23. Sakit

5K 525 53
                                    

Ada yang masih ingat cerita ini?
Sorry lama menghilang 😁


Sepertinya hari ini memang hari yang buruk bagi Jeffrey. Bermula pagi tadi ada salah satu karyawannya yang tidak sengaja menumpahkan minuman hingga mengenai pakaiannya, padahal saat itu Jeffrey akan menggelar rapat evaluasi bulanan. Kemudian selesai rapat, ia mendapat kabar dari sekretarisnya jika beberapa kolega bisnisnya tiba-tiba ingin menarik saham yang diinvestasikan di perusahannya, dengan segala kuasanya Jeffrey langsung meminta untuk diadakan pertemuan demi membahas masalah ini. Adu argumen, negosiasi, pembaharuan kontrak. Topik yang mereka bicarakan benar-benar menguras tenaga dan pikiran.

Baru setengah hari, tapi rasanya benar-benar melelahkan bagi Jeffrey.  Namun di tengah-tengah pria itu sedang merasa stress, notifikasi dari sang penyemangat hidup mampu membuat seulas senyum terbit dari bibirnya.

Cepat-cepat pria itu mendial nomor Daffa.

"Halo. Ada apa, Daffa?"

"Emm anu.. Papa sibuk nggak?" Suara Daffa terdengar mencicit di seberang sana. Mungkin anaknya itu ngerasa tidak enak karena telah meneleponnya di jam-jam kerja.

Jeffrey memastikan dulu apa jadwal  kegiatannya setelah ini pada sekretarisnya. Kemudian menjawab, "Lumayan sih. Ada apa nak?"

"Uuuh itu.. Daffa udah pulang. Papa bisa jemput Daffa nggak?" Terdengar keraguan dalam pertanyaan anaknya. "Tapi kalau papa sibuk, Daffa ga apa-apa kok kalau naik taxi," ucap anak itu menambahi.

"Oke Papa jemput. Kamu tunggu sebentar ya?" Sanggup Jeffrey dengan enteng. Sepertinya keluar kantor sebentar bisa mengurangi stress, pikirannya.

Namun lagi-lagi, kesialan masih ingin mengajaknya bermain-main. Ditengah perjalanan menuju sekolah, Jeffrey tiba-tiba dikejutkan dengan seorang wanita hamil yang sengaja menabrakkan dirinya tepat ke arah mobilnya, untung saja Jeffrey mengendarainya dengan kecepatan rendah.

Jeffrey cepat-cepat turun dari mobilnya untuk melihat keadaan wanita itu. Jeffrey berujar meminta maaf  juga menanyakan apa ada luka yang dialami pada si korban meskipun dapat Jeffrey lihat sendiri keadaan wanita itu tidak kenapa-napa. Namun wanita itu malah berteriak dan pura-pura kesakitan hingga membuat orang-orang berkerumun mengerubungi mereka dan membuat kegaduhan.

Sebisa mungkin Jeffrey ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

"Kalian dengar ya! Pria ini sudah menabrak saya. Dan dia gak mau bertanggungjawab," kata wanita itu.

Jeffrey sadar, rupanya ini modus penipuan. Wanita ini sengaja melakukan hal membahayakan seperti ini untuk mendapat uang dengan cara memanipulasi keadaan dan memojokkan korbannya.

Jeffrey menyangkal semua apa yang dikatakan wanita itu. Berkali-kali  pria itu menjelaskan dengan tenang kronologi yang sebenarnya, namun orang-orang di sana tidak ada yang percaya kepadanya.

"Lihat kan! Orang kaya memang begitu. Dia tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Mereka terbiasa menipu masyarakat dengan uang-uangnya. Sehingga tidak tahu caranya memanusiakan manusia dengan benar" wanita itu menunjuk-nunjuk muka Jeffrey dengan tidak sopan. Perkataannya bahkan terdengar seperti orang yang tengah berorasi kepada penghianat-penghianat rakyat.

"Anda hati-hati ya kalau bicara. Langsung saja, ayo sekarang kita ke kantor polisi. Saya punya bukti. Mobil saya terdapat camera. Semua akan selesai secara adil disana," tantang Jeffrey. Habis sudah kesabarannya.

Wanita itu jelas menolak, dia bersikukuh untuk menyelesaikan masalah ini di tempat kejadian.

Melihat kejadian ini yang tidak ada titik terangnya, orang-orang di sana akhirnya menyarankan wanita itu untuk menyelesaikan masalah ini di kantor polisi.

PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang