Titan Rod Reiss

443 54 4
                                    

Mengendarai kuda di tengah malam. Hanya dengan penerangan obor dan panduan dari Komandan, semua pasukan melesat ke arah Kapel milik Rod Reiss.

"Dibawah kapel itu ada ruangan rahasia..tidak mungkin untuk mengambil kekuatan titan hanya kapel se sempit itu.." ujar Agatha.

"Kau benar.. pasti sesuai di buku yang ditunjukkan Hanji sebelumnya." Erwin yang berada agak depan dari Agatha menyetujuinya.

"Cukup memakan waktu juga.. butuh satu jam lebih untuk sampai.." Agatha terus memacu kudanya, Rykell.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam. Mereka hampir sampai.

Namun, mereka tidak melihat kapel milik Rod Reiss, kapel itu hancur karena titan.

"Titan macam apa itu?!" Agatha terkejut.

"Ia menyeret tubuhnya.. sepertinya tubuhnya terlalu besar untuk berjalan." Erwin berusaha membaca situasi.

Semua prajurit tampak ketakutan. Namun, Erwin mencoba mengembalikan keberanian mereka untuk maju.

"MAJU!!"

Semua mengikuti arahan Erwin. Mereka mencoba untuk menyerang titan itu. Tapi, saat mendekat, suhu yang panas mulai bisa dirasakan.

"Titan itu membakar apapun disekitarnya.. kita tidak bisa mendekat.." Agatha melihat Titan itu dengan seksama.

Erwin memutuskan untuk memukul pasukan mundur.

"Danchou! Itu regu Levi!" Ucap salah seorang anggota.

"Nii-chaaan!!" Agatha melesat menuju Levi dengan kudanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Levi pada Agatha.

"Ya.. tentu.. Erwin menjagaku dengan baik.."

"Selamat atas kelahiran anakmu, Agatha Senpai!" Armin mengucapkan selamat.

"Lah.. udah lahiran?" Tanya Eren.

"Woaaah... selamat yaaa.." Historia ikut senang.

"Ini bukan saat yang tepat untuk memberikan selamat...tapi terimakasih.." Agatha sedikit tertawa.

"Aku jadi paman, ya.." Levi sedikit tersenyum lalu memalingkan pandangan.

"Titan ini akan mengarah kemana?" Tanya Agatha.

"Belum tahu.. kita harus memastikannya.." Ucap Levi.

"Kita harus bisa menghentikannya sebelum memasuki kota.." Agatha kembali menaiki kudanya.

"Kembali ke dinding Shina.." perintah Erwin.

"Kau mau membiarkan si berengsek itu merayap sampai tembok?" Tanya Levi.

"Distrik Orvud.. sepertinya dia mengarah kesana.." Erwin memimpin formasi.

Mereka semua melesat mengejar titan Rod Reiss.

"Eren coba kau pakai teriakan titanmu. Mungkin kita bisa merubah arah titan ini.." ide Agatha.

"Baiklah.. akan kucoba.." Eren memasang kuda-kuda.

"BERHENTI! KAU! TITAN! tidak.. ROD REISS! BERHENTI KAU SIALAN! TUA BANGKA CEBOL!"

Eren baru sadar kalimat terakhir yang ia lontarkan seakan-akan menghina Levi.

"Pfftt.." Agatha menahan tawa.

"Percuma saja...dia tidak mendengarkan.. masih ada waktu sampai Rod Reiss bisa mengambil kekuatan Titan Perintis dari diriku.." Eren menunduk.

"Kau benar, mungkin lebih mudah jika menangkap dia dalam wujud manusia dan memintanya untuk mengembalikan ingatan semua orang.." Levi berpendapat.

"Tapi, apa kau siap, Eren?" Tanya Levi.

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang