Prolog

15.6K 877 45
                                    

Semua berawal dari Hani Laurya istri Jeffrey. ibu dari anak imut yang kini berusia 5 tahun tertangkap basah karena selingkuh dengan salah satu kolega kerja Jeffrey sendiri, Hendra yang merupakan teman dekat Jeffrey.

"Sudah berapa lama Hani ?"
tanya Jeffrey dengan suara tercekat, tersirat akan sebuah kekecewaan yang besar pada apa yang baru saja dilihatnya.

"Cih, kenapa baru bertanya sekarang ? bukankah dulu aku sudah pernah bilang padamu, aku tak pernah menerima perjodohan kita !. kamu saja yang enggak mau tahu dan tetap menjalani pernikahan ini" wanita itu berdecih. Matanya menatap Jeffrey nyalang. ia sudah muak berpura-pura menjadi istri yang setia. Hani tidak akan lagi menutup-nutupi perbuatannya selama ini.

Jeffrey mengusap wajahnya kasar. Wajahnya memerah, mencoba menahan emosinya agar ia tak menghajar dan membunuh lelaki di belakang wanita itu yang kini sedang menyeringai mengejek dirinya.

"Ah. kamu ingin tahu, kan ?," Hani menatap lurus pada mata Jeffrey. "Kamu yang pantas disalahkan sejak awal, Jeffrey. kalau saja kamu mau mendengarkanku, ini semua tak akan pernah terjadi !"

"Kamu ga pernah mau mendengarkanku, itu salahmu ! Kau tega memisahkanku dengan Hendra. Lalu sekarang ? Sekarang kamu mengatakan seolah-olah aku yang jahat disini," jari telunjuk dengan hiasan cat kuku senada warna darah itu menunjuk berkali-kali pada dada Jeffrey, menyadarkan bahwa Jeffrey lah yang memang bersalah sejak awal.

"Kamu pria egois yang pernah aku temui. padahal jelas-jelas aku tidak pernah mencintaimu tetapi  ayahmu memaksa kedua orang tuaku agar aku mau menikah denganmu tanpa memikirkan kebahagiaanku ! "

Mendengar itu Jeffrey merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia marah dan merasa kecewa. Jeffrey pikir, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Namun ternyata, wanita yang sudah dinikahinya selama 6 tahun ini tak pernah sedikitpun menaruh hati untuk mencintainya.

"Lantas Daffa anak siapa ? Apakah dia hasil anak perbuatanmu dengan si brengsek itu ?" Bibirnya terasa kelu hanya untuk bertanya meminta kepastian.

"Aku bahkan tidak peduli dia anak siapa" celetuknya sambil merotasikan bola matanya malas. Hani tak peduli

"Hani !!"

"Kau bisa membawanya. ayo bercerai"

Sejak hari itu Daffa tidak mengerti kenapa mamanya pergi meninggalkannya. Sikap ayahnya juga berubah. Jeffrey tak lagi mempedulikan Daffa.

Tak ada lagi Jeffrey yang membacakan dongeng pengantar tidur untuk Daffa.

Tak ada lagi Jeffrey yang menemani Daffa menonton kartun favoritnya.

Tidak ada lagi Jeffrey yang mengajak Daffa berenang setiap akhir pekan.

Tidak ada lagi Jeffrey yang mengajak Daffa bersepeda keliling kompleks dengan Daffa yang di belakang dengan sepeda roda empatnya.

Tak ada lagi perhatian-perhatian yang Jeffrey berikkan kepada Daffa.

Tak ada lagi Jeffrey yang memanjakan Daffa.

Daffa merasa kesepian sekarang.

Jeffrey Adinata Abrisam

Jeffrey Adinata Abrisam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Single parent
40 y.o
Galak, suka semaunya sendiri

Daffa Jevrano Almair

Daffa Jevrano Almair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panggil aja Daffa.
-Anak papa Jeffrey.
-16 y.o
-Penurut
-anaknya suka kerapian dan kebersihan
-mandiri sejak dini.

o-Penurut-anaknya suka kerapian dan kebersihan-mandiri sejak dini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffa waktu di tinggal emaknya

PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang