BAB 12

1.2K 211 84
                                    

Kau bilang kau suka hujan,
tapi kenapa kau membuka payungmu ketika hujan

Kau bilang kau suka matahari,
tapi kenapa kau mencari tempat berteduh ketika matahari bersinar

Kau bilang kau suka angin,
tapi kenapa kau menutup jendelamu ketika angin bertiup

Inilah yang aku takutkan
kau mengatakan kau juga mencintai aku

Syair cinta berjudul 'I am Afraid' oleh William Shakespeare

.
.
.

Berdiri tegak menghadap ke depan, kedua tangannya berada di masing-masing saku celana. Penampilan yang berbeda, setelan jas itu tampak memukau ketika membungkus tubuh proporsional miliknya. Saat ini tak akan ada yang tahu bahwa Uzumaki Naruto adalah seorang pelayan di sebuah kelab malam.

Di parasnya terukir kelegaan atau mungkin sebuah kegembiraan bersahaja. Pasalnya dia baru saja melewati ujian terakhir sebagai mahasiswa dan sidang meja hijau itu berlangsung sesuai harapan yang telah lama tersimpan. Beruntung dia bisa mengantongi nilai sempurna atas kerja kerasnya, terbayar tunai tak menyisakan jenuh yang dua minggu kemarin menyelimuti otak. Sesekali senyum simpul menegaskan ketampanan lelaki pirang tersebut.

"Selamat ya." tepukan di bahu mengejutkan dirinya, dia sontak menoleh dengan bibir tersungging. "Ternyata kau benar-benar membuktikan ucapanmu. Padahal rasanya baru sebentar kita berdebat soal itu. Andai aku bisa sehebat kau, Naruto. Tapi tak apalah! Kepintaranmu memang di atas kami. Sekali lagi kuucapkan selamat untukmu. Doakan kami agar segera menyusul ya, Naruto." dia mengangkat sebelah tangan, lalu mengangguk. Sejenak memperhatikan kedua teman seangkatannya yang kian menjauh. Tak lama dengan langkah tenang dia menuju ke lahan parkir.

-----

Bunyi siul terdengar seperti nada sebuah lagu yang belakangan ini menguasai tangga lagu di radio, televisi pula aplikasi musik berbayar. Tampak jelas bahwa kesenangan itu belum berakhir. Seperti dia dapat melupakan sekejap beban lain yang masih mengambang.

You'll never be alone

I'll be with you from dusk till dawn

I'll be with you from dusk till dawn

Baby, i am right here...

I'll hold you when things go wrong

I'll be with you from dusk till dawn

I'll be with you from dusk till dawn

Baby, i am right here...

Seraya dia melampiaskan semangat melalui siulan yang merdu, Naru menggantung setelan jasnya dengan rapi. Besok jas itu harus dibawa ke penatu, lalu dikembalikan kepada jasa penyewa. Masih bertelanjang dada, dia melangkah ke kamar mandi yang letaknya pas di sebelah ranjang.

Ruang di apato tersebut memang terbilang sempit, sesak akan langsung memenuhi bila tempat itu dikunjungi oleh sepuluh orang sekaligus. Oksigen pula menjadi perebutan, terkecuali di antara mereka memilih keluar dan jelas tidak perlu pikir panjang untuk berbuat demikian.

Ketukan pintu terdengar, membuat pandangan Naru teralihkan dari kulkas mini itu. Baru saja tangannya hendak mengambil kaleng soda dan kini beringsut meraih kaus polos dari rak yang tertutupi kain transparan. Belum lagi kaus itu masuk ke tubuhnya, pintu yang kian berisik menyebabkan lidahnya berdecak dan kaki-kakinya bergegas menghampiri.

To be Lovesick ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang