Penyelamatan

656 83 10
                                    

Jam demi jam berlalu. Agatha masih saja tidak membuka matanya. Reiner benar-benar menghancurkan tubuh Agatha. Butuh waktu lama untuk memulihkannya.

"Reiner.. bagaimana jika semua orang tahu bahwa keturunan Lazarus masih hidup?" Tanya Berthold.

"Aku akan menentang semua orang demi dirinya."

"Pimpinan mengatakan jika kita menemukan Priestess, kita harus menyerahkannya pada pimpinan, bukan?." Tanya Berthold lagi.

"Tidak akan ku lakukan.."

Reiner memeluk Agatha dan mencium keningnya.

"Wah... Pemandangan mengerikan apa ini?" Sura Ymir terdengar. Tubuhnya perlahan memulih dan tenaganya perlahan kembali.

"Ymir?!" Berthold terkejut.

"Drama seperti ini sungguh tidak biasa.. apa kau mencintai istri dari Komandan Erwin Smith, Reiner Braun? Ahahaha.. ini menarik sekali.." ledek Ymir.

"Diam!" Reiner membentak Ymir.

"Jahat sekali kamu, Reiner.. dia sedang hamil lho.." Ymir merebahkan tubuhnya di atas pohon.

"Aku tahu.." ucap Reiner.

Reiner ingat dengan jelas saat ia berusaha meremukkan tubuh Agatha. Agatha berusaha untuk melindungi bagian perutnya. Itulah sebabnya Reiner mengincar bahu Agatha daripada mematahkan tulang rusuknya.

"Aku tidak melihatnya bergerak.. apa dia mati?" Tanya Ymir.

"Itu tidak mungkin.. Orang yang memiliki mata ini memiliki keistimewaan.. mereka tidak akan mati dan membusuk jika matanya tidak dihancurkan.. Ini juga berlaku saat melakukan transplantasi mata.. selama masih satu darah, itu akan berhasil.." jelas Berthold.

"Sebenarnya manusia jenis apa sih Agatha itu.." Ymir berusaha mengorek informasi.

"Manusia terpilih langsung oleh Dewa, Namun berkatnya malah menjadi kesialan bagi dia dan seluruh klan nya." Berthold menatap Ymir.

"Aku tidak mengerti.." Ymir berusaha tidak membebani pikirannya.

"Wajar saja kau tidak mengerti.."
.
.
.
.
.
Pasukan yang di pimpin Erwin Smith tiba di lokasi kejadian. Mereka berkuda di atas dinding. Itu akan lebih efektif untuk mereka.

"Dimana Agatha?!" Levi yang panik segara mencari adiknya. Ia tidak percaya bahwa adiknya telah diculik.

"Agatha!!!" Levi terus memanggil nama adiknya. Namun, adiknya tidak muncul.

Lengan Levi mengepal keras. Ia menendang setumpuk peti kayu di sampingnya hingga hancur.

"Levi... Kuharap kau bisa tenang.." Erwin berusaha menenangkan Levi walau dirinya sendiri marah besar.

"Apa maksudmu Erwin?! Kau menyuruhku tenang saat adikku diculik?! Kau juga terlihat emosi! Lengan kirimu mengepal kuat.." Levi berusaha mengatur napas untuk menenangkan dirinya.

Erwin tidak bisa mengelak. Ia merasa bersalah kali ini tidak berada disamping Agatha. Ia tidak mau sesuatu yabg berbahaya terjadi pada istrinya. Apalagi, Agatha sedang mengandung anaknya.

"Agatha.." Rahang Erwin mengeras.

"SEGERA TURUNKAN KUDA DAN KITA LAKUKAN PENGEJARAN!! UNTUK MEMBAWA EREN, AGATHA, DAN YMIR KEMBALI!!" perintah Erwin pada seluruh pasukan.

"T-tunggu.. uhuk!!" Hanji yang terkena dampak ledakan berusaha menggapai kaki Erwin.

"Ada apa? Hanji?" Tanya Erwin.

"Aku punya dugaan mereka berlari ke hutan, Erwin. Kau tahu? Hutan raksasa yang ada di tengah-tengah.. Hutan ini!!!" Hanji menunjukkan peta.

"Kenapa kau sangat yakin?"

"Dengan stamina seperti itu mereka tidak mungkin kabur sekarang. Mereka pasti menunggu malam untuk menghindar dari para titan." Jelas Hanji.

"Baiklah.."

Erwin memimpin pasukan ke arah hutan.

"Tunggu aku, Agatha."
.
.
.

"Bocah yang beberapa tahun lalu kamu makan adalah.. teman kami.." Berthold berbicara pada Ymir.

"Begitu ya...maaf.. aku tidak ingat.." Ymir menatap ujung kakinya yang sebentar lagi pulih.

"Jadi, kami harus membawamu untuk merebut apa yang telah kamu rebut." Ucap Reiner.

"Tapi, kalau anak keturunan kerajaan itu bisa kita bawa dan merupakan koordinat, maka kita tidak perlu membunuhmu." Jelas Reiner lagi.

"Maksudmu, Cry- Historia?"

"Benar.."

"Setelah membawa kalian, kami akan kembali untuk menculiknya dan membawa kembali Annie." Ucap Berthold.

Ymir, Berthold, dan Reiner terus berbincang mengenai masalalu Ymir. Dan Eren pun sadar.

"Lepaskan aku!!! Arghh!!!' Eren meronta.

"Sudahlah Eren, lebih baik diam dan mengumpulkan tenagamu." Ymir menasehati.

"A-agatha Senpai!!!" Eren melihat Agatha yang berada di pelukan Reiner.

Reiner menatap tajam ke arah Eren.

"K-kenapa Agatha senpai juga.. apa dia titan?" Eren kebingungan.

"Bukan.." ucap Reiner singkat.

"Apa kau akan menggunakannya untuk mengancam Danchou?!" Eren berteriak lagi. Reiner terdiam.

"Lepaskan dia dasar keparat!!!! Agatha senpai!!! Bangun dan larilah!! Agatha Senpaii!!" Percuma saja, Agatha tidak mendengar teriakan Eren.

Matahari semakin turun. Semburat oranye mulai menghiasi langit.

"Syuuuu!!" Sinyal hijau terlihat melesat tinggi ke arah awan.

"Survey Corps?! Mereka sudah sedekat ini!" Reiner dan Berthold panik.

"Itu karena kau menculik sang ratu.. rajanya pasti akan marah besar.." ledek Ymir.

"Kita berangkat sekarang.. Ymir, tubuhmu sudah pulih, kan? Pakai 3D manuver milik Agatha." Reiner mencopot 3D manuver Agatha dan memberikannya pada Ymir.

"Tidak jadi malam?!" Eren heran.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan 3D manuver.

"Tunggu.. pasukan Survei Corps? Historia?!" Ymir menyadari bahwa Historia mungkin ada didalam formasi.

Ia sadar, jika Historia ikut dengannya, nyawanya akan selamat.

"Kita harus kembali!" Ucap Ymir.

"Jangan konyol! Komandan Survey Corps terlalu tangguh.." ucap Reiner.

Karena kesal, Ymir mengancam akan membunuh Reiner dan Berthold dan akan mengembalikan Agatha dan Eren. Di hutan, wujud dari Jaw Titan lebih diuntungkan.

Reiner dan Berthold tidak mempunyai pilihan. Mereka menurut apa mau Ymir.

Rencana nya adalah, Ymir menghampiri anggota Survey Corps dan membawa Historia secara paksa lalu Reiner berubah menjadi Titan dan kabur dari kejaran Survey Corps.

Rencana dimulai, Reiner dan Berthold menunggu Ymir selesai menjalankan tugasnya.
.
.
.
Lima belas menit berlalu. Ymir berhasil membawa Historia. Mereka kabur dari kejaran Survey Corps.

"Reiner, Sekarang!"

Reiner merubah dirinya menjadi Titan dan membawa kelima orang itu di tubuhnya. Ia melindungi Berthold, Eren dan Agatha di dadanya dan menutupnya dengan tangan agar terlindungi dari senjata Survey Corps.

"Kita hampir berhasil!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

(「'・ω・)「

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang