Cadet

1.4K 181 44
                                    

Tahun demi tahun telah berlalu. Wilayah Shiganshina telah jatuh. Begitu pula dengan Dinding Maria yang berhasil di runtuhkan oleh Armored Titan.

Mereka merekrut beberapa kadet baru untuk tambahan pasukan. Agatha yang mendengar kabar itu, penasaran dengan juniornya. Ia diam-diam pergi ke tempat pelatihan.

Agatha hanya mengenakan kemeja lengan pendek dan celana coklat. Ia tidak mengenakan seragam Survey Corps.

Agatha melihat para calon prajurit dari atas atap. Ada satu anak yang menarik perhatian Agatha. Anak itu memiliki tatapan yang berbeda. Agatha dapat merasakan semangat dari mata anak itu.

"Kenapa kau memakan kentang pada saat seperti ini?!"  Pandangan Agatha teralihkan ke arah suara. Terlihat seorang gadis yang memakan sebuah kentang dan sedang dimarahi habis-habisan.

"Pffft.." Agatha menahan tawanya.

Jam demi jam dilalui. Gadis kentang tadi diberi hukuman berlari. Agatha turun dari atap.

"Set!" Agatha mendarat tepat didepan para kadet.

"WOAAAH!!!" Beberapa kadet terkejut.

"Ara~ Gomenne.." Agatha menggaruk kepalanya.

Mata para kadet tertuju pada Agatha. Mereka hanya bisa menganga melihat paras Agatha dan matanya yang seperti berlian.

"Malaikat?"
"Bidadari?"

Agatha kebingungan melihat para kadet yang terus menatapnya.

"Nona Agatha!!" Seseorang memanggil Agatha.

"Ah pelatih.. Maaf aku telah mengganggu.. Aku hanya penasaran dengan juniorku.." ucap Agatha.

"B-bukan itu maksudku.. Apakah mereka mengganggumu?" tanya pelatih itu.

"Tidak.. Aku malah ingin mengenal mereka." Agatha menatap salah satu junior.

"Siapa namamu?" tanya Agatha.

"Eren.. Eren Yeager." ucap kadet itu.

Agatha tersenyum. Juniornya kali ini mungkin bisa menjadi prajurit dengan kualitas tinggi.

Agatha menghabiskan waktu bersama dengan para Juniornya. Ia duduk bersama Eren, Mikasa, dan Armin.

"Ah.. Agatha Senpai anggota Survey Corps?!" tanya Eren semangat.

"Ya begitulah.." jawab Agatha santai.

"Bagaimana rasanya menjadi Survey Corps?!" Armin bersuara.

"Luar biasa.. Kalian bisa melihat dunia diluar dinding lho.. Walau beberapa tahun terakhir ini kami lebih fokus pada wilayah didalam Dinding Maria." jelas Agatha.

"Apakah Agatha Senpai sudah melihat laut?!!" Sekarang Armin yang bersemangat.

"Laut? Air melimpah yang mengandung garam dan terbentang luas?.." Entah kenapa Agatha mengucapkan itu.

"H-Ha?!!! Agatha Senpai tahu????"

"Entahlah... Mungkin.."

"Kenapa aku bisa mengetahui tentang hal itu? Padahal aku belum pernah melihatnya.." batin Agatha.

Agatha merasakan kepalanya sedikit sakit. Hal seperti ini baru terjadi lagi setelah sekian lama. Terakhir Agatha merasakan sakit ini adalah pada saat ekspedisi pertamanya. Agatha memegang kepalanya.

"A-Agatha Senpai kenapa???" Armin khawatir.

"Aku baik-baik saja.. hunn~ imutnya.  Kau mengkhawatirkanku Armin?" Agatha mencubit pipi Armin.

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang