16. Kebenaran

6.9K 567 153
                                    

ung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ung.. ada yang Kangen Daffa, tidaak?






Beberapa jam sebelum kecelakaan

Siang itu, setelah mengantar Daffa pulang dari sekolah, Jeffrey memutuskan untuk kembali lagi ke kantornya.

"saya akan menggambil cuti selama seminggu" kata Jeffrey pada sekertarisnya. Tangannya bergerak menandatangani sebuah laporan dari anak buahnya. "tolong ya nanti kamu yang handle pekerjaan saya, kecuali jika ada masalah yang serius kamu bisa hubungi saya"

"emang Pak Jeffrey mau kemana ?" Tanya Yudha

"pengen liburan saya, sepertinya udah lama sekali gak liburan. Saya sampai ga inget kapan terakhir kali bisa nikmatin liburan. Tahu sendiri, tiap kali ada urusan ke luar kota atau ke luar negeri selalu langsung pulang, kan ?"

Yudha membenarkan ucapan Jeffrey. Ia hafal banget, setiap kali mereka ada proyek di luar kota, pasti Jeffrey selalu langsung pulang jika urusan mereka sudah selesai. Namun Yudha mengakui jika Jeffrey adalah tipe bos yang loyal, ia selalu memberi Yudha cuti sehari dua hari untuk menikmati liburannya di kota tempat mereka kerja. Hanya Jeffrey yang balik sendirian.

Hari sudah sore ketika Jeffrey telah rampung mengecek seluruh laporan dari karyawannya, Jeffrey mematikan komputer di depannya lalu membereskan mejanya.

"Pak, saya duluan ya ?" ucapan Yudha membuat Jeffrey menoleh kearahnya.

"iya, makasih untuk hari ini." Balas Jeffrey ramah. Setelah Yudha menghilang di balik pintu, Jeffrey meraih ponselnya yang ia taruh di meja. Jarinya berselancar pada situs pencarian untuk mencari rekomendasi wisata yang akan ia jadikan sebagai rencana liburannya nanti bersama Daffa.

Sebenarnya Jeffrey sudah memikirkan untuk mengajak Daffa liburan sejak pekan lalu ketika Daffa bilang jika anak itu akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Hitung hitung sebagai quality time dengan Daffa.

Jeffrey ingat betul, ia menyesali waktu yang telah berlalu begitu saja karena ia tak pernah mengajak Daffa untuk keluar bersama. Tak ada kenangan indah selama Daffa tumbuh beranjak remaja. Jeffrey jadi tersadar. bagaimana ketika Daffa melewati masa pubertasnya dulu. Apakah Daffa kesulitan ? pasti banyak sekali hal-hal yang ingin Daffa bicarakan pada saat itu.

Berbagai gambar beserta ulasan ia baca dengan cermat. Ia tersenyum begitu menemukan sebuah destinasi yang menurutnya begitu pas untuk dirinya dan Daffa.

ini seperti Boys time untuk mereka berdua.

Ia membayangkan betapa serunya jika mereka bermain jet ski di pantai atau menaiki banana boat yang melaju kencang menerjang ombak, lalu ia dan Daffa akan menyelam bersama ikan-ikan cantik melihat terumbu karang atau mengobrol sambail berjemur di tengah hangatnya matahari di tepi pantai dengan di temani es kelapa muda. Pasti akan sangat menyenangkan. Ia tak sabar untuk pulang dan memberitahu Daffa.

PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang