yang kau mau, aku pasti menemanimu."
(Y/n) mengulas senyum tipis, ibunya adalah tipikal wanita yang memberi support terbaik yang pernah dia dapatkan.
Tangan Mayu menuntunnya memasukkan barang mereka kedalam tas. Mayu sesekali mengusap pelan rambut (y/n). "Aku akan menulis surat pengunduran diri. Setelahnya ayo kita pergi."
(Y/n) mengangguk dan membawa keluar tas miliknya dan milik Mayu lalu memilih menunggu Mayu digerbang.
Matanya bertatapan dengan mata hijau milik Shinji. Laki-laki itu terlihat terkejut menatap (y/n) yang menenteng dua tas.
Shinji mendekat dan langsung memeluk (y/n) erat, "kau mau kemana?"
(Y/n) membalas pelukan Shinji, "pergi."
"Pergi?"
"Sejauh mungkin dari tempat ini." ucap (y/n) pelan.
Shinji membuka mulutnya, berniat melarang (y/n) tapi dia urungkan setelah mengingat apa yang menimpa perempuan itu.
"Aku mengerti," kata Shinji pasrah. "Kabari aku jika kau sudah sampai pada tujuanmu. Kau hafal nomor ponselku kan?" tanya Shinji.
(Y/n) mengangguk dan menatap mata Shinji dari dekat. Kedua tangan Shinji menyentuh pipi (y/n). Wajahnya mendekat dan menautkan bibirnya pada bibir (y/n).
(Y/n) sendiri cukup terkejut dengan tindakan tiba-tiba Shinji. Tangannya mendorong pelan dada Shinji gara melepaskan pagutannya.
Shinji mengerti dan menjauhkan bibirnya. Jari jempol Shinji mengelus pelan bibir (y/n), "aku akan merindukanmu. Sangat sangat merindukanmu. Tapi jika ini yang terbaik, aku mendukung kau pergi jauh dari kediaman ini."
(Y/n) menunduk dan menganggukkan kepalannya lalu menatap kembali Shinji, "terimakasih."
Suara langkah kaki pelan menuju tempat keduanya terdengar. Mayu ada disana melihat interaksi antara (y/n) dan Shinji. Mayu memeluk Shinji dan mengusap rambut kelam laki-laki itu.
"Seandainya," bisik Mayu pelan. "Kaulah yang ditakdirkan untuk putriku. Dia pasti sangat bahagia sekarang."
Shinji mengulas senyum masam dan membalas pelukan wanita itu, "aku juga berharap begitu Mayu-san."
Pelukan keduanya lepas, Mayu kini berjalan disamping (y/n). Keduanya meninggalkan kediaman Kamo secara tiba-tiba.
Shinji berjongkok dan mengusap kasar rambut legamnya. Merasa kembali kalah dari adik tirinya setelah gagal menjadi kepala rumah tangga, kini dia kembali gagal mendapatkan perempuan yang dia cintai.
Kamo Shinji, anak pertama dari istri sah keluarga Kamo yang tidak bisa menjadi penerus keluarga Kamo dan beralih menjadi pelayan keluarga Kamo.
Shinji tersenyum masam dan berjalan memasuki kediaman Kamo. Matanya bisa melihat beberapa pelayan yang tergesa-gesa mencari dua orang yang baru saja menaiki bus untuk pergi menjauh dari kediaman Kamo.
Semuanya kelabakan, Shinji yang tadi tersenyum masam, kini menampakkan raut datar ketika Noritoshi berjalan cepat kearahnya.
"Dimana dia?!" tanya Noritoshi yang kesal dan menahan amarah. "Dimana (y/n)?!"
Shinji menaikkan bahunya, "entahlah, aku tidak bertanya dia akan pergi kemana bersama ibunya." ucap Shinji santai.
Noritoshi mencengkram baju kakak tirinya dan mendorong kaka tirinya menjauh dari jalannya.
"Brengsek! Temukan perempuan itu!" perintahnya pada beberapa pelayan dan penjaga.
Noritoshi kelabakan mencari (y/n), tangannya bergetar pelan. Takut kehilangan juga takut tidak akan dimaafkan oleh (y/n).
Kediaman Kamo berada didalam situasi mencekam saat kepala keluarga, Noritoshi mengamuk dan mulai menghancurkan barang-barang didalam kamarnya.
Sebuah karma untuk dia yang merasa bisa mendapatkan segalanya tanpa memikirkan perasaan orang lain.
.
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
.Aria: Bangsawan.
.
.
.San: syukur Noritoshi ditinggal, mampus wkwkwk 🤣🤣
.
.
.Btw, kapal Noritoshi kalian masih aman? Atau udah pindah haluan ke Shinji? 👀👄👀
.
.
..
.
.See you next chapter 😗
12 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ꒦ ͝ Aria (K.Noritoshi x Reader)
FanfictionMate Project by San_21_Arts . . . Hubungan sebatas tuan dan pelayan, membuat keduanya yang terhubung sebagai takdir tak kuasa menentang aturan yang telah ada. "Kita mungkin berjodoh, tapi orang-orang tidak akan menyukai itu." "Saya tahu, saya undur...