Marionette

359 42 4
                                    

Pagi hari yang lumayan terik. Reiner menggenggam tangan Stella erat menuju rumah sakit. Reiner ingin memastikan bahwa keadaan Stella baik-baik saja.

Banyak orang yang terkena gangguan jiwa karena perang disini. Terlihat pria tua yang berteriak karena serangan panik. Suster dan dokter membawa pria itu masuk.

"Reiner.. aku haus.." ucap Stella.

"Aku akan membeli minuman sebentar.. kau tunggu disini ya.." Reiner membantu Stella duduk di sebuah bangku panjang.

Reiner berlari untuk mencari minum agar Stella tidak kehausan.

Seorang pria yang sepertinya masih cukup muda, duduk di samping Stella. Pria dengan rambut amat panjang dan perban di wajah mulai mengajak Stella berbicara.

"Hei.." ucap pria itu.

"Hisashiburi... Kau belum mati juga?" Ucap Stella perlahan.

"Belum.."

"Bagaimana kabar 'nya' ?" Tangan Stella mengepal.

"Baik.."

"Syukurlah... Apa kau memberi tahu tentang ak--"

"Tidak.. aku tidak menulis tentang itu di surat.. tenang saja.." ucap pria itu dengan nada santai.

"Kapan?" Stella menunduk.

"Secepatnya.. sabarlah.. tunggu saat yang tepat.. dan semuanya akan kembali.." Pria itu mulai mengambil tongkatnya dan berjalan pincang

"Oh ya.. teruslah menjadi marionette.. sesuai dengan keinginan pria itu.." lanjut si pria berambut panjang.

Stella tak menjawab. Ia diam seribu bahasa.

Tak lama, Reiner kembali dengan membawa minuman segar. Reiner mengarahkan tangan Stella untuk memegang minumannya.

"Terimakasih.." Stella meminumnya perlahan.

Setelah tidak merasa haus. Mereka masuk ke dalam rumah sakit untuk menemui dokter.
.
.
.
Setelah satu jam, pemerikasaan selesai. Reiner tetap menggandeng dan menjaga Stella karena Stella tidak bisa melihat.

"Kak Stellaaa!!!" Gabi berlari menghampiri Stella, diikuti Falco, Udo dan Zofia.

"Habis periksa??" Tanya Udo.

Stella mengangguk.

"Bagaimana hasilnya??" Tanya Falco.

"Tidak ada masalah dengan kesehatan Stella.." ucap Reiner.

"Syukurlah.." Zofia tersenyum sedikit.

"Kak Stella pendiam sekali ya.." Gabi berkomentar.

"Tidak.. itu karena kau banyak bicara.." ucap Zofia.

"Apa katamu?!!" Gabi jengkel.

"Sudah sudah.. Kak Stella tidak menyukai keributan lho.." Falco melerai.

Reiner tertawa melihat anak-anak bertengkar. Stella hanya tersenyum tipis.

"Kami akan jadi pelayan di pesta Keluarga Tybur lho!" Ucap Gabi.

"Apa?!" Stella yang jarang berbicara. Sekarang merasa sedikit terkejut.

"Woah akhirnya Kak Stella bicara!!" Udo merasa takjub.

"Keluarga Tybur akan mengadakan pertemuan mengenai perdamaian.. perwakilan dari seluruh penjuru dunia akan hadir.." jelas Reiner.

"Keluarga Tybur kan.. pemilik--"

"Warhammer titan...tepat.. seluruh dunia pasti akan mendengarnya karena keluarga itu juga berkontribusi di masalalu." Lanjut Reiner.

"Selain pesta katanya akan ada pertunjukan.." ucap Zofia.

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang