Survey Corps

1.5K 180 13
                                    

Suasana Kota Bawah Tanah ramai seperti biasa. Kesempatan yang mudah untuk kriminal beraksi. Itulah yang dilakukan Agatha dan ketiga kakaknya. Mereka mulai melancarkan serangan.

Mereka berpencar menjadi dua arah. Agatha bersama Isabel sedangkan Furlan bersama Levi.

3D Manuver mereka melesat dengan cepat. Mereka mencuri dan membuat kekacauan dimana-mana.

"Mama!!!" Seorang anak berteriak. Ia terlihat dibawa paksa oleh seorang pria bertopi hitam.

"Isabel Nee-chan.. Kau duluan, temui Levi Nii-Chan dan Furlan Nii-chan! Aku akan menyusul.. Ada hal yang harus ku urus.." Agatha memutar balik arah. Sementara Isabel segera berkumpul dengan dua rekannya yang lain.

Dengan kecepatan penuh, Agatha meraih anak itu.
"Dapat!" Genggaman pria itu lepas. Agatha mendarat.

"Kau bisa berlari?" tanya Agatha. Anak itu mengangguk.

"Baiklah, cepat kembali kerumahmu!" ucap Agatha. Anak itu berlari menjauhi Agatha.

"OE! Apa yang kau lakukan!? Ibunya tidak bisa mengembalikan uang yang sudah kupinjamkan!" teriak pria itu. Agatha seperti mengenal suaranya. Ia menoleh.

"Agate?!!!!" Pria itu terkejut. Ia menyeringai. Benar saja, pria itu merupakan orang yang menjual Agatha beberapa tahun lalu. Tiba-tiba napas Agatha terasa sesak.

"Ada apa Agate? Oh.. Kau tidak merindukanku? Apa kau bergabung dengan kelompok kriminal itu?" Pria itu mendekati Agatha. Ia menggenggam tangan Agatha kuat.

"L-lepas!" badan Agatha tidak bisa digerakkan. Ia terlalu takut.

"Ternyata kau cantik juga kalau sudah sebesar ini.. Kau tau? Aku sekarang sudah memiliki banyak uang.." bisik laki-laki itu.

"T-tidak ada hubungannya denganku! Aku tidak peduli!" Agatha berusaha melepaskan diri.

"Aku tidak perlu menjualmu lagi untuk dapat uang.. Kalau dipikir-pikir, lebih baik kau menjadi wanita pemuas untukku.." Pria itu melepas ikatan rambut Agatha. Rambut Agatha tergerai bebas.

"N-nii-..Nii ch-Chan.." Agata gemetar.

"Kau pikir teman-temanmu akan kemari dan menolongmu?!! Hahahaha! Itu tidak akan terjadi! Karena para warga sudah memanggil Survey Corps untuk menangkap mereka!"

"Survey Corps?!" Agatha mengetahui bahwa kemampuan Survey Corps bukanlah main-main. Mereka dapat menggunakan 3D manuver lebih baik daripada Military Police.

"Levi Nii-Chan, Furlan Nii-Chan, dan Isabel Nee-Chan dalam bahaya!" pikir Agatha.

"Buagh!" Agatha melayangkan pukulannya pada hidung pria itu. Gadis itu mulai mengambil pisau disakunya.

"Jleb!" Sebuah pisau tepat tertancap didada pria itu.

Agatha tidak mempedulikan mayat orang yang ia bunuh. Ia langsung bergegas untuk mencari kakak-kakaknya.

Setelah pencarian selama lima menit menggunakan 3D Manuver, matanya melihat kakak-kakaknya tengah terduduk dan di borgol.

Agatha menajamkan matanya pada ketua Survey Corps yang berambut pirang. Dengan kecepatan kilat, Agatha menghunuskan pisaunya.

"Trang!!" Serangan Agatha dipatahkan dengan mudah.

"Agatha!!!" Isabel berteriak.

"Lari Agatha!" Furlan juga berteriak.

Agatha tidak mendengarkan mereka. Ia terus menyerang pria berambut pirang itu. Senjata mereka beradu dengan kecepatan luar biasa.

"Set!!" Seorang Survey Corps yang lain menjambak rambut Agatha. Agatha terjatuh dengan rambutnya masih berada di genggaman anggota Survey Corps itu.

"Cklak!" Tangan Agatha juga di borgol.

"Anak sekecil ini bisa menggunakan 3D manuver? Mengesankan.." ucap pria berambut pirang.

"Siapa kau!" Agatha menunjukan amarahnya.

"Erwin Smith.. Commander dari Survey Corps." ucap Erwin singkat.

Erwin mengarahkan pandangan pada Levi.

"Jika kau bergabung dengan Survey Corps, kau tidak akan dihukum seperti yang kukatakan sebelumnya.." Erwin memberikan suatu penawaran pada Levi.

"Baiklah, kami akan bergabung, keparat." ucap Levi dengan amarah.

Hari itu Levi, Agatha, Isabel, dan Furlan masuk kedalam Survey Corps.
.
.
.

Mereka keluar dari Kota Bawah Tanah. Untuk pertama kalinya Agatha melihat sinar matahari. Mata Agatha tampak lebih jelas warnanya. Ungu menyala seperti berlian.

Mereka ditempatkan di suatu markas. Di markas itu terdapat seragam dan berbagai macam alat. Agatha ditempatkan satu kamar dengan Isabel.

Mereka mengenakan seragam yang tersedia.Tak lupa Agatha menyanggul rambutnya. Ia tidak mau kejadian terjambak itu terulang lagi.

"Isabel Nee-Chan.. Aku khawatir.." Agatha duduk disamping Isabel.

"Ada apa?"

"Levi Nii-chan sepertinya masih marah besar. Aku takut ia berbuat sesuatu diluar batas. Bagaimana pun juga, aku merasa lebih baik tinggal disini daripada dibawah sana." Agatha bersandar pada bahu Isabel.

"Kita harus percaya padanya.."

"Baiklah.."

Agatha menganggap tempat ini tidak terlalu buruk. Ia bisa melihat kearah mana saja. Langit pun terasa sangat luas.

"Jadi seperti ini ya dunia atas?" batin Agatha.

Mereka berempat diberikan ajaran singkat mengenai titan dan bagaimana cara membunuhnya. Mereka juga diajarkan mengenai strategi bertarung.

Agatha tidak terlihat takut setelah semua penjelasan selesai.

"Pasti lebih menakutkan pria yang menjualku daripada titan.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Uyey! Dah masuk Survey Corps ..
Perbedaan umur Erwin sama Reader sekitar 15 tahun ya..
(Jauh amat thor..)
Yaa mau gmn lagi.. Erwin memang sudah tue :")
Tapi ttp mantap :"D

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang