7. Minggu bersama papa

6.7K 563 139
                                    

Dalam tujuh hari dalam seminggu, hanya hari minggu yang paling disukai banyak manusia. Di saat banyak orang-orang yang memilih untuk tidur kembali karena masih ingin bermanja-manja pada kasur yang nyaman, Jeffrey lebih memilih untuk Jogging di minggu pagi yang bahkan matahari masih belum menampakkan sinarnya. Ayah satu anak itu semalam tidak bisa mendapatkan tidur yang berkualitas sehingga sekarang ia lebih memilih untuk berolahraga untuk menghilangkan stressnya.

Jam 7 pagi Jeffrey memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ia sudah lelah dan ingin segera beristirahat di rumah. Ketika ia melewati rumah Saudaranya, ia menjumpai adik ipar dan putranya sedang membersihkan halaman depan rumah mereka.

"abis jogging ya, Bang ?" sapa Haris.

"iya nih, biar sehat. Udah lama ga olahraga. Sesekali keluar cari udara segar"

"udara mah gausah di cari, Bang. Udah ada sendiri, tinggal hirup doang. Mending abang cari mama baru buat Daffa" candanya enteng. "Abang sini masuk, duduk dulu. bundanya Nathan lagi bikin pisang goreng di dapur" ajak Haris tanpa beranjak dari posisinya. Tangannya sibuk memotongi rumput-rumput yang sudah mulai memanjang.

Jeffrey menurut. ia berjalan ke teras rumah Haris. Sudah lama ia tidak mengobrol ringan dengan suami adiknya ini

"Nathan masuk bentar gih, bilangin ke bunda, Tambah kopi satu lagi gitu ya. ada om Jeff" perintahnya yang langsung dilaksanakan oleh Nathan. Tak lama putra tunggal Haris itu kembali lagi untuk menyelesaikan tugasnya menyapu halaman rumah yang tinggal sedikit lagi.

Tak Lama Karina pun datang dengan nampan yang berisi tiga gelas kopi hitam dan sepiring pisang goreng hangat yang asapnya masih mengepul, baru diangkat dari wajan. Haris dan Nathan langsung beranjak meninggalkan pekerjaan mereka untuk mencuci tangan. Mereka tak tahan dengan aroma manis pisang goreng yang mengusik indra penciuman mereka. Terlalu menggoda untuk dilewatkan.

Mereka pun duduk di kursi teras yang terbuat dari rotan itu bersama-sama, menikmati kudapan yang disajikan oleh Karina untuk mereka yang terlihat begitu menggiurkan untuk disantap setelah berkegiatan di minggu pagi ini.

"Daffa kok gak keliatan, Kak ?" tanya Karina. Wanita itu memilih tidak ikut makan bersama para lelaki-lelaki yang ada di hadapannya. Ia sudah kenyang dari hasil mencicipi 3 potong gorengan manis itu saat memasaknya tadi.

"dia lagi sama mamanya. Biarin aja" Jawab Jeffrey santai. Pria itu meniup-niup makanan manis itu agar cepat dingin dan bisa segera melahapnya.

Nathan yang mendengar itu langsung menimpali. "Loh, memangnya Daffa belum pulang, Om ? kan kemarin dia lagi sakit."

Pertanyaan Nathan membuat Jeffrey menghentikan tangannya yang hendak menyuapkan makanan hangat itu ke mulutnya. Ia menatap intens netra bulat Nathan. Ia mengangkat kedua alisnya, menantikan penjelasan dari Nathan.

"iya, kemarin pas abis olahraga Daffa tiba-tiba udah meringkuk di lantai sambil merintih kesakitan. Daffa mengeluh perutnya sakit. emang Daffa punya maag ya, Om ? kemarin belum sarapan pas berangkat sekolah ?"

"emm. Daffa ga ada riwayat sakit maag" ucapnya santai

"kemarin Nathan mau telpon Om Jeff biar jemput Daffa pulang. Tapi anaknya ga mau, katanya mau ketemu tante Hani. Terus dijemput deh sama tante Hani" jelas Nathan panjang lebar. Mendengar penjelasan Nathan, Jeffrey teringat dengan Daffa yang semalam menelponnya. Apakah anak itu tidak bisa tidur karena kesakitan ?. apakah Hani tidak begitu memperhatikan Daffa ? sekarang ayah satu anak itu mulai merasa khawatir. Tanpa basa-basi Jeffrey langsung berpamitan untuk segera pulang.

Baru ketika Jeffrey membuka pintu, pria itu sudah mendengar suara televisi yang menyala. Perasaan tadi ia meninggalkan rumah dalam keadaan yang sepi. Tidak mungkin jika Bi Siti yang menyalakan televisi. Asisten rumah tangganya itu kemarin mengatakan jika hari ini ia cuti bekerja karena anak bungsunya yang berumur 9 tahun sedang sakit. Jeffrey pun memutuskan untuk mendekati sumber suara.

PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang