12. Cuma mimpi Daffa ?

7.1K 528 106
                                    

Jeffrey dibantu Doni untuk mengangkat Daffa ke tenda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeffrey dibantu Doni untuk mengangkat Daffa ke tenda. Melihat banyaknya orang yang masih penasaran, Abrisam meminta orang-orang yang berkerumun untuk membubarkan diri agar Daffa mendapat ruang.

"Daffa, bisa dengar saya ? Daffa " Ana berusaha memanggil Daffa, berharap anak itu mendapat kesadarannya.

Ana meraba leher Daffa, mencari denyut nadi dan menghitungnya selama 60 detik. Debarannya normal.

Telunjuknya ia arahkan ke depan hidung Daffa, memeriksa napas anak itu. 'terasa lemah' batinnya. Ana menoleh kearah Arini.

"bisa bantu saya ? tolong siapkan selimut atau jaket dan lipat sebagai bantal. Saya butuh sedikitnya tiga" . Abrisam dan Arini segera mengikuti apa kata Ana.

Setelahnya Ana meminta Jeffrey untuk membantu pemposisikan Daffa rebah dalam posisi setengah duduk, dengan tiga bantal ditumpuk untuk bersandar.

Jeffrey memijat tubuh Daffa, berharap bisa membuat lancar peredaran darahnya. "ayo bangun Daffa, jangan bikin papa khawatir" bisik Jeffrey pelan di telinga Daffa.

Doni datang dengan napas terengah setelah ia berlari dari pos darurat menuju kesini.

"tadi aku ke tenda darurat. Kata orang di sana dokternya sedang turun ke bawah sore tadi. Aku juga bilang kalo ada yang bisa nanganin orang luka jadi aku dibawaain peralatan sama obat-obatan" Doni menyerahkan sebuah box yang berisi hecting set dan peralatan perawatan luka lainnya kepada Ana.

Kaki Daffa mengalami luka robek di bagian betisnya karena terkena akar pohon yang mencuat sewaktu anak itu bergerak tak terkendali.

"Doni, tolong senterin bagian lukanya" Doni mengangguk patuh, segera ia menyalakan senter dan menyorot bagian luka di bagian betis Daffa.

Jeffre melihat lebarnya luka di bagian kaki Daffa tak bisa membayangkan betapa perihnya luka itu jika ia yang mengalaminya. Lantas Jeffrey menggenggam tangan Daffa erat sembari terus merapalkan Do'a.

Ana segera memakai sarung tangan latex di tedua tangannya. Matanya fokus menatap luka di depannya dengan tangan yang mulai bekerja membersihkan kulit Daffa di area luka dengan alkohol.

Jeffre merasakan pergerakan tangan Daffa di genggamannya. Perlahan kolapak mata Daffa mulai terbuka, entah mengapa ada perasaan sedikit lega di hati Jeffrey.

"sshh.." Daffa merintih merasakan sensasi perih pada kakinya. Ia ingin melihat ke bawah namun dengan sigap Jeffrey menahannya.

"kamu tenang dulu, okay . semuanya akan baik-baik aja"

Jeffrey melihat Ana menyuntikkan cairan di beberapa titik di bagian kulit Daffa. mungkin itu anastesi pikirnya. Ia melihat Ana seperti membuka luka Daffa, mencoba membersihkan bagian itu, mencari barangkali ada serpihan kayu yang tertinggal atau hal-hal lain yang bisa saja masuk menusuk kulitnya. Tanpa sadar netra kembarnya basah, membayangkan betapa perihnya luka yang dirasakan Daffa.

PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang