Love and Death : Chapter 4

756 97 2
                                    

lagu di atas lagu kesukaanku🤧💜 typo bertebaran.

"Mungkinkah Yang Zi yang menerorku? Cari mati dia," gumam Wenhan.

Wenhan mengambil jaketnya. Ia bermaksud ke ujung komplek tempat gadis itu tinggal.  Terdengar konyol memang, tetapi pemuda tampan itu benar-benar ingin menghadapi sendirian. Sesampainya di ujung komplek, terasa sangat sepi. Rumah mewah dengan gaya Romawi itu seperti telah lama ditinggal. Wenhan mencoba memeriksa ke dalam lewat lubang-lubang pagar. Namun, aksinya dihentikan saat seseorang memegang pundaknya.

"Cari siapaa, Nak?"

Wenhan setengah kaget menjawab, "Eh, saya cari pemilik rumah ini, Paman.

"Keluarga Yang telah lama pindah ke Swiss, dua tahun yang lalu."

"Begitu, ya, Paman. Lalu apakah semua keluarga Yang pergi? Maksud saya bagaimana dengan putri mereka?"

"Wah, kau ini pacarnya Nona Yang Zi?"
Wenhan terkejut dengan perkataan lelaki paruh paya yang berpakaian sedikit lusuh. "Bukan. Saya bukan pacarnya. Saya hanya tetangga dan kakak saya kebetulan dekat dengannya dulu."

"Aku pacaran dengan Yang Zi? Teori bodoh macam apa ini. Wajah tampanku tidak akan aku sia-siakan untuk perempuan model begitu," gerutu Wenhan.

"Oh, Nona Yang Zi lebih lama pergi ke Swiss daripada keluarganya."

"Terima kasih, Paman."

Wenhan kembali dengan rasa kecewa. Harusnya ia bisa menghancurkan gadis itu secara langsung. Baru saja ia menginjakan kaki di dalam kamar. Wang Yibo sudah memanggilnya dengan keras.

"WENHANN!!"

"Astaga, anak itu!"  Wenhan segera berlari menuruni tangga.

"WENHAAANNN," teriak Yibo tanpa menoleh. Matanya fokus pada kotak paket.

"Wen---"
"Apaa?" sahut Wenhan yang sudah berdiri di belakang Yibo dengan melipat tangan.

"Astaga, bisakah kau tidak mengagetkanku?" gerutu Yibo.

"Bisakah kau memanggil tanpa berteriak seperti di hutan?" sahut Wenhan lebih ketus. Kemudian ia mengambil paket yang ada di tangan Wang Yibo.

Dering ponsel seseorang mengagetkan si kembar. Rupanya sang gege lupa membawa barang persegi itu. Yibo dengan cekatan mengambilnya dari sofa dan memeriksa ponsel Xiao Zhan.

"Nomor asing?" kata Yibo sembari memperlihatkan layar ponsel pada Wenhan.

"Coba angkat saja. Siapa tahu penting," usul Wenhan.

Yibo akhirnya menyetujui usul Wenhan. Namun setelah panggilan itu di angkat, hanya terdengar suara tawa wanita yang menyeramkan. Hampir saja Yibo melemparkan ponsel sang gege ke lantai. Yibo dan Wenhan saling pandang. Entah apa yang dipikirkan kedua pemuda tampan itu, sehingga mereka saling bungkam. Wenhan memutuskan untuk ke kamarnya dan membuka paket misterius itu. Lagi-lagi isi surat dan pernak-pernik semacam boneka yang dinodai lipstik.

'Kau tidak akan menemukan aku, Li Wenhan.'

Wenhan memukulkan tinjunya ke kasur dengan geram. Apa maunya orang ini? Benarkah semua itu berbuatan Yang Zi? Sedendam itukah wanita itu padanya? Lalu siapa yang meneror sang kakak? Wenhan tiba-tiba  merasakan sakit kepala sebelah.

******

CHAPTER 4 : "Hate New People!"


Hari ini Xiao Zhan akan bertemu dengan Li Qin, wanita cantik blesteran jepang dari Perusahan Han. Sejak Wenhan mengetahui kedekatan Xiao Zhan dengan Li Qin membuat wajahnya semakin suram. Tidak jauh berbeda dari Yibo. Dia merasakan jika Li Qin bukan wanita yang baik untuk Zhan Ge-nya.  Wanita itu mengancam perjuangan cinta si kembar terhadap Xiao Zhan. Apalagi setelah mereka tahu, jika dulu sang gege menyukai wanita itu.

Li Qin adalah wanita pujaan Xiao Zhan kala dia kuliah. Namun, Li Qin dikabarkan pindah ke Jepang bersama orang tuanya. Setelah itu, tidak ada kabar dari wanita ini. Wenhan dan Yibo sempat kaget saat pertama kali Li Qin singgah ke rumah. Dulu mereka hanya tahu dari cerita orang lain. Belum benar-benar paham paras Li Qin. Sekalipun Li Qin wanita yang di sukai Xiao Zhan, Wenhan dan Yibo tidak mengenal dengan baik. Pasalnya, perempuan itu senior sang gege. Mereka tidak menyangka jika musnahnya Mubo menumbuhkan Li Qin sebagai generasi berikutnya untuk menjadi rival.

Entah mimpi apa tadi malam, Li Qin datang  kembali ke rumah bersama Xiao Zhan. Wanita dengan berjalan dengan anggun lalu duduk bak ratu. Wenhan semakin ingin menendangnya jauh-jauh dari Xiao Zhan. Yibo memperhatikan penampilan Li Qin dari atas hingga bawah. Bukan berati dia menyukai wanita nggarangan itu. Hanya saja, dia terlihat sangat familiar. Yibo merasa telah bertemu dengan wanita di hadapannya jauh sebelum sang kakak membawa wanita itu pulang.

Saat Xiao Zhan sibuk mengganti baju dan menyiapkan minuman untuk Li Qin, Wenhan dan Yibo sengaja duduk dengan tatapan setajam silet. Tidak sengaja mata Wenhan melihat gantungan kunci yang pernah ia lihat di seseorang yang telah lama meninggal.  Wenhan dan Yibo saling bertatap lama. Entah mereka membicarakan apa lewat kedua matanya.

Li Qin bukan tidak peka jika kedua pemuda itu membencinya. Namun, ia bersikap dewasa. Kadang pula ia mengikuti sifat kekanakan dari mereka. Ia meletakan tas mahalnya di meja.

"Zhan Ge, sudah mempunyai pacar?" ucap Li Qin tiba-tiba membuyarkan semua khayalan buruk WenYi.

"Sudah! Jangan dekati dia!" ketus Wenhan. Tidak lupa, Yibo turut serta memberi pelototan mata yang mengerikan. Li Qin hanya tertawa lucu.

Lin Qin berbeda dari gadis-gadis yang mereka pernah ancam. Gadis di depannya bahkan tidak takut sama sekali. Wenhan semakin yakin, jika gadis di depannya adalah orang yang sengaja datang untuk mengambil Xiao Zhan. Li Qin dengan santai menatap kedua pemuda tampan, seperti tatapan memuja. Ralat. Tatapan menyelidik dari seorang wanita.

Love and Death✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang