Pecahan Memori Lazarus

1K 141 10
                                    

Matahari mulai terbit. Agatha tidak bisa tidur semalaman karena ucapan Levi.

"Kau akan menikah dengan Erwin.." begitulah ucap Levi saat makan malam.

"A-acaranya besok?! Gila." Agatha setengah depresi.

Sebenarnya ia senang bisa bersama orang yang ia sayang. Namun, ini terlalu mendadak.

"Agatha.." Levi masuk ke kamar adiknya. Pria itu duduk di samping Agatha.

Levi tidak tega melihat Agatha yang terus menerus termenung karena ucapannya.

"Apa kau keberatan dengan pernikahan ini?" tanya Levi.

"S-sebenarnya tidak sih.. Hanya saja.. Terlalu mendadak.." Agatha menatap kakaknya.

"Maaf.. Aku tidak memberitahumu terlebih dulu." Levi mengelus kepala Agatha.

"Tidak apa, Nii-Chan.. Tapi, apa alasannya pernikahan ini begitu mendadak?" Agatha bersandar di bahu Levi.

Levi menceritakan perbincangannya dengan Erwin. Erwin memberitahu Levi semua yang tertulis didalam buku. Erwin juga mengatakan Agatha harus memiliki keturunan. Agatha tidak bisa mundur dari militer karena kemampuannya sangat berharga.

"Lalu aku meminta Erwin untuk mencarikan calon.. Dengan syarat ia harus lebih baik dariku.." ucap Levi pada adiknya.

"Pffft.. Tidak ada orang yang bisa melebihimu, Nii-chan.. Kecuali tentang tinggi badan.."

"Diam.."

"Ahaahahahhaha.."

"Ada satu orang yang lebih baik dariku, Agatha. Ia adalah Erwin sendiri.. Hanya dia yang bisa melampauiku.." ucap Levi.

"Um! Aku setuju dengan Nii-chan.."

"Apa? Tadi kau bilang, aku yang terbaik.."

"Aku tarik kata-kataku tadi.. Ahahahaha.."

"Cih.."

Levi dan Agatha berbincang sambil sedikit bercanda gurau. Kedua kakak beradik itu sangat akrab.

Levi sebenarnya agak keberatan dengan pernikahan ini. Ia tidak mau adiknya dimiliki orang lain. Namun, yang menikahinya adalah atasan sekaligus orang yang paling Levi percaya.

"Aku akan keluar sebentar, Nii-Chan.. Sebaiknya kau beristirahat disini.. Aku tau Nii-Chan kurang tidur.." Agatha mencium pipi Levi dan keluar dari kamarnya.

Agatha melangkah menuju ruang tengah. Terlihat para anggota baru tengah berkumpul.

"Hoi! Yang benar saja.. Jangan dihabiskan rotinya!"
"Uruse! Makan aja yang ada!"
"Oooh mau duel?!"
"Mikasa.. Lerai mereka dong.."
"Biarin aja.. Ntar juga kelar sendiri.."
"Roti! Roti! Roti!!!"

Suara gaduh masuk ke telinga Agatha. Agatha melihat pertengkaran harian antara anak-anak itu. Gadis itu tersenyum dan tertawa kecil.

"Halo semua..." Agatha mendekati mereka.

"Fiuuh.. Untung ada Agatha senpai.." ucap Armin.

"Agatha senpai.. Selamat yaa.." Crysta menjabat tangan Agatha.

"Iya juga ya.. Besok Agatha senpai nikah.." ujar Eren.

"Uwoooh! Ada kue kan?!" Sasha semangat.

"Senpai.. Apa Heichou memaksamu menikah?" tanya Jean.

"Hm? Ti-tidak juga sih.."

"Ha~ begitu ya.. Padahal aku belum menjawab ajakan kencan senpai.." Jean menggaruk kepalanya.

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang