Love and Death : Chapter 2

1.1K 142 17
                                    

Xiao Zhan berlarian ke sana kemari bak anak kecil yang girang diajak bertamasya oleh orang tuanya. Namun, kenyataannya Xiao Zhan pria dewasa dengan kelakuan imut. Mubo memandang Xiao Zhan, kemudian dia tersenyum seperti matahari pada jam dua belas siang. Menyilaukan!

Empat hari ke depan adalah surga bagi Mubo. Dia akan merasakan setiap hari bertemu dengan Xiao Zhan tanpa adik-adik garangnya. Pertama-tama, Mubo membayangkan hal ini terjadi ketika dia bisa menikahi Xiao Zhan. Pasti, dia akan memboyong sang bidadara itu ke istananya. Kedua, setiap hari bisa bermesraan tanpa ada nyamuk yang mengigit Mubo. Ketiga, dia berhasil menjauhkan Xiao Zhan dari si 'kembar tak serupa' itu. Jangan mengira Mubo orang bodoh yang tidak tahu kedua cecunguk itu menyukai Xiao Zhan lebih dari seorang kakak.
Mubo tersenyum sendiri seperti orang gila.

Namun, lemparan batu mengenai punggungnya, menghentikan khayalan konyol Mubo seketika. Dia mencari siapa si pelaku ke semua arah, tetapi tidak ada siapa pun berada di sekitarnya. Mubo mulai kehilangan kewibawaannya sebagai pria merasa sedikit takut.

"Apakah vila ini berhantu?" tanyanya dalam hati.

Malam hari itu, Mubo dan Xiao Zhan bersenang-senang menikmati liburannya. Dari memutari pulau cantik Chinami hingga berkeliling untuk mencoba permainan di festival musim Klan Haku. Tak lupa dia mengunjungi tempat sakral yang melegenda dengan mitosnya tentang harta karun. Seseorang dengan hoodie hitam pun turut menikmati suasana romantis untuk memandangi kedua insan yang harus segera dipisahkan secepatnya.

Saat perjalanan pulang dari festival. Mubo menabrak seorang pemuda dengan tanda merah di tengah-tengah keningnya. Dia dengan sigap menahan tubuh yang lebih kecil darinya. Namun, bukan ucapan terima kasih yang ia dapatkan, melainkan kata yang menurut Mubo seperti umpatan.

"Kau, mati!" ucapnya.

Pemuda kecil itu menghempaskan tangan Mubo kemudian berlari. Xiao Zhan menggenggam tangan Mubo dengan erat. Pria manis itu mengatakan untuk tidak usah memikirkan perkataan bocah kecil yang tak tahu berterima kasih itu. Tentu saja, dengan cepat dia melupakan. Dia mendapat obat dari sentuhan Xiao Zhan.

Di tengah-tengah jembatan cinta Shizume, Xiao Zhan dan Mubo menatap langit yang penuh dengan kedipan bintang. Seindah perasaan Mubo hari ini. Dulu jembatan itu adalah penghubung satu-satunya ke Desa Haku. Namun, pemimpin dulu kesulitan menjangkau daerah terpencil karena jembatan Shizume adalah jembatan terseksi. Kenapa terkenal seksi? Jembatan Shizume hanya bisa dilalui sepeda motor atau pejalan kaki. Akhirnya, Pemimpin Izanagi membangun jembatan di lain tempat khusus kendaraan besar. Kata mitos Desa Haku dan Shizume, jembatan itu adalah jembatan pengabul segalanya. Mubo sengaja mengajak Xiao Zhan ke sana karena ingin membuat dia menerima cintanya.

Xiao Zhan dengan bahagia melihat keindahan malam dengan paduan kedua kota. Lampu-lampu yang memanjakan mata Xiao Zhan dengan cahaya yang berbeda. Shizume dengan cahaya biru laut, sedangkan Haku kuning dan putih. Tak henti-hentinya ia memuji sembari mengunyah makanan ringan yang dibelikan oleh Mubo. Malam teromantis yang pernah Xiao Zhan rasakan. Saat asyik-asyiknya melihat lampu, Mubo mengagetan Xiao Zhan dengan teriakannya.

"Zhan, ada bintang jatuh! Ayo buat permintaan!" ajak Mubo.

Mereka memejamkan mata, kemudian menyuarakan keinginannya dalam hati. Setelah itu, Mubo dengan segenap keberanian menggenggam tangan kecil Xiao Zhan.

"Zhan, selama ini ... a-ku menyukaimu! Maukah, kau ... menjadi pa-pacarku?" ucap Mubo dengan sedikit tergagap antara yakin dan ragu.

Xiao Zhan memandang wajah Mubo dengan seksama. Dia mencari raut candaan dari paras tampan di depannya. Namun, Han Mubo tidak menampilkan wajah konyol seperti biasa yang ia lihat. Xiao Zhan dengan yakin mengangguk setuju. Selama ini, memang hanya Mubo yang membuat dia merasa nyaman dan aman selain didi manisnya, Wang Yibo.

Akan tetapi, Wang Yibo menyukai orang lain. Orang yang ada di dalam ponselnya. Xiao Zhan tersadar, jika selama ini mereka sudah seperti keluarga. Yibo tidak mungkin menyukai dia. Ingat! Dia kakak dari Wang Yibo! Saat masih kecil, bahkan pernah mandi bersama, telanjang bersama sampai besar-besaran paha pernah ia lakukan! Dia pernah melihat betapa lucunya tubuh polos Yibo saat kecil. Sekalipun, saat dewasa belum pernah melihatnya lagi. Akan tetapi, Xiao Zhan yakin pasti masih sedikit sama. Suatu saat dia akan memastikan itu!

Lamunan Xiao Zhan buyar ketika bibir kenyal Mubo menabrak bibir tipisnya. Kemudian lidahnya bermain-main di dalam mulut Xiao Zhan dengan lihai. Shit! Entah berapa kali, Mubo berpacaran. Diam-diam pemuda konyol yang menjadi kekasihnya beberapa menit yang lalu itu adalah good kisser. Mereka adalah sepasang kekasih, wajar jika saling merasakan saliva masing-masing. Dunia kelap kelip cinta mereka tak seindah yang dirasakan seseorang dengan hoodie hitam. Dia mengepalkan tangannya dan berlalu begitu saja.

Keduanya memutuskan untuk pulang. Sebelum kembali, Xiao Zhan meminta singgah kembali ke festival. Ia berniat membeli sesuatu untuk kedua adiknya. Di tengah perjalanan, seorang wanita dengan selendang hitam menabrak Xiao Zhan. Entah wanita gila dari mana, sesuatu di tangan wanita itu melukai lengan Xiao Zhan. Mubo dengan sigap membawa Xiao Zhan ke klinik terdekat. Pria manis itu sempat menolak, tetapi Mubo memaksa dengan ancaman tidak lagi ke festival.

💜

💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love and Death✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang