Penyesalan

430 44 7
                                    

Sebuah kapel dibangun untuk seorang gadis yang berani berkorban untuk Survey Corps.

Kapel di dekat markas Survey Corps dengan banyak makam di depannya. Semua makam itu adalah prajurit yang tumbang saat misi Shiganshina.

Sementara, mayat Agatha yang tidak bisa membusuk disimpan di dalam kapel. Dengan peti mati berwarna putih dan gaun pengantin.

Bunga mawar selalu segar di dalam peti itu. Setiap hari, banyak orang yang meletakkannya.

"Agatha Senpai.. terimakasih atas bimbingannya selama ini.. aku harap, kau bisa melihat laut bersama kami.." Armin meletakkan mawar putih di samping Agatha.

"Tidak usah menangis Armin.. lihat.. Agatha Senpai tersenyum.." Jean menyeka air matanya.

"Senpai.. aku ingat saat pertama kali kau mengajakku kencan.. maaf karena telah menolak.. padahal aku tidak bermaksud.. aku menyesal.." Jean memegang jari kelingking Agatha yang dingin dan meletakkan bunga.

"Jangan bicara aneh pada Agatha Senpai, kuda!" Ucap Eren.

"Benar kok! Dia mengajakku!" Jean menarik kerah Eren.

"Sudah kalian.. ini kapel! Berisik!" Ucap Sasha. Berkat Sasha, Jean dan Eren bisa di lerai.

Mikasa dan Connie juga meletakkan mawar disamping Agatha. Mereka berdoa untuk kakak senior yang mereka cintai.

"Aku terlambat.. maaf ya.." Historia memasuki kapel.

"Yang mulia ratu.." ucap Connie.

"Panggil aku seperti biasa saja.." Historia tersenyum. Ia meletakkan mawar di samping Agatha.

"Terimakasih atas semua pengorbanan yang kau lakukan.." Historia memejamkan mata dan berdoa.

"Ah semuanya disini.." terdengar suara laki-laki.

Levi, Hanji, Erwin, dan Einhard memasuki kapel.

"Kami sudah selesai.. kami permisi.." Armin mengajak teman-temanya keluar kapel.

"Ma.. ma.. ma!!" Einhard ingin menggapai Agatha. Erwin mendekatkan Einhard dekat ibunya.

Mata Einhard sudah ditukar dengan mata Agatha. Tidak sulit melakukan bedah pada keturunan Klan Emris. Daya tahan tubuh mereka yang tinggi, membuat mereka tidak mudah mati.

Bahkan saat mati, mayat mereka tidak membusuk walau terasa dingin.

"Aku akan cari cara untuk menghidupkannya kembali.." Hanji memegang tangan Agatha.

"Kapan kau akan bangun.. pemalas sekali, selalu tidur di saat yang tidak tepat.." Levi melihat tangan kanan Agatha yang kala itu putus, sudah dijahit kembali.

Erwin memegang rambut Agatha dan menciumnya.

"Aku merindukanmu.." Pria itu meletakkan banyak mawar disamping Agatha.

" Pria itu meletakkan banyak mawar disamping Agatha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo Erwin.. kita harus keluar tembok.." ucap Levi sambil menyeka air matanya.

"Kami akan kembali.." Hanji tersenyum.

Erwin menggendong Einhard dan berjalan keluar kapel. Ia menengok ke belakang sebelum pintu kapel ditutup, lalu kembali berjalan.
.
.
.
Selama satu minggu Survey Corps keluar dari tembok Maria. Penjagaan di kapel juga renggang.

Saat Komandan dan Ketua yang paling diandalkan tidak ada, penyusup datang menghancurkan kapel.

"Kapel diserang!!!"

Bawahan yang tidak mengerti akan pentingnya menjaga mayat Agatha, mereka membiarkannya.

Ya. Agatha diculik oleh Kart Titan. Titan itu membawanya melalui jalur utara dimana penjagaan tidak terlalu ketat.

"Kau kembali padaku, pada akhirnya.." Seseorang memeluk mayat Agatha erat.

"Kita akan bersama selamanya."

Kapal yang membawa Agatha mulai berlayar. Memisahkan Agatha dengan Pulau Paradise.
.
.
.
Tiga hari kemudian Survey Corps yang menjalankan misi di luar tembok akhirnya pulang.

Berita yang terlambat sampai membuat Erwin naik darah. Ia berlari ke kapel dengan seragam lengkapnya. Levi, Hanji, dan semua anggota mengikutinya.

Terlihat kapel yang hancur dan beberapa makam yang rusak.

"Titan.." terlihat jejak kaki di tanah.

Erwin juga mendapat beberapa laporan kalau titan terlihat di wilayah utara.

"Dasar tidak berguna!" Levi mengumpulkan semua anggota yang melalaikan tugas dan menghukum mereka.

Erwin terduduk di tanah. Ia kesal.

"Hanji.. aku gagal dua kali.. tidak.. aku sudah gagal berkali-kali.. maka dari itu.. Aku memberikan jabatanku padamu.." Ucap Erwin dengan nada menyesal.

"Tidak Erwin.." tolak Hanji.

"Kumohon.. aku sudah lelah.." Erwin menggenggam rumput di tanah.

Hanji mengerti beban yang ditanggung Erwin. Tapi ia tidak percaya diri.

"Baiklah.. hanya jika kau membantuku sebagai penasihat.." ucap Hanji.

"Sepakat.."

Pada akhirnya jabatan resmi berpindah pada Hanji. Erwin masih aktif menjadi penasihat komandan. Namun, semua keputusan tetap berada pada Hanji.
.
.
.

"Mau sampai kapan dia begitu?" Zeke melihat Reiner dari balik pohon.

Mereka singgah di sebuah danau di kota sebelum melapor ke pusat.

"Hm? Biarlah.. nanti juga gila.." Pieck menyahut.

"Mereka berhasil mengambil kekuatan Collosal Titan.. kita kehilangan Berthold dan Annie.. tidak bisa membawa Eren...dan sekarang hasil kita hanya mayat Klan Emris yang mata amethyst nya sudah ditukar.. aduuh kacau.." zeke memijat batang hidungnya.

"Kau benar.. Komandan tidak mungkin bisa menerima hasil ini.." Pieck terus memperhatikan mayat yang dipangku Reiner.

"Siap-siap di ceramahi nih.. Pieck-chan.. kau ikut aku ya.. menghadap Komandan.." pinta Zeke.

"Ahaha tidak terimakasih.."

"Kalau begitu kita harus membuktikan di perang yang akan datang.. bahwa kita masih berguna.." ucap Zeke.

"Sebelum itu.. buatlah dia mau berperang.." Pieck menunjuk ke arah Reiner.

"Agak sulit.. tapi bisa.." Zeke berpikir.

"Oya? Kau tidak berencana untuk mempertemukannya dengan Lazarus kan?"

"Bisa membaca pikiran.. apa itu kemampuan Kart Titan?" Tanya Zeke.

"Mungkin.."

Zeke dan Pieck melihat Reiner yang berdiri dengan menopang pinggang mayat itu. Reiner mulai berputar disamping danau. Ia mengajak mayat itu berdansa bersamanya. Senyuman terlihat di bibir Reiner walau air mata tetap keluar.

"Beneran sudah gila.." ucap Pieck.

"Sebaiknya cepat kita ke kota.. sadarkan si gila itu dan pulang.." Zeke berbalik meninggalkan Reiner.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Masi berlanjut bestie..

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang