⨳ 05

2.3K 376 241
                                    

Warning!!! Mature content and..... Angst maybe :''')

.
.
.

Derit tanaman yang diinjak terdengar ketelinga (y/n). Matanya menatap siapa yang menatapnya dari belakang hingga membuat punggungnya terasa panas. Disana Shinji terlihat mengulas senyum lebar.

"Kau sudah sembuh? Kudengar dari Mayu-san kau demam setelah kejadian itu."

Manik hijau teduh Shinji menatap (y/n) senang. (Y/n) sendiri mengulas senyum tipis menatap tawa kekanak-kanakan Shinji. "Ya, aku memang sakit dua hari belakangan ini, tapi aku sudah sembuh. Pusingnya sudah berkurang drastis karena Sania menyuruhku tidur setiap kali aku terbangun." kekeh (y/n) diakhir.

Shinji duduk disamping (y/n) yang sibuk mengurus taman bunga. "Biar ku bantu." tawar Shinji.

(Y/n) kembali mengulas senyum, "terimakasih atas bantuannya kalau begitu."

Shinji sesekali menjahili (y/n) ketika tak sengaja menemukan cacing membuat gadis itu terpekik kesal dan melemparkan beberapa bunga rumput kecil yang dia petik.

Suara tawa (y/n) dan Shinji menarik perhatian sepasang laki-laki dan perempuan yang berjalan santai dikolam ikan.

Noritoshi melihat (y/n) yang tersenyum kearah laki-laki lain merasa kesal dan mengepalkan tangannya erat. Jantungnya terasa sakit ketika mendapati (y/n) akrab dengan laki-laki lain.

Dadanya bergemuruh, antara sakit dan kesal. Matanya menatap Mizuki yang berdiri disampingnya. "Pergilah terlebih dahulu. Aku ada urusan sebentar." ucapnya mengusir perempuan itu secara halus.

Mizuki mengangguk dan pasrah diperintahkan untuk kembali. Matanya menatap Noritoshi yang berjalan kearah dua orang yang tadi mereka lihat. Dalam hati dia bertanya-tanya apa hubungan Noritoshi dengan kedua orang itu hingga dia terlihat semarah itu.

Mizuki berbalik dan langsung masuk kedalam kediaman, tak mau terlalu ingin tahu urusan calon suaminya.

Noritoshi berdiri tepat dibelakang (y/n) dan Shinji. Gadis itu masih setia tertawa kecil melihat Shinji yang kerepotan membersihkan tanah yang menempel dipipinya.

Noritoshi menarik kasar lengan (y/n), membuat gadis itu tersentak dan sedikit oleng tapi untung dia masih bisa mengendalikan diri agar tidak terjatuh dan menabrak Noritoshi.

Manik (e/c) membulat menatap mata Noritoshi yang tajam kearahnya. "Jalang kecil!"

.
.
.

Tubuh (y/n) didorong jatuh menghantam futon. Noritoshi menggeser pintu masuk hingga terkunci rapat. Tangannya mencekal tangan (y/n) dan menatap gadis itu bengis.

"Beraninya kau merayu laki-laki didepanku?!"

Tangan Noritoshi mencengkram erat rahang (y/n), membuat gadis itu meringis kesakitan. Noritoshi kesetanan melihatnya dekat dengan Shinji.

"A-aku..."

Suaranya tercekat menyadari bibirnya dicium paksa oleh Noritoshi. Bibirnya digigit keras hingga lecet dan mengeluarkan darah. Rasa besi tercampur dimulutnya. Gadis itu ketakutan, takut kepada Noritoshi yang marah dan melampiaskannya kepada (y/n).

Tubuhnya bergetar takut dibawah tubuh Noritoshi. Tindihan Noritoshi membuatnya sesak, kaki Noritoshi dengan kejamnya menekan perut gadis itu.

"Kau dibayar berapa jam olehnya ha?"

Tanya Noritoshi kasar, tangannya masih setia mencengkram rahang (y/n). Jejak merah jarinya muncul dan memberi ruam lebam dirahang (y/n).

Noritoshi menatap (y/n) yang menangis pelan tanpa bersuara. Tangannya terangkat menyingkirkan rambut gadis itu dari wajahnya.

"Kau wanita murahan yang menggoda laki-laki lain setelah tahu jodohnya sendiri masih hidup disini." bisiknya pelan. "Apa yang harus kulakukan padamu, huh?"

Tangan Noritoshi mencengkram rambut panjang (y/n), membuat gadis itu mendongak menatapnya takut. Aliran darah kecil mengalir disudut bibir, ditempat Noritoshi menggigitnya tadi.

Tangan Noritoshi menarik kasar yukata milik (y/n). Bahu putih terpampang menantang Noritoshi memberi tanda kepemilikan disana.

Bibirnya menyesap kasar hingga menimbulkan lebam merah keunguan. (Y/n) menahan jeritan yang melesak keluar dari mulutnya. Tangannya terus berusaha mendorong Noritoshi yang kehilangan akal. Air mata turun membasahi pipi (y/n).

"Hen-tikan, kumohon." lirih (y/n).

Noritoshi terdengar tak mempedulikan ringisan (y/n) yang kesakitan bahunya digigit kecil oleh Noritoshi.

Tangan Noritoshi mengangkat yukata bagian bawah (y/n). Tangannya menggenggam paha mulus (y/n). "Akan kupuaskan kau, lebih puas dari laki-laki itu, (y/n)." bisiknya tepat ditelinga (y/n).

Gadis itu menggeleng kencang, meringis merasakan sesuatu menembus masuk kedalam tubuhnya. Hanya ada rasa sakit yang kontras diinti tubuhnya. Membuat (y/n) menangisi dirinya yang tak lagi gadis mulai detik ini.

Noritoshi terus menghujam tubuhnya tanpa ampun, melepaskan seluruh cairannya didalam rahim (y/n). Mencumbu kasar dada perempuan itu.

(Y/n) tak lagi memberontak, bibirnya hanya bisa terisak menangis merasakan sakit diseluruh tubuhnya.


.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: dih anj*** gue yang bikin gue juga yang kesel, dahlah 🚮

.
.
.

Character development nya gini amat ya :''')

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 😓

5 Februari 2021

✔ ꒦ ͝  Aria (K.Noritoshi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang