I'm home

664 52 14
                                    

Kehancuran terlihat dimana-mana. Seorang gadis tengah berdiam diri di ujung jalan. Melihat kelakuan dua orang anak kecil yang tengah mengotak-atik mayat musuh.

"Alat ini terhubung dengan pesawat.." Gabi mengambil alih 3D manuver.

"Apa yang mau kau lakukan?!!" Falco berusaha menghentikan Gabi.

Stella berjalan pelan ke arah dua anak itu.

"Gabi.. Falco.."

"K-kak Stella.. kok disini?" Falco bertanya.

"Berikan padaku.." Stella meminta 3D manuver yang ada di tangan Gabi.

"Apa yang mau kak Stella lakukan?" Tanya Gabi.

"Berikan.."

"T-tidak mau.. aku mau membunuh semua iblis itu!" Ucap Gabi.

Gabi mulai menarik 3D manuvernya. Tubuhnya terangkat dengan cepat ke arah pesawat.

"K-kalian?!!" Gabi melihat Falco dan Stella menarik kakinya. Mereka juga ikut tertarik ke atas.

Mereka tiba di pintu pesawat yang terbuka. Gabi masuk dan menodongkan senjata yang ia siapkan. Senapan terarah ke seorang gadis dengan rambut coklat.

Mereka yang sedang bersuka ria tidak menyadari Gabi. Gabi membidik dan mulai menarik pelatuk.

"DUAAAAGH!!!" Stella menendang tangan Gabi. Diikuti suara peluru yang ditembakkan dari senapan.

Peluru itu mengenai lengan si gadis berambut coklat. Ia langsung terduduk sementara rekan-rekannya langsung melindunginya.

Seseorang melumpuhkan bahu Stella dan memborgol tangannya. Gabi dan Falco juga sama.

"Kak Stella?! Kenapa?!" Gabi bingung kenapa Stella berusaha membuat tembakannya meleset.

"MAU BERAPA BANYAK NYAWA LAGI ANAK SIALAN! HENTIKAN! JANGAN KAU BERUSAHA MENEMBAKKAN SENAPANMU!" Stella membentak Gabi habis-habisan.

Gabi tak menyangka Stella yang lembut dan pendiam bisa semarah ini.

"Mereka iblis!!" Gabi berusaha memberontak.

"Tidak.. mereka bukan.."

"K-kak Stella.. kau kan tidak bisa melihat.. b-bagaimana kau bisa.." Falco menatap Stella gemetar.

Stella menengok ke arah Falco dan tersenyum.

"Jangan pernah percaya semua hal yang kau dengar dari Reiner.." Ucap Stella dengan senyumannya yang memperlihatkan gigi taringnya, terasa menyeramkan di mata Falco.

"Apa maksudmu?!” Gabi mulai murka.

"Kalian ini kenapa bertengkar! Menyusahkan saja!" Ucap seseorang dari Pulau Paradise yang memiliki kepala botak.

"Bagaimana Sasha?" Sahut temannya yang sekarang sedang memegangi tangan Stella.

"Lukanya berhasil di perban dengan baik, Jean.."

"Jadi, temanmu namanya Sasha? Bolehkah aku bertemu dengannya?" Stella menoleh ke belakang dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya.

"Apa?! Tidak!" Pria bernama Jean itu berteriak.

"Aku bisa membuat luka yang ada padanya menghilang.. kau yakin tidak mau mempertemukan aku dengannya, Jean.." Ucap Stella.

"Jangan sebut namaku! K-kau mengingatkan ku pada seseorang...sial.." rahang Jean mengeras.

"Kenapa kau mau bertemu denganku?" Sasha ternyata mendengar semua percakapan.

"Sasha.."

"Y-ya?"

AMETHYST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang