.
.
.
"True Bond!".
.
.
🦋
.
.
.Wenhan dan Yibo memeriksa keadaan di luar. Sepertinya sesuai dengan harapan. Orang-orang asing itu telah menghilang. Saat Yibo membuka pintu bangunan tua itu, tangan Wenhan mencegahnya. Yibo memandang Wenhan dengan tatapan yang sulit di artikan. Wenhan melepaskan kalung dengan bandul merah kemudian memakaikan kalung tersebut pada Yibo.
"Apa yang kau lakukan? Bukankah Zhan Ge tidak mengizinkan kita melepasnya?"
Wenhan tersenyum kemudian menjawab, "Gege memang tidak memperbolehkan hal itu, tetapi aku ingin membagi kekuatanku padamu. Anggap saja, tanda aku mempercayaimu menjaga Xiao Ge. Aku harus menghadapi apa pun nantinya."
"Apa yang kau bicarakan! Kita harus menghadapinya bersama."
"Tidak. Masalah ini datang berawal dariku. Aku harus bertanggung jawab. Harusnya Li Qin hanya berurusan denganku."
"Mubo mati atau tidak Zhan Ge tetap menjadi target wanita gila itu. Aku juga an---"
"Tidak. Simpan rahasia ini selamanya. Jangan biarkan Zhan Ge tahu. Aku tidak ingin ia sedih karena adiknya jahat." Wenhan mengucapkan sembari tersenyum miris.
"Apa yang kau katakan? Gunakan lagi kalungmu!" perintah Yibo, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Wenhan.
"Tidak. Aku titipkan padamu. Aku berharap semua segera berakhir. Aku ingin sekali lagi makan malam bersama," kata Wenhan sembari berlalu.
"Maaf, Wenhan. Gege sudah mencurigaimu." batin Yibo miris.
Wenhan menarik tangan Yibo untuk mengikutinya ke dalam hutan. Aneh sekali, tidak ada gangguan selama perjalanan. Di mana orang-orang yang menghajarnya tadi? Entah, rasa syukur atau waspada yang keduanya rasakan. Mungkin jika harus adu fisik lagi, Wenhan dan Yibo akan kalah sebelum melihat sang gege.
Semakin masuk ke dalam, semakin terasa sepi mencekam. Wenhan menyuruh Yibo berpencar untuk mencari Xiao Zhan. Hutan ini seperti hutan mati, tak ada burung atau hewan lain yang bersuara. Di persimpangan depan, ia kembali bertemu dengan Yibo dengan wajah lelah. Wenhan merasakan luka di perut dan pundaknya semakin memburuk. Akan tetapi, ia tidak bisa menyerah hanya pada luka kecil. Sementara sang kakak sedang diculik oleh psikopat. Yibo memijat pundaknya yang terasa pegal dan sakit. Namun, tak ada keluhan apa pun dari mulutnya. Lebih sakit rasa cemas dan khawatir pada Xiao Zhan. Takut jika seseorang menghancurkan kebersamaan mereka.
Suara seseorang membuat Wenhan dan Yibo menghentikan langkahnya. Tepat di pinggir jurang, wanita dengan mantel putih dan senyum iblisnya mengikat Xiao Zhan di pohon yang tak sadarkan diri. Banyak luka lebam pada tubuh dan wajahnya yang manis. Sepertinya Xiao Zhan melakukan perlawanan sebelumnya. Saat kedua pemuda tampan dengan baju putih yang ternoda darah sampai, dia bertepuk tangan. Wanita yang siap mati rupanya, ia tanpa penjagaan apa pun. Akan tetapi, kedua pemuda tampan tak berhenti untuk waspada.
"Bagaimana? Kalian menikmati permainannya?" Li Qin menyeringai.
"LI QIN!" Teriak Wenhan dan Yibo bersamaan. Bukan merasa kaget, melainkan rasa kecewa sedikit menyesal telah membiarkan wanita itu berdekatan dengan Xiao Zhan. Namun, wanita iblis itu hanya tertawa lucu.
"Lepaskan Xiao Zhan!" geram Yibo.
"Kau hanya mempunyai masalah denganku! Jangan libatkan orang lain!" timpal Wenhan.
"Kau bisa menangkapku! Tapi jangan libatkan Xiao Zhan," ujar lantang Yibo. Wenhan menarik Yibo ke belakang punggungnya. Namun, Yibo menolak untuk di lindungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Death✔
Fanfiction▪︎Story Title : Love and Death ▪︎Genre Story : Fanfiction ▪︎Sub-Genre : BL, Romance, Spiritual & Tragedy ▪︎Written By : ---- ▪︎Revisi : ▪︎Revision Date : - Amaan😊😊 • Wang Yibo • Li Wenhan • Xiao Zhan