⨳ 12

2K 400 159
                                    

Tes ombak dulu! Ada yg kangen sama Aria gak?

.
.
.

Selama persembunyiannya, (y/n) dan Shirayuki diperlakukan baik oleh Gojou. Laki-laki jakung itu bahkan terlalu sering bermain dengan Shirayuki di halaman belakang.

Pundak (y/n) di tepuk pelan, manik (e/c) nya mengerjap melihat siapa yang ada dibelakangnya.

"Ah, bibi! Apa sudah waktunya makan siang?" tanya (y/n) mengulas senyum tipis.

Wanita berusia lebih dari setengah abad itu menggeleng pelan, "makan siangnya sudah aku siapkan bersama yang lainnya, nona." jawab bibi pelayan kediaman keluarga Gojou itu. "Nona sendiri kenapa tidak mencoba bergabung dengan tuan Satoru dan nona kecil?"

Senyum masam terpampang menggantikan senyum manis, "aku tidak bisa."

Bibi itu mengerutkan alisnya, "tidak bisa kenapa?"

(Y/n) menggigit pelan ujung kukunya, "aku... Takut akan ada gosip diantara pelayan nantinya mengenai Satoru-san."

Bibi itu menghela nafas kecil, "anda terlalu merisihkan sekitar, tak akan ada yang berani menggosipkan anda dengan tuan Satoru dibelakang anda. Mereka cukup tahu diri untuk itu."

(Y/n) mengernyit pelan, kedua tangannya bertautan, "tetap tidak bisa. Satoru-san itu laki-laki matang yang belum menemukan takdirnya, aku tidak mau gosip atau rumor tentangku akan mengganggu masa depannya."

Bibi itu menunduk sedikit, wajahnya menyiratkan kepedihan, "nona rumah ini... Sudah meninggal dua tahun yang lalu."

Manik (e/c) mengerjap, "mening-- apa? Ah, astaga a-aku... Maafkan aku, aku tidak tahu."

Bibi itu menggelengkan kepalanya pelan, "sejak saat itu, tuan mulai sering keluar rumah dan mabuk-mabukkan." sahut bibi. "Tuan mulai sering bermain dengan banyak wanita hingga kedatangan kalian berdua membuatnya mulai kembali seperti dulu."

Bibi itu memegang tangan (y/n), menepuk punggung tangan (y/n) pelan dan mengulas senyum, "kehadiran kalian berdua memberinya alasan untuk tetap berada dalam rasionalitas. Ketika kau memutuskan untuk memutus takdirmu, apa bibi ini boleh berharap kau menjadi nona baru di rumah ini?"

"A-aku..." lidah (y/n) kelu.

Dadanya berdenyut pelan mendengar ucapan bibi. Wajahnya menunduk dan tidak bisa menjawab ucapan bibi itu.

Bibi itu mengulas senyum, bibi itu menyelipkan sesuatu kedalam lipatan jemari (y/n), "anda tidak perlu menjawabnya sekarang, ini hanyalah sedikit harapan dari kami, para pelayan kediaman Gojou."

Bibi itu berjalan meninggalkan (y/n) yang termenung. (Y/n) menatap telapak tangannya, sebuah lambang keluarga Gojou.

Perempuan itu meremat saku di bagian dada kirinya. Di sana ada tanda keluarganya, Fujihara, yang sudah kusam dimakan usia. Matanya memanas mengingat ibunya yang berada ditangan Noritoshi saat ini.

"Okaa-san..." lirihnya pelan.

"(Y/n)-chan!"

Panggilan itu membuat (y/n) menatap Gojou yang tengah bermain dengan Shirayuki. Tangan Shirayuki diayunkan Gojou perlahan ke atas.

"Okaa-chan!~" ucap Gojou dengan suara yang dirubah semirip mungkin dengan cadelnya anak-anak.

(Y/n) mengulas senyum melihat putrinya yang mulai memasuki masa-masa aktifnya. Tangan (y/n) melambai pelan kearah Gojou dan Shirayuki.

.
.
.

Makan malam berlangsung, (y/n) tengah menyuapi Shirayuki menggunakan bubur dari roti bayi. Bocah itu sedikit rewel ketika di gendongan (y/n), tapi malah bertingkah manja di gendongan Gojou.

Dari kecil saja sudah kelihatan suka manja pada laki-laki tampan, (y/n) jadi sedikit mengkhawatirkan masa depan Shirayuki.

Shirayuki yang kini diambil alih oleh Gojou terlihat mencoba menyentuh rahang mulus laki-laki itu. Senyum lebar kentara di wajah Gojou setiap kali menggendong Shirayuki.

Para pelayan sudah membersihkan sisa makanan mereka. Kini hanya tinggal (y/n), Gojou dan Shirayuki yang berada di ruangan dengan pintu yang terbuka menampakkan halaman belakang kediaman Gojou.

"Besok," ucap Gojou. "Pergilah jalan-jalan bersama Shira-chan."

"Besok? Memangnya ada apa dengan besok?" tanya (y/n).

"Noritoshi Kamo akan datang kesini sebagai perwakilan klan." jawab Gojou.

Manik (e/c) membulat, "ha... Begitu... Ya?" matanya melirik ke taman. Tangannya mencengkram erat pinggiran tempat makan Shirayuki.

Sebuah tangan tersampir di kepala (y/n). "Jangan khawatir, dia tak akan tahu kau ada disini. Aku akan menelponmu ketika mereka semua sudah pergi kembali ke Kyoto. Akan ada beberapa klan lainnya disini."

(Y/n) mengangguk, wajahnya pucat dan sedikit gugup hingga membuat Gojou mengambil alih tempat makan dan menyuapi Shirayuki karena (y/n) tidak fokus dan berakhir dengan Shirayuki menatapnya tajam karena mulut dan wajahnya dipenuhi bubur roti.

.
.
.

Memakai coat coklat tebal dan sepatu boot, hangat yang dirasakan membuat (y/n) mengulas senyum tipis berterimakasih pada kebaikan Gojou yang sudah membelikannya dan Shirayuki banyak pakaian hangat.

Tangan Gojou mengelus surai (h/c) (y/n), membuat perempuan itu mendongak menatap manik ocean Gojou yang terlihat seperti kaca karena terkena pantulan sinar matahari.

"Hati-hati dijalan, dua pelayanku akan menjaga kalian." ucap Gojou tersenyum lebar.

Tangannya mencubit pelan pipi tembem Shirayuki dan mengecup dahi bayi itu, "Shira-chan, kau harus menjaga okaa-chan mu agar terjauh dari orang jahat ya!~"

Shirayuki hanya menjawab Gojou dengan tawa dan senyum lebar, Gojou bergerak mendekatkan bibirnya ke kening (y/n). Mengecup pelan kening perempuan itu hingga membuatnya membeku di tempat.

"Sekali lagi, hati-hati dijalan." ucap Gojou tersenyum lebar dengan kedua tangan menangkup pipi (y/n).

(Y/n) mengangguk kaku dan berjalan keluar dari kediaman keluarga Gojou. Detak jantungnya terdengar keras, (y/n) mencoba menahan tangisnya, ini membuktikan dia sama saja dengan Noritoshi.

Sama-sama pengkhianat.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: auch... Auranya gloomy sekali~~~

.
.
.

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 🏃🏻‍♀

27 Februari 2021

✔ ꒦ ͝  Aria (K.Noritoshi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang