Little Secret

1.3K 165 22
                                    

Hari kedua pembersihan Distrik Trost dimulai. Seperti biasa, Agatha dan Komandan Pixis sudah siap diatas dinding Rose.

"Hari ini akan menjadi tugas yang berat.." ucap Komandan Pixis.

"Aku akan membantu.." Agatha turun dari atas dinding menggunakan 3D Manuvernya.

Agatha berjalan di jalanan setapak Distrik Trost. Terlihat mayat prajurit bergelimpangan. Anggota tim medis pun ada disana. Beberapa prajurit baru juga membantu.

Ada satu prajurit baru yang berjalan agak lambat. Sepertinya dia syok.

Agatha menepuk pundak anggota baru itu.

"HUWAA!" Laki-laki itu terkejut.

"K-kau.. Agatha.. Agatha Senpai.." ucapnya.

"Iya.. Siapa namamu?" tanya Agatha.

"Jean.. Namaku Jean.."

"Sepertinya kau ketakutan.. Ini hanya mayat.. Mereka tidak akan hidup dan memakanmu.." ucap Agatha santai.

"Bukan begitu, Agatha Senpai.. Aku sedang mencari seseorang.. Aku berharap dia masih hidup, tapi.. Aku tidak melihatnya dimanapun.." Jean merasa sedih.

"Siapa dia?"

"Marco Bodt.."

Agatha tersentak. Ia ingat, Marco adalah nama yang disebutkan oleh Reiner. Agatha tau, Marco sudah tiada.

Agatha tidak mau Jean melihat mayat sahabatnya. Refleks tangan Agatha menggenggam tangan Jean.

"E-eh.. A-agatha Se-senpai..." Jean merona.

"Ayo kita pergi dari sini, Jean.." ucap Agatha dengan senyuman.

"K-kenapa tiba-tiba???" Jean gugup.

Agatha harus memutar otak agar Jean tidak melanjutkan pencarian Marco.

"Mau kencan denganku?" tanya Agatha.

"A-Apa?!!! T-tentu mau.. Tapi.. Kita sedang dalam tugas.." Jean semakin salah tingkah.

"Dasar kepala batu!" batin Agatha.

Agatha tau rasanya kehilangan seseorang yang penting. Ia ingat rasa sakit saat Isabel dan Furlan meninggalkannya. Setidaknya Agatha tidak mau juniornya satu ini melihat mayat sahabatnya yang mungkin saja sudah terkoyak.

"Jean..." Wajah Agatha serius.

"M-maaf senpai.. Aku tidak bermaksud menolaknya.." Jean tertunduk.

"Hah? Bukan itu.. Aku ingin tanya.."

"Eh??" Jean bingung.

"Jika kau menemukan tubuh sahabatmu terkoyak dan sudah mulai membusuk.. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Agatha.

"Aku tidak tahu.. Tapi setidaknya.. Aku menemukannya.." raut wajah Jean berubah sedih.

Agatha tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tekad kadet satu ini sangat kuat. Agatha hanya bisa menghela napas.

"Baiklah.. Aku akan menemanimu mencari Marco.." Ucap Agatha.

"Terimakasih, Senpai.."
.
.
.
Tak lama mereka berjalan, Jean terhenti karena melihat sebuah mayat.

Mayat itu telah terkoyak setengah badannya. Wajah Jean terlihat pucat.

"M-marco?!"

Agatha hanya memperhatikan mayat Marco dengan tenang. Ia sudah tahu bahwa akhirnya akan seperti ini. Tapi, Jean menahan tangisnya.

"Apa kau mengenalnya?" seorang tim medis menanyai Jean.

Jean hanya diam. Dia tak percaya Marco sudah meninggal.

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang